Dia adalah seorang agen intelejen yang di tugaskan di negara yang bertikai.
Di saat perang terkadang dia bertugas sebagai paramedis dan membantu yang terluka.
Hanya saja dalam misi terakhir dia di jebak dan terbunuh, tapi dia tidak ke akhirat.
Dia malah masuk ke dunia kuno, ke tubuh calon Jendral wanita yang di abaikan.
Dia di angkat menjadi jenderal wanita karena ayahnya mendiang Jendral, sehingga gelar harus di wariskan kepada keturunannya.
Tapi, sepupunya menginginkan jabatan itu, sehingga dia berusaha membunuhnya ketika perjalanan menuju ke perbatasan.
"Wanita yang lemah, dan tidak tahu apa-apa tidak cocok menjadi jendral!" Sepupunya menuntut kepada Kaisar.
Melihat jasa-jasa mendiang ayahnya, Kaisar menjadi serba salah.
"Biarkan dia menjadi pengawal pribadi pangeran ke tiga Yang Mulia." Permaisuri mengajukan permintaan.
Pangeran ke-tiga yang cacat, dia adalah panglima perang, hanya saja ketika perang di perbatasan dia mengalami musibah yang hampir merenggut nyawanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 19
Ketika melihat Yenrou yang hanya duduk mematung, Zhong Rei Yu merasa sepertinya gadis itu tidak dia perlukan saat ini di ruangan itu.
"Yenrou, sepertinya saat ini, aku tidak membutuhkan mu di sini. Kau boleh beristirahat. Tanya pengurus rumah tangga di mana kamu akan tidur. Dan juga.. Kemari mendekat.." Dia melambaikan tangan nya agar Yenrou mendekat.
Gadis itu menurut dan berjalan mendekat.
"Berikan jarimu.."
Yenrou menyodorkan tangannya ke depan. Zhong Rei Yu mengambil belati dari pinggangnya dan langsung menyayat ijin jari telunjuk Yenrou.
Darah menetes keluar dari jarinya, Zhong Rei Yu langsung menampung di atas peluit pemanggil. Setelahnya Zhong Rei Yu langsung membungkus jari Yenrou yang terluka, agar darahnya berhenti keluar.
Yenrou hanya diam melihat kejadian itu, dia sama sekali tidak meringis ketika belati Zhong Rei Yu menggores kulitnya.
Ketika dia selesai membalut luka di jari Yenrou, dia mengangkat peluit yang tadi dia teteskan darah Yenrou di atasnya.
Darah yang tadi menetes telah hilang sama sekali, tidak ada jejak bahwa benda itu tadi tertutup dengan darah.
"Ini adalah peluit pemanggil, dan hanya bisa di dengar olehmu. Ketika aku meniupnya, maka kau harus cepat datang mengikat suara ini. Apa kau mengerti?" Pangeran ke tiga menerangkan apa maksud dia meneteskan dari di permukaan peluit itu.
Itu semua agar peluit memiliki ikatan dengan Yenrou.
"Um" Yenrou mengangguk dan tidak membantah.
"Aku akan mencobanya." Ucap pangeran ke tiga lagi dan mulai meniup peluit tersebut.
Yenrou merasa kupingnya berdenging. 'Sepertinya begini cara kerjanya.' pikirnya.
Dia tidak suka sekali dengan dengungan yang dia rasa, membuat kuping dan kepalanya sakit.
"Jika orang lain yang meniup?" Yenrou ingin mengetahui apakah berfungsi kepada orang lain.
"Ya, siapapun yang meniupnya, engkau akan mendengar. Karena peluit ini yang berhubungan denganmu." Dia menjelaskan pertanyaan Yenrou.
'Sial..!' Umpatnya di dalam hati. Dia sama sekali tidak suka terikat seperti ini.
"Jika aku tidak meniupnya, kau tidak perlu datang ke hadapanku. Tapi tetap bersembunyi di dