Anak Kembar Genius Milik Mafia

"Aku paling tidak suka kalau ada orang yang berteriak di depanku termasuk kamu." Jawab Brandon sambil berjalan ke arah balkon dengan nada ketus.

"Aku berbicara seperti ini karena Aku ingin menikah dan mempunyai anak darimu." Ucap Veni dengan nada lembut tidak seperti tadi.

"Bukankah Aku pernah bilang kalau Aku sangat tidak suka anak kecil karena mempunyai anak kecil itu berisik dan suka menangis." Ucap Brandon.

"Karena itulah ketika kamu mengatakan kalau kamu hamil, Aku langsung menyuruhmu untuk menggugurkannya. Apa jangan - jangan kamu hamil lagi?" Tanya Brandon sambil membalikkan badannya dan menatap tajam ke arah Veni.

"Ya, Aku hamil lagi dan Aku ingin kita menikah." Jawab Veni sambil ikut menatap tajam ke arah Brandon seakan tidak takut dengan tatapan Brandon.

"Sekali tidak tetap tidak. Gugurkan anak itu!" Perintah Brandon dengan nada dingin.

"Tidak!" Teriak Veni dengan nada tegas tanpa mengetahui kalau nyawanya sebentar lagi melayang.

"Jika Aku menggugurkannya maka Aku tidak bisa hamil lagi. Aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan asalkan kamu mau menikah denganku." Sambung Veni.

Tanpa menjawab Brandon melepaskan celana boxernya kemudian mendorong tubuh Veni dengan kasar hingga jatuh terlentang. Brandon kemudian menaiki tubuh polos Veni membuat Veni terkejut dengan apa yang dilakukan Brandon.

Tanpa melakukan pemanasan Brandon menyatukan tubuhnya membuat Veni mendorong tubuh Brandon namun tenaganya kalah jauh.

"Aku akan membuat anak yang ada di dalam kandunganmu mati." Ucap Brandon sambil menggoyangkan pinggulnya secara berulang kali.

"Brandon, di dalam perutku adalah anakmu tapi kenapa kamu jahat sama Aku dan anak yang belum Aku lahirkan?" Tanya Veni sambil mencengkram sprei untuk mengurangi rasa sakit pada bagian privasinya.

"Aku tidak ingin punya anak karena itu anak yang di dalam kandunganmu harus mati." Jawab Brandon tanpa ada rasa empati sedikitpun.

"Selama ini Aku sangat baik padamu dan memberikan apa yang kamu minta termasuk menjadi penghangat ranjangmu." Ucap Veni.

"Kamu saja tega membunuh orang tua angkatmu dan membakar Kakak angkatmu hidup - hidup bersama orang - orang yang tidak bersalah. Selain itu kamu tega membuang bayi milik Gracella di tambah dengan teganya kamu meracuni bayi itu padahal bayi itu tidak bersalah." Sambung Brandon.

"Jika Aku punya anak darimu, Aku takutnya anak kita akan membunuhku karena kamu pasti akan mengajarinya. Karena kamu adalah wanita paling jahat yang Aku kenal. Sebelum hal itu terjadi Aku akan membuat anakmu mati di dalam kandunganmu." Sambung Brandon.

"Aku sangat tulus mencintaimu bahkan Aku memberikan apapun yang kamu minta jadi mana mungkin Aku tega menyuruh anak kita untuk membunuhmu." Jawab Veni.

"Aku tidak percaya dengan wanita ular sepertimu." Ucap Brandon sambil menatap Veni dengan tatapan nyalang.

"Lepaskan breng x sek ... ! Teriak Veni sambil mendorong tubuh Brandon namun Brandon malah sengaja memeluknya dengan erat.

'Lagi - lagi menyebut nama Gracella si wanita mu x ra x han itu, membuatku semakin membencinya. Kamu itu sudah mati masih saja mengusik kebahagiaan kami.' Sambung Veni dalam hati yang tidak merasa bersalah sedikitpun.

"Jangan berteriak di depanku!" Bentak Brandon.

Tangan kiri Brandon membekap mulut Veni sedangkan tangan kanannya menahan tubuhnya sambil masih menggoyangkan pinggulnya berulang kali.

Hal itu tentu saja Veni memukul lengan Brandon agar dirinya bisa bernafas dan Brandon menghentikan aksi be x jadnya namun Brandon sama sekali tidak perduli dengan apa yang terjadi dengan Veni.

Lima menit kemudian tubuh Veni kejang - kejang dan tidak membutuhkan waktu yang lama Veni tidak sadarkan diri.

"Hahahahaha ... Akhirnya wanita jahat ini mati juga." Ucap Brandon sambil tertawa jahat.

"Selamat bertemu dengan Gracella di neraka dan hartanya sekarang sepenuhnya milikku." Ucap Brandon sambil tersenyum devil.

Brandon masih melakukan hubungan suami istri walau Veni sudah menjadi mayat hingga laharnya keluar barulah Brandon menarik wortel importnya.

Brandon menggulingkan tubuhnya dan melihat darah segar keluar dari sela - sela paha Veni tanda Veni keguguran.

"Hahahahahaaa ...Akhirnya Ibu dan anak mati." Ucap Brandon sambil tertawa seperti orang gila.

Brandon kemudian turun dari ranjang dan berjalan ke arah balkon sambil berbicara tidak jelas dan tertawa seperti orang gi*a.

"Apa yang Aku lakukan?" Tanya Brandon ketika dirinya mulai sadar atas apa yang dilakukannya.

"Aku tidak mau di tangkap polisi jika ketahuan kalau Aku membunuh Veni." Ucap Brandon sambil berpikir.

"Aku tahu." Ucap Brandon setelah beberapa saat dirinya mempunyai ide jahat.

Brandon membalikkan badannya dan berjalan ke arah ranjang kemudian memunguti satu persatu pakaiannya kemudian memakainya.

Setelah selesai memakai pakaian Brandon menggendong tubuh Veni yang dikiranya sudah mati tanpa mengetahui kalau nyawa Veni di ujung tanduk.

Brandon berjalan ke arah balkon dan sampai di balkon tanpa punya perasaan Brandon melempar tubuh Veni dari lantai 4.

Ketika di lantai 1 tubuh Veni kembali kejang - kejang dan tidak membutuhkan waktu lama Veni menghembuskan nafas terakhirnya.

"Ternyata tadi masih hidup, Aku pikir sudah mati. Untung saja tadi Aku lempar jadi wanita jahat itu mati mengenaskan." Ucap Brandon tanpa merasa bersalah sama sekali sambil masih menatap jasad Veni.

"Ooooeeeee ..."

"Ooooeeeee ..."

"Ooooeeeee ..."

Tiba - tiba terdengar suara bayi menangis dengan sangat kencang saling bersahutan membuat Brandon menutup ke dua telinganya.

"Berisik! Bayi siapa sih yang menangis!" Teriak Brandon.

"Pengawal!" Teriak Brandon yang masih menutup ke dua telinganya karena suara - suata bayi tersebut masih menangis dengan sangat kencang.

Brak

Tiba - tiba pintu kamar Brandon di buka dengan lebar di mana dua orang bodyguardnya masuk ke dalam kamar Brandon.

"Tuan ... Tuan .... Tuan ..." Panggil kedua bodyguardnya yang melihat Brandon masih menutup ke dua tangannya.

Karena tidak mendapatkan jawaban salah satu bodyguard tersebut terpaksa menepuk bahu Brandon di mana Brandon menatap ke arah balkon.

"Tuan .... Ada apa?" Tanya salah satu bodyguard penasaran.

"Memangnya kalian berdua tidak mendengar suara bayi menangis?" Tanya Brandon balik bertanya.

"Bukan hanya satu tapi banyak." Sambung Brandon yang masih menutup ke dua tangannya.

"Tidak." Jawab ke dua bodyguard dengan serempak.

Brandon melepaskan ke dua tangannya yang tadi menutup ke dua telinganya namun Brandon kembali menutup telinganya.

Hal itu dikarenakan Brandon mendengar suara tangisan bayi - bayi. Brandon kembali berteriak agar suara - suara bayi menangis itu terdiam dan tidak menangis lagi.

Salah satu bodyguard terpaksa menghubungi dokter pribadi Brandon untuk datang ke mansion. Tidak membutuhkan waktu lama dokter pribadi datang kemudian memberikan suntikan penenang.

Setelah mulai tenang dan tertidur barulah dokter pribadi tersebut pergi meninggalkan mansion. Namun sepeninggal dokter pribadi dan dua orang bodyguard, Brandon bermimpi di mana Brandon di kepung api.

"Tolong ... Tolong ... !!" Teriak Brandon ketakutan sambil berlari ingin menyelamatkan dirinya namun tidak ada jalan untuk keluar.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Cerita Marcell dan Gracella sebentar lagi selesai jadi Author bertanya untuk cerita Marcella apakah di novel ini atau di novel baru?

Jika cerita baru maka cerita ini berlanjut menceritakan kisah perjalanan cinta tentang anak kembar dari pasangan Michael dengan Sandra yang bernama Markus dan Martinus.

Di mana cerita Markus dan Martinus tak kalah serunya dengan cerita ke dua kakak kembarnya yang bernama Mike dan Marcell dalam menemukan cintanya.

Aku tunggu komentarnya ya? Terima kasih.

Salam Author,

Yayuk Triatmaja