Air Mata Istri

[SLURP!]

Desi menyeruput kopi hitam.

"Suf, kamu nggak nengok Gea?"

"Aduh, Ma. Yusuf lagi banyak banget kerjaan di kantor."

"Suf, kasihan loh Gea. Dia nungguin kamu dari kemarin. Apalagi sebentar lagi kamu akan menikah dengan dia. Kondisi Gea mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya."

"Ma, bukannya Yusuf tidak nurut sama mama. Tapi Yusuf masih memiliki istri, dan Yusuf nggak mau poligami."

Yusuf menikmati susu hangatnya. Dia juga sarapan roti isi coklat.

"Buat apa kamu masih mikirin wanita itu?" Desi mulai tersulit emosi. "Dia aja nggak peduli sama kamu 5 tahun yang lalu. Buat apa kamu masih mikirin wanita seperti dia?"

"Karena Yusuf yakin, Fatimah memiliki alasan kuat."

"Terserah kamu aja! Mama pokoknya nggak mau kamu balikan lagi sama wanita itu! Mama nggak sudi punya mantu mandul kayak dia!" Desi tampak sangat kesal sekali. "Mama pokoknya nggak mau kamu balikan lagi sama wanita itu! kalau kamu masih bersama dengan wanita itu, mama akan coret kamu dari daftar warisan keluarga Cempaka Putih!"

"Yusuf nggak akan pernah menyerah buat bisa bersama dengan Fatimah. Karena Yusuf sudah berjanji di hadapan Allah. Kalimat ijab qobul yang telah Yusuf ucapkan, ketika akad adalah sesuatu yang sakral dan suci. Mama nggak bisa meminta Yusuf untuk menceraikan Fatimah. Karena Fatimah adalah istri solehah."

"Dasar kamu keras kepala Yusuf! Mama itu nggak mau hidup kamu sengsara gara-gara wanita mandul itu! buat apa kamu menikahi wanita yang gak bisa ngasih kamu keturunan sama sekali! Mama itu sangat malu dengan teman-teman mama yang sudah memiliki cucu! Sampai kapan kamu harus bersama dengan wanita itu! lebih baik kamu itu nikahi dia! dia memiliki bibit, bobot dan bebet yang baik."

"Cinta tidak bisa dipaksakan, Ma. Karena Yusuf sudah berjanji tidak akan pernah menikah lagi ataupun menceraikan Fatimah. Dia adalah wanita yang terbaik untukku."

"Halah! dia itu cuman wanita yang gak jelas asal-usulnya! Buat apa kamu nikahi wanita yang seperti itu! Lebih baik kamu itu ceraikan dia! setidaknya status kamu itu sudah jelas." Desi kesal. "Wanita seperti itu cuman ingin harta dari keluarga kita saja! dia nggak pantes kamu jadikan istri! Lagian dia itu nggak sempurna menjadi seorang istri yang mandul!"

"Ma, kenapa Mama mengatakan seperti itu? bagaimana kalau Fatimah bisa memiliki seorang keturunan?"

"Itu semua nggak mungkin! jelas-jelas hasil tes labnya menunjukkan, kalau Fatimah itu akan sulit hamil. karena kandungannya juga bermasalah!"

"Tapi dengan izin Allah, hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Yusuf yakin kalau Allah memiliki rencana lain. Mungkin saja waktunya belum tepat Fatimah memiliki keturunan denganku."

"Kamu itu menikah dengan dia hampir 5 tahun Yusuf! Bahkan dia pun malah hamil diluar kandungan! Udahlah ngapain sih kamu pakai mempertahankan hubungan pernikahan kamu dengan dia!" Kesal Desi.

"Ya udah, Ma. Yusuf males berdebat dengan mama. Percuma kalau sikap Mama tetap keras kepala. Mau bagaimanapun juga Fatimah itu masih istriku!"

"Terserah kamu! karena mama tidak ridho kamu masih bersama dengan Fatimah!"

Yusuf beranjak dari tempat duduknya. dia langsung pergi ke kantor.

"Assalamualaikum, Yusuf berangkat dulu ke kantor." Yusuf tidak lupa untuk mencium punggung telapak tangan ibunya. Meskipun usai berdebat dengan ibunya.

"Waalaikumsalam!" Balas Desi.

Ilustrasi Yusuf.

...****************...

