NovelToon NovelToon
Dunia Dalam Mimpi

Dunia Dalam Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lekyusi Dj

Mimpi dan dunia nyata adalah hal yang berbeda. Tetapi bagaimana jika ada dunia di dalam mimpi? Seperti yang dialami oleh Devalina, takdir hidupnya seperti sebuah lelucon. Wanita yang terlahir dengan penuh kesempurnaan, kini harus menemukan letak ketidaksempurnaan dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lekyusi Dj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 34 FIRASAT BURUK

“Va, kamu kenapa? Kok ngelamun kayak gitu?” Tanya Roland

“Ohh, enggak kak. Aku lagi mikirin tugas kampus aja.” Kataku berbohong

“Enggak usah dipikirin soal tugas Va, dibawa santai aja. Kalau kamu kepikiran bisa-bisa kamu stress sendiri lagi.” Nasehatnya

Aku tersenyum mendengar nasehat yang sebenarnya tidak berguna lagi untukku.

“Ohh iya kak, kalau boleh tau kakak dulu kuliahnya dimana ya?” Tanyaku

“Aku kuliah di luar negeri Va, tapi aku enggak lama di luar negeri. Setelah satu tahun disana, aku mutusin lanjut kuliah disini.” Jelasnya

Apa ini? Kok ceritanya berbeda? Yang aku ingat dia menyelesaikan kuliahnya di luar negeri. Kok sekarang cerita dia berbeda?

“Kalau boleh tau kenapa kakak malah mutusin pindah kesini?” Tanyaku lagi

“Enggak ada yang penting sih, hanya aja aku ngerasa lebih nyaman di sini. Di luar negeri biaya kehidupan disana lebih mahal berbanding terbalik dengan disini.” Jelasnya

Aku mengangguk paham.

Firasatku buruk soal keanehan ini, entah kenapa aku merasa Roland mengetahui sesuatu.

Aku berusaha menepis perasaanku, aku harus terlihat biasa di depan Roland.

“Kamu tau nggak Va, CEO yang kerjasama dengan aku orangnya baik banget. Beliau biasa ngasih donasi ke lembaga-lembaga sosial yang membutuhkan, bahkan beliau udah berencana ngasih fasilitas lengkap untuk

salah satu sekolah di pelosok desa gitu. Tapi kayaknya rencananya enggak berjalan dengan lancar, soalnya ada yang ngambil ahli   dan rencana itu enggak berhasil.” Katanya sambil menatapku dengan tatapannya yang terlihat menakutkan.

Aku menelan ludah dengan susah mendengar yang dikatakan Roland, entah kenapa perkataannya seperti memiliki makna yang berbeda.

“Mungkin aja ada yang lebih dulu nyumbang kak, kan enggak apa-apa kalau misalnya banyak orang yang berbuat baik. Pak CEO itu kan bisa ngasih donasi ke sekolah-sekolah lain yang membutuhkan.” Kataku berusaha bersikap  tenang

“Benar sih yang kamu bilang, hanya saja sekolah ini udah ditargetkan oleh beliau dari 3 bulan lalu. Jadi agak mengecewakan aja kenapa bisa mereka lebih milih terima donator dari orang lain ketimbang dari beliau.” Katanya lagi.

“Mungkin bukan sekolah itu yang beruntung dapat dana dari Pak CEO itu kak.” Kataku

Percakapan kami terpotong saat pelayan datang membawakan makanan untuk kami.

Aku merasa sedikit tenang karena tidak harus berada dalam situasi tegang bersama Roland. Entah kenapa hawa yang diciptakan Roland membuatku semakin takut.

Setelah bertarung dengan waktu, akhirnya aku bisa pulang ke rumah.

Aku masih merasa gelisah dengan obrolan antara aku dan Roland tadi. Sepertinya dia memang mengetahui sesuatu tentang kejadian di desa Bu Sumi. Kalau enggak mana mungkin dia tiba-tiba mengungkit soal Pak Mahendra dan juga tentang donasi yang dilakukannya.

Aku memasuki rumah dengan tangan dingin dan juga gemetar.

“Sayang, kamu enggak apa-apa kan?” tanya Bunda yang menghampiriku

“Aku? Aku enggak apa-apa Bun.” Kataku masih dengan posisi takut.

“Bohong, wajah kamu pucat banget sayang. Terus tangan kamu juga dingin banget. Jujur sama Bunda apa yang terjadi sama kamu?” Tanya Bunda

Aku tidak menjawab pertanyaan Bunda, aku tidak mungkin menjelaskan tentang percakapan antara aku dan Roland di restoran tadi.

Merasa tidak mendapat responku, Bunda menarik tanganku dengan halus lalu mendudukanku di sofa.

“Kak Sumi, tolong bawakan air hangat untuk Eva ya kak.” Kata

Bunda

"Baik nya." Jawab Bu Sumi

Selang beberapa menit Bu Sumi datang membawakan air.

“Apa yang terjadi dengan Non Eva, Nya?” Tanya Bu Sumi

“Aku juga enggak tau kak, tadi dia bilang enggak apa-apa. Tapi coba lihat kondisinya bertolak belakang dengan yang dia katakan.” Kata Bunda

“Apa saya buatkan susu saja untuk Non Eva?” tanya Bu Sumi

“Iya boleh, tolong ya kak.” Kata Bunda

Aku tidak memasuki percakapan mereka, bisa dikatakan aku masih syok dengan semua rentetan obrolan aku dan Roland. Dia seperti ingin mengatakan bahwa dia sudah mengetahui semuanya, tidak ada yang bisa ditutupi darinya.

“Sayang, apa sebaiknya kita panggil dokter Pratama saja?” tanya Bunda

Mendengar suara lirih bunda membuatku tersadar, aku tidak boleh begini. Bunda pasti khawatir dengan keadaanku.

“Bunda, maafin Eva. Ini aku mungkin cuman kecapean aja, terus juga aku tadi kedinginan di luar. Aku tadi kena hujan sedikit jadi mungkin itu yang buat muka aku pucat dan tangan aku dingin.” Jelasku berbohong.

“Astaga sayang, kalau gitu Bunda buatkan kamu bubur dulu. Setelah itu kamu minum obat dan istirahat ya.” Kata Bunda

Aku mengangguk lalu berjalan menuju ke kamar.

***WARNING!!***

***BLOOD/VIOLENCE***

Aku membukakan mataku dan mendapati diriku sedang berada di sebuah ruangan kosong. Aku mencoba menggerakan tangan dan kakiku, tapi aku tersadar tangan dan kakiku terikat dan juga mulutku tertutup oleh lakban.

“Apa yang terjadi padaku?” Tanyaku dalam hati

“Hai manis, kamu sudah sadar?”

Kata seseorang yang kuyakini adalah Roland.

Apa yang dilakukannya, sedang apa dia berdiri di hadapanku. Dia membuka lakban di mulutku.

“Apa yang kamu lakukan padaku?” Tanyaku

“Saya sedang melakukan apa? Tentu saja saya sedang bersenang-senang.” Katanya dengan wajah menyeringai.

“Kamu gila? Lepaskan ikatan pada tangan dan kaki saya. Apa yang terjadi denganmu” Kataku heran.

“Sabar dong manis, saya tidak bisa melepaskannya begitu saja. Susah payah saya membawa kamu kesini.” Katanya

“Apa maksud kamu?” Katanya

“Kamu lupa, atau sedang berpura-pura lupa? Bukannya kamu sudah mengetahui semuanya? Rencana saya yang mendekati kamu dan juga tujuan saya sebenarnya untuk menghancurkan keluarga kamu” Katanya

Aku bingung, bagaimana dia bisa mengetahui semuanya. Aku tidak pernah menceritakan ini kepada siapapun, tapi dia mengetahuinya dari siapa?

Tanpa aku sadari dia menampar wajahku dengan keras.

“Dasar perempuan murahan, karena kamu dan juga kekasihmu rencana saya berantakan.” Katanya tiba-tiba membentaku

Kekasih? Siapa kekasihku?

“Siapa maksud kamu?” Tanyaku

Dia mengarahkan wajahku dengan kasar ke arah sudut ruangan.

Mataku melotot saat melihat Delon yang tidak berdaya di sudut sana. Bahkan wajahnya penuh dengan luka dan juga darah. Dia terus menerus disiksa oleh sekumpulan orang-orang yang tidak aku kenal.

“Hentikan, apa yang kalian lakukan.” Teriaku

Tanpa sadar air mataku mengalir, aku tidak sanggup melihat wajah Delon yang babak belur.

Roland membalikan wajahku ke arahnya lalu menamparku lagi.

“Siapa kamu berhak menghentikan mereka? Kamu tidak usah khawatir setelah ini adalah bagianmu. Nikmatilah pertunjukkan ini sebelum giliranmu tiba.” Katanya

Aku tidak perduli dengan perkataan Roland, aku hanya berharap mereka menghentikan tindakan yang mereka lakukan. Delon terlihat tidak berdaya bahkan tubuhnya sudah dipenuhi memar.

Aku terus berusaha berteriak memanggil namanya, dia melihat ke arahku lalu tersenyum sambil mengatakan sesuatu yang tidak bisa ku dengar dengan jelas. Setelah itu dia menutup matanya dan tubuhnya tidak bergerak lagi.

“DELON” Teriaku dalam tangis

1
Ayang
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!