"Kejamnya ibu tiri tak sekejam ibu kota" peribahasa ini tidak tepat bagi seorang Arini, karena baginya yang benar adalah "kejamnya ibu tiri tak sekejam ibu mertua" kalimat inilah yang cocok untuk menggambarkan kehidupan rumah tangga Arini, yang harus hancur akibat keegoisan mertuanya.
Tidak semua mertua itu jahat, hanya saja mungkin Arini kurang beruntung, karena mendapatkan mertua yang kurang baik.
*Note: Cerita ini tidak bermaksud menyudutkan atau menjelekan siapapun. Tidak semua ibu mertua itu jahat, dan tidak semua menantu itu baik. Harap bijak menanggapi ataupun mengomentari cerita ini ya guys☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom's chaby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TUJUH BELAS
Malam itu Alfian menyempatkan diri pulang ke rumah Arini.
"Mas Alfian, kebetulan sekali kamu datang. Aku masak masakan kesukaan kamu. Ayo kita makan bareng mas." Ajak Arini.
"Enggak. Aku udah makan tadi. Kamu aja." Jawab Alfian dingin.
"Kamu nginep disini kan mas?." Tanya Arini.
"Iya." Jawab Alfian. Lalu mandi, dan berganti pakaian. Setelah itu dia berbaring di samping anaknya yang sudah terlelap.
Tiga puluh menit kemudian, Arini menyusul ke kamar. Dia berbaring di dekat Alfian. Jujur saja, Arini memang sangat merindukan suaminya itu, karena sekarang Alfian jarang pulang.
Arini ingin sekali memeluknya, tapi melihat sikap yang ditunjukan Alfian belakangan ini, membuatnya tidak berani melakukannya. Apalagi saat ini, Alfian langsung membalikan badan, memunggungi Arini, yang baru saja berbaring disampingnya. Biasanya Alfian lah yang akan memeluknya, jika mereka tidur. Tapi sekarang semuanya berubah. Alfian yang sekarang bukanlah Alfian yang dulu. Alfian yang mencintai dan memperlakukannya dengan lembut. Kini, jangankan bersikap manis, melihatnya saja, Alfian seperti tak ingin.
Air mata Arini menetes karena merasakan sakit dihatinya, mengingat perbedaan sikap Alfian yang dulu dan sekarang, yang amat jauh berbeda, dan Arini sadari semua ini terjadi karena pernikahan suaminya dengan Sandra.
Dan yang lebih membuatnya sakit hati adalah, saat Arini teringat janji Alfian dan juga bu Ratih, saat memintanya menyetujui pernikahan itu. Dadanya semakin sesak terasa.
Orang yang dia cintai dan percaya ternyata telah mengkhianatinya. Kini Arini percaya, bahwa tidak ada cinta yang abadi di dunia ini.Tidak ada orang yang bisa kita percayai selain diri sendiri. Karena ternyata orang yang kita cintai dan mencintai kita pun bisa berubah
.....
Semakin lama, sikap Alfian semakin dingin dan acuh. Bahkan kini dia tidak pernah lagi menginap dirumah Arini. Alfian hanya datang seminggu sekali menemui Arini hanya sekedar untuk memberikan uang nafkah, yang tak seberapa, setelah itu dia kembali ke rumah Sandra.
Alfian sudah semakin jauh. Bahkan dia seolah tak ingat pada anaknya. Ini semakin menambah luka dan rasa sakit dihati Arini.
Hampir setiap malam Arini tidak bisa tidur, karena terus menangis, kadang hampir sampai pagi, mengingat dulu bagaimana sikap dan cinta Alfian padanya. Juga janji yang di ucapkan sebelum dia menikahi wanita bernama Sandra itu. Tak hanya Alfian, Hingga tak heran jika kini badanya semakin kurus, wajahnya pucat, membuat penampilannya semakin terlihat tak menarik dimata Alfian, yang semakin membandingkannya dengan Sandra yang sangat menggoda dan menggairahkan.
Bu Dasima dan orang-orang di kampung Arini akhirnya tahu tentang pernikahan Alfian dan anak bos nya itu. Banyak yang menyayangkan kenapa Arini mau di madu, terutama bu Dasima yanh merasa sangat iba melihat nasib anak perempuannya itu.
"Maafkan ibu Rin. Ibu tahu kalau perceraian itu sangat dibenci Tuhan, tapi ibu nggak mau lihat kamu seperti ini. Punya suami, tapi seperti janda. Sebaiknya kamu pisah saja sama Alfian."
"Tapi bu, kalau Arini dan mas Alfian pisah, bagaimana nasib Razka?."
"Kamu nggak perlu takut. Ibu yakin Razka akan baik-baik saja walau tanpa kehadiran bapaknya. Kamu lihat sendiri kan, sekarang pun bapaknya tidak pernah ada untuk Razka."
Percakapan Arini dan bu Dasima beberapa waktu yang lalu, tiba-tiba terngiang di telinga Arini. Dia mulai memikirkan ucapan ibunya itu, yang menurutnya benar.
Pernikahan Alfian dan Sandra yang sudah banyak diketahui orang-orang di kampung Arini maupun dikampung Alfian, membuat Arini menjadi buah bibir di kampungnya. Ini membuat telinga dan hati Arini semakin panas dan sakit.
....
Hari ini bu Ratih mengadakan syukuran dirumahnya. Dia meminta Arini hadir, untuk ikut membantu memasak jamuan untuk para tamu. Arini tidak akan datang, tapi Rosa menyusulnya, hingga ia terpaksa datang membawa anaknya. Dalam hati dia berharap bisa bertemu Alfian di rumah bu Ratih, tapi nyatanya dia tidak ada disana.
Arini sedikit terperangah, melihat perubahan di dalam rumah mertuanya, yang kini diisi barang-barang bagus dan mewah. Tak heran, mungkin karena sekarang pak Hardiman dan Alfian sudah menjadi wakil perusahan peternakan.
Arini langsung menuju dapur, membantu memasak bersama Nena, juga kerabat bu Ratih yang lain hingga semua hidangan selesai dimasak. Sedangkan Razka bermain bersama Farid, anak Rosa.
"Gimana kabar kamu Arini?." Tanya salah satu kerabat bu Ratih.
"Alhamdulillah baik." Jawab Arini.
"Razka mana?." Tanya Nena.
"Itu kak. Di depan, main sama Farid.
"Ohh."
Nena dan kerabat bu Ratih bersikap baik dan hangat pada Arini, berbeda sekali dengan bu Ratih yang sedikit mengabaikannya. Bahkan dia tidak menyapa atau menanyakan Razka. Sampai saat itu, Arini masih berbaik sangka, mungkin bu Ratih sudah bertemu dan menyapa Razka saat dia tidak ada.
Acara syukuran akan diadakan bada Ashar, dan saat ini jam menunjukan pukul setengah dua siang. Dibantu Nena dan Tedi, Arini menggelar permadani di ruang tamu juga di teras depan.
Arini juga mulai menata makanan kecil dan ari mineral gelas untuk para tamu.
" Assalamualaikum." terdengar suara seseorang mengucap salam. Suara itu sudah tidak asing di telinga Arini. Suara Alfian, suaminya.
"Wa alaikum salam." Arini menjawab salam dengan suara pelan.
Dulu dia akan sangat senang mendengar suara itu, tapi sekarang rasanya sangat berbeda.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
.
.
.
Bersambung 🌿
follow me ya thx all