Gadis suci harus ternoda karena suatu keadaan yang membuat dia rela melakukan hal tersebut. Dia butuh dukungan dan perhatian orang sekitarnya sehingga melakukan hal diluar batas.
Penasaran dengan ceritanya, simak dan baca novel Hani_Hany, dukung terus yaa jangan lupa like! ♡♡♡♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Beberapa bulan kemudian tepatnya pada bulan September 2019. Diana bertemu Hana di Kampus ketika Diana setelah mengambil ijazah.
"Hana, kamu apa kabar?" tanya Diana.
"Diana, kamu apa kabar? Kemana saja selama ini? Nomor kamu ganti ya, aku selalu menghubungimu tapi tidak pernah aktif. Aku sudah tanya Ni'mah juga tidak tau! Kamu kenapa Diana? Cerita dong!" tanya Hana beruntut sambil memeluk Diana. Mereka bertemu di Pascasarjana tanpa disengaja.
"Ceritanya panjang Hana." ucapnya sendu.
"Kamu tidak menganggapku sahabat Diana, baiklah." ucap Hana bangkit dari kursi hendak pergi tetapi ditahan tangannya oleh Diana.
"Bukan Hana. Mari kita bicara ditempat aman." ajak Diana.
"Kita ke rumah ku saja Diana." ucap Hana lagi lalu Diana mengangguk. "Apa urusanmu sudah selesai?" tanya Hana memastikan.
"Aku telah mendapatkan ijazahku Hana." jawabnya sambil tersenyum dengan memperlihatkan ijazahnya dalam map.
"Ayo lah. Aku bawa motor kok. Kamu?" tanya Hana.
"Aku tadi naik ojek."
"Naiklah." ucap Hana setelah dia naik diatas motornya. Diana mengangguk lalu naik diboncengan Hana.
Beberapa menit dimotor dengan keheningan, mereka akhirnya tiba di rumah Hana.
"Turunlah. Kak Hasyim kerja, kita hanya berdua." ajak Hana lalu Diana turun dari boncengan.
Usai memarkirkan motor Hana mengajak Diana masuk ke dalam rumah.
"Disini, diteras saja. Aku yakin disini aman kok!" ucap Diana. Lalu mereka duduk melantai diteras rumah Hana, Hana mengambilkan air dan biskuit Roma Kelapa untuk menemani ngobrol.
"Jadi gimana? Ceritanya gimana, kamu buat aku penasaran Diana." ujar Hana jujur.
"Jadi gini Hana, sebenarnya foto tangan Zain dan cewek itu aku." ucap Diana menjeda ucapannya karena ingin melihat ekspresi Hana. Benar saja Hana langsung tutup mulut menggunakan telapak tangannya. "Aku dibayar sama dia Hana supaya mau berfoto dengannya. Awalnya dia berniat mau merusak hubungan kamu dengan suami kamu Hana, aku sudah menolak tapi dia mengancam aku Hana." ucap Diana mulai berkaca².
"Dia ancam kamu apa? Yang ku tau selama ini kalian tidak akur." ucap Hana heran.
"Dia ancam aku kalau dia akan membeberkan masa laluku Hana, dia itu teman aku waktu SMK dulu di Kolaka Hana. Waktu S1 kami memang tidak satu kampus, karena dia kuliah di Makassar. Kamu tau kan kalau dia anak orang kaya?" ungkap Diana dengan lelehan air mata. Hana hanya manggut² paham sampai disini.
"Itukan sudah masa lalu Diana, kenapa dia mau membeberkan?" tanya Hana penasaran.
"Masa laluku kelam Hana. Mungkin kamu akan malu punya teman sepertiku Hana." ucapnya dengan sesenggukan. "Aku dulu pernah diperkosa Hana, lebih tepatnya dipaksa oleh ayah Zain untuk memenuhi nafsunya."
"Astaghfirullah Diana. Ssstt sudah itu hanya masa lalu jangan diingat lagi Diana, kamu harus taubat dan benar² taubat. Semoga Allah mengampuni Diana." ucap Hana bijak. "Tidak ada manusia sempurna Diana. Setiap manusia memiliki kekurangan, memiliki ujian hidup. Kamu hebat Diana, kamu kuat!" ucap Hana sambil memeluk sahabatnya itu.
"Kamu gak marah Hana?" tanya Diana memastikan.
"Diana, itu masa lalu kamu! Kamu pasti juga tidak mau kan punya masa lalu kelam? Sekarang kamu harus bisa menjadi lebih baik Diana. Kenapa aku harus marah? Itu bukan hak aku, aku hanya bisa doakan semoga kamu bisa menjadi lebih baik." ucap Hana bijak.
"Terima kasih Hana. Aku awalnya ingin cerita sama kamu tapi aku tidak berani Hana, nanti aku akan diolok. Aku takut itu, aku malu!" ujar Diana jujur. "Tapi maaf Hana, ada yang lebih mengecewakan lagi." ujar Diana sendu.
"Kenapa Diana? Apa kamu sudah nikah?" tanya Hana penasaran.
"Sebenarnya aku jadian sama Zain sebelum aku wisuda, dia belum wisuda karena dia sengaja gak mau barengan sama aku." jelas Diana.
"Wah bagus dong? Eh tunggu, kamu jadian sama kak Zain, tapi kamu pernah digauli sama ayahnya. Kamu yakin Diana?" Diana menjawab dengan anggukan. "Kamu yakin mau punya mertua kayak gitu? Apa yang membuatmu menerima dia jadi pacarmu?" cecar Hana.
"Sebenarnya setelah foto tangan itu kami jalan berdua Hana, bahkan dia mengajakku ke rumahnya yang di Palopo. Di rumahnya tidak ada orang, lalu kami ngobrol dan ternyata dia memasukkan obat perangsang diminumanku Hana jadi kami melakukannya." jelas Diana sudah tidak menangis seperti tadi.
"Kalian melakukan suka sama suka?" tanya Hana curiga.
"Aku tidak menyadarinya Hana, obat itu bereaksi begitu saja!" jujur Diana.
"Astaghfirullah Diana, kalau sering melakukan itu akan ketagihan Diana. Menikahlah!" saran Hana.
"Hhmm tapi ibunya mau kalau Zain menikah dengan orang yang sederajat dengannya." jawab Diana sendu.
"Kalian saling menyayangi? Atau bahkan mencintai?" tanya Hana lagi.
"Aku mencintainya Hana. Tapi dia mencintaimu!" jujur Diana.
"Ha? Kalau ngomong jangan ngaco! Dia sudah melupakanku, dia hanya kagum padaku Diana." sangkal Hana.
"Iya Hana, dia sangat ingin memilikimu tapi ibunya berusaha menjodohkannya dengan anak temannya yang sama² Kaya." jelas Diana.
"Rumit huft." gumam Hana bernafas berat. "Jadi kalian gimana sekarang?" tanya Hana lagi.
"Kami masih jalan meski kadang putus nyambung Hana. Itu mi rumitnya Hana, dan kamu tau rumah yang ku tempati saat acara wisuda itu rumahnya yang dia pinjamkan untukku." ucap Diana menjelaskan.
"Tapi tidak melakukan hal² dosa kan?" tanya Hana memastikan.
"Kami jarang ketemu Hana, aku selalu menghindar jika dia mengajak kami bertemu berdua." Hana manggut² paham.
"Apa rencana kamu ke depan Diana?" tanya Hana.
"Rencananya jika dia tidak serius maka aku akan merantau ke Kalimantan Hana atau ke Morowali. Aku ingin mencari pekerjaan halal meski berat!" jelasnya.
"Kamu kuat, kamu pasti bisa! Kalau ada apa² kabari aku nah, kita sahabat ok." ucap Hana.
"Makasih Hana." mereka berpelukan penuh haru. Akhirnya setelah beberapa bulan Hana mencari Diana ternyata takdir mempertemukan mereka.
"Kamu akan kemana? Ayo aku antar!" tawar Hana.
"Gak usah Hana. Aku akan menemui Zain untuk mencari kepastian, kalau memang tidak ada kepastian aku akan segera merantau Hana. Nanti aku telfon ya!" ucap Diana, Hana hanya mengangguk lalu mereka berpisah.
"Huft rumitnya hidupmu Diana." batin Hana melambaikan tangan karena Diana pulang pesan ojek online.