Ilustrasi mobil Yusuf

Yusuf mengendarai mobil Jeep hitamnya. Dia segera untuk menuju ke kantor. Di tengah perjalanan dia melihat sosok Fatimah yang berjalan di sebuah toko kue bersama dengan bocah laki-laki. Hingga akhirnya dia pun memarkirkan mobilnya. Lalu dia segera untuk membuntuti Fatimah dan bocah laki-laki itu.

"Sebenarnya bocah laki-laki itu siapa?" Yusuf menatap punggung belakang bocah laki-laki itu Yang bergandengan tangan dengan Fatimah. "Tapi kenapa aku merasa begitu sangat dekat sekali perasaanku ketika menatap bocah laki-laki itu? Ya Allah siapa sebenarnya anak itu?"

Yusuf mengawasi Fatimah dan bocah laki-laki itu. dia melihat bocah laki-laki itu memilih kue cheese cake.

"Ya Allah, kenapa kue kesukaanku, sama dengan kue yang diambil bocah laki-laki itu? Siapa sebenarnya bocah laki-laki itu Ya Allah?" Pikir Yusuf, kedua matanya tidak terlepas menatap mereka berdua. "Aku harus cari tahu tentang mereka berdua. Dan aku nggak mau sama sekali kehilangan informasi sedikitpun tentang mereka berdua."

*

di Rumah Sakit Umum Jakarta, Gea berada di ruang rawat inap VIP. Kondisinya masih belum membaik. dia bahkan seharian menangis karena kedua kakinya tidak bisa digerakkan sama sekali.

"Ya Allah! aku nggak mau lumpuh seperti ini! Bagaimana nanti Mas Yusuf tidak bisa menerimaku sebagai istrinya? Apakah dia akan membatalkan pernikahannya denganku?"

Gea memukul-mukul kedua kakinya yang tidak bisa digerakkan sama sekali. Dia tampak begitu sangat depresi dengan kondisinya sekarang. Dia bahkan berusaha untuk turun dari ranjang tempat tidurnya, namun dia malah terjatuh di lantai kamarnya.

*

Hari Sabtu, acara akad nikah Vika dengan Argantara. Alicia pun datang menyaksikan pernikahan mereka. ia menatap mereka dari jauh. Hatinya terasa begitu sangat susah sekali. Dia berusaha untuk membendung air matanya agar tidak terjatuh dari kedua pelupuk matanya.

"Kenapa Mas argantara lebih memilih wanita itu dibandingkan denganku? Apa kurangnya aku dibandingkan dengan wanita itu? Kenapa Mas Argantara tega?" Batin Alicia.

Alicia pun menyaksikan acara akad nikah mereka berdua. Dia juga mendengarkan kalimat ijab kabul yang telah diucapkan oleh Argantara. Dia merasa begitu sangat sesak sekali. Bahkan kedua matanya berkaca-kaca.

"Jika cinta itu tidak bisa kamu miliki, mungkin saja Allah mempertemukan kamu dengan dia hanya sebagai ujian kehidupan. Ikhlas adalah sebuah cara yang begitu sangat sulit," Alicia pun pernah mendengarkan sebuah kajian tentang kalimat itu. Namun rasa Ikhlas itu begitu sangat sulit untuk dijalani, karena tidak semudah kalimat yang terucap dari mulut siapapun.

Alicia menarik nafasnya dalam-dalam. Dia berusaha tersenyum, meskipun dia tidak sanggup untuk melihat pemandangan di hadapannya.

"Seharusnya aku yang berada di sana, bukan dia, Mas." Alicia menggumam dalam hati kecilnya. Dia menggenggam erat tangan Zakaria.

"Udah, ikhlasin aja. mungkin Allah mempertemukan kamu dengan dia, agar kamu bisa berubah menjadi yang lebih baik." Zakaria menatap wajah Alicia. " menurutku penampilanmu yang sekarang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Mungkin saja Allah akan memberikan jodoh yang terbaik untukmu."

Alicia menatap Zakaria. Kedua matanya berkaca-kaca. Namun dia berusaha untuk tidak cengeng. Dia menganggukan kepalanya menatap sorot kedua mata Zakaria.

"Setelah acara ini, kamu akan aku traktir minum es krim sepuasnya," ucap Zakaria dengan nada sedikit berbisik.

"Makasih, Mas," balas Alicia.

...****************...

Bersambung...

Gimana ya nasib pernikahan Yusuf dan Fatimah?