Apa yang diharapkan Oryza pada pernikahan yang berawal dari kesalahan? Kecelakaan malam itu membuatnya terikat dengan Orion sang pebisnis terkenal sekaligus calon tunangan adiknya, bukankah sudah cocok disebut menjadi antagonis?
Ia dibenci keluarganya bahkan suaminya, sesuai kesepakatan dari awal, mereka akan berpisah setelah anak mereka berusia tiga tahun dengan hak asuh anak yang akan jatuh pada Oryza. Tapi 99 hari sebelum cerai, berbagai upaya dilakukan Oryza mendekatkan putranya dengan sang suami juga adiknya yang akan menjadi istri selanjutnya. Surat cerai tertanda tangani lebih cepat dari kesepakatan, karena Oryza tau ia mungkin sudah tiada sebelum hari itu tiba
Jangan lupa like, vote dan komen ya🙏🏼
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mukarromah Isn., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal
Kehilangan, kepergian, perpisahan dan...
Kematian
Orion termenung di ruang kerjanya menatap berkas-berkas yang menumpuk diatas meja, pikirannya tak bisa konsentrasi sama sekali saat istrinya seakan memberinya kode untuk dipecahkan. Empat kata keramat itu, entah kenapa sering diucapkan Oryza akhir-akhir ini. Apa maksudnya? Dia sudah bertanya langsung dengan Oryza, namun istrinya bilang tak akan berniat kabur. Orion menghela nafasnya, mungkin itu hanya pikiran negatifnya yang membuatnya ketakutan sendiri
Tangan kanannya membuka laci di bawah meja, meraih map coklat yang terbungkus rapi sejak hampir empat tahun lalu. Ia membukanya perlahan, sebuah surat perceraian yang ia tanda tangani sendiri dengan bodohnya hanya karena Alice. Tak bisa membayangkan bagaimana menjadi Oryza saat itu, merasa tak dihargai dirumahnya, menjalani keterpaksaan dalam biduk rumah tangga dengan suaminya, juga cinta yang tak kunjung berbalas sampai hatinya lelah dan memilih menghapus rasa itu perlahan
"Aku tak akan sanggup" Orion menggelengkan kepala, jika seandainya ia berada di posisi Oryza mungkin saja ia sudah lama menghilang. Apalagi tak bisa dibayangkan kalau kasus perceraian mereka sudah dibawa ke pengadilan dan ia baru mengetahui semuanya saat ia dan Oryza sudah resmi berpisah secara agama dan negara
"Pak, anda harus meeting dengan klien dari Inggris sebentar lagi" suara Ares, asisten pribadinya membuyarkan lamunan Orion. Ia menaruh surat itu diatas meja dan langsung berdiri merapikan penampilannya. Ia yakin, tak akan ada yang berani masuk dalam ruangannya saat ia tak ada
Sementara diluar, wanita bergaun merah melangkahkan kakinya masuk di dalam perusahaan, resepsionis tak bertanya karena jelas tau kalau itu adalah adik presdir mereka. Tak ada yang mencegahnya masuk, sampai kedalam ruangan. Bahkan sekretarisnya saja membiarkan karena Silvi mengatakan disuruh kakaknya mengambil sesuatu. Senyum penuh kemenangan terbit di bibir wanita itu, apalagi mata tajamnya menatap surat diatas meja. Semakin lebarlah senyum di bibir merah itu
"Aku tak membencimu Oryza, aku hanya ingin kamu merasakan bagaimana rasanya dulu saat aku dipermalukan didepan umum karena ditolak Rendra. Kamu juga akan merasakan hal yang sama, aku tak tau apa yang membuat Kak Orion gagal menceraikanmu dan memilih memutuskan Alice, tapi aku yakin ini adalah rencana licikmu. Sama seperti dulu yang berlagak tak menginginkan Rendra tapi tetap bersama laki-laki itu. Kamu pasti melakukan hal yang sama untuk Kak Orion, hingga dia memutuskan hubungannya dengan Alice"
"Kamu akan tau bagaimana rasanya dipermalukan didepan keluarga besar langsung. Aku yakin setelah melihat ini, maka mereka akan mendukung keputusan Kak Orion untuk berpisah, apalagi aku berhasil mendapatkan fotomu dengan dokter itu. Kamu akan dituduh berselingkuh sampai kamu tak akan punya muka lagi untuk kembali" Keyakinannya kuat dengan pemikirannya sendiri, apalagi ditambah tanda tangan Orion yang sudah tertera disana. Bukankah artinya jelas jika Orion lah yang begitu menginginkan perceraian?. Ditambah bukti foto Oryza dengan dokter yang ia kenal sekali salah satu teman Rendra. Ia akan membuat mereka berpikir Oryza selingkuh dan Orion ingin bercerai. Bukankah itu akan menjadi cerita yang sempurna?
.
"MAMA"
Oryza langsung tersenyum merentangkan tangan saat sang putra sudah menyambutnya didepan pintu
"Maaf, mama sedikit lama"
"Mama menangis?" Tangan kecil itu mengusap mata ibunga yang kentara sekali sudah banyak menangis
"Mama tidak menangis. Ini hanya kena debu tadi" ia mengatakan pada putranya tak boleh berbohong, tapi ia sendiri yang berbohong, aneh memang, namun orang tua kadang begitu
"Mama jangan pergi lagi"
"Apa?" Oryza menajamkan telinganya
"Mama jangan pernah pergi lagi"
"Wah, pintar sekali, sekarang Saga sudah bisa mengucap R dengan jelas" ucapnya tertawa dan mencium wajah putranya sampai membuat anak kecil itu kegelian
"Mama, kata papa nanti kita pergi main ya?"
"Iya, Saga ingin main apa?"
"Saga ingin main banyak, sama mama dan papa"
"Tunggu papa pulang kerja dulu ya nak, nanti kita pergi main bareng"
"Bibi pulang saja, biar nanti Saga saya yang jaga" ucapnya pada baby sitter anaknya yang kebetulan rumahnya tak jauh
"Terima kasih buk"
"Hati-hati"
"Mama bawa apa?"
"Ini teropong, bisa dipakai untuk melihat bintang"
"Bintang?" Mata kecil itu berbinar membuat Oryza semakin gemas mengecupnya
"Iya, bintang di langit. Kalau dari sini terlihatnya kecil sekali, tapi kalau dari ini, terlihatnya besar"
"Saga juga mau liat bintang"
"Nanti malam ya sayang"
"Oke kapten"
"Hahaha" Oryza tertawa namun dalam hati meringis sendu, tawa itu, suara itu, tingkah laku putranya mungkin tak bisa lagi dilihatnya
"Mama sayang Saga"
"Saga juga sayang dengan mama"
"Kalau mama pergi jangan nangis ya? Janji?"
"Janji, Saga janji nggak akan nangis" Oryza lagi-lagi mengabadikan moment itu lewat kameranya, setidaknya nanti ketika dewasa dan Saga bersedih, maka ia bisa melihat bagaimana janjinya dulu ketika masih kecil pada ibunya
.
BRAKKK
Orion membuka dengan kasar pintu rumahnya. Mata laki-laki itu menyorot tajam adik dan ibunya yang duduk di ruang tamu, terutama pada adiknya itu. Silvi menelpon dengan mengatakan omong kosong dan membuatnya murka. Menuduh istrinya berselingkuh? Apa ia masih waras?
"Jaga sikapmu Orion"
"Apa mama ingin membicarakan hal penting?"
"Apa maksudnya surat cerai ini? Dan apa maksud Silvi dengan Oryza selingkuh dari foto itu? Kamu menceraikan istrimu?" Nada wanita paruh baya itu benar-benar datar membuat Orion semakin menatap tajam adiknya, sekretarisnya baru saja melapor kalau perempuan itu dari ruang kerjanya padahal ia tak pernah menyuruh silvi mengambil apapun. Apalagi perempuan itu mengambil surat cerai diatas mejanya. Lancang sekali
"Siapa yang selingkuh? Dan siapa yang bercerai?" Nadanya menajam, tanda ia benar-benar marah saat ini
"Lalu kamu bisa jelaskan maksudnya? Jelas ini bukan mainan"
"Aku tak akan pernah menceraikan istriku"
"Kak, kamu tak perlu membela Oryza segitunya, aku tau kamu sejak awal ingin bercerai dengan wanita itu kan?"
"Panggil dia kakak, dia adalah istriku dan kakak iparmu"
"Apa maksudnya ini? Kakak membelanya padahal sudah jelas ia bersalah?"
"Untuk apa kamu mengirimiku foto itu? Berharap aku akan terpengaruh dan menceraikan istriku? Apa maksudmu ikut campur dalam urusanku?" Silvi menegang, tak menyangka dengan reaksi kakaknya
"Tapi dia..."
"DIAM!!!"
"Aku tak tau apa tujuanmu sebenarnya Silvi. Apa kamu melakukannya karena dendam pada Oryza atau bekerja sama dengan Alice, aku tak tau. Tapi yang perlu kamu tau, aku tak akan pernah menceraikan istriku sampai kapanpun"
"Lalu apa maksudnya surat cerai itu?"
Srekkk
Orion merobek surat itu dengan mudahnya
"Ini adalah awal kebodohanku"
"Satu lagi, jangan pernah menuduh Oryza selingkuh. Karena yang sebenarnya selingkuh adalah aku, kakakmu yang br*ngs*k ini" ucapnya kemudian keluar dengan membanting pintu keras
.
MAAF NGGAK BISA BALES KOMEN KALIAN, TAPI AUTHOR BACA KOK🙏🏼😗
Terima kasih😍
Oryza 😭😭😭😭😭🤧
begitulah versi cerita ni... semua feeling jg ada d situ d uli sebati ole author. huhhh sedih bnget ya
karena Allah lebih tahu bahwasanya kita tidak boleh terlalu terlena & memuja yg ada di dunia ini tanpa mengingat penciptanya... Allah mengambilnya supaya kita selalu mengingat & berdoa kepada sang pencipta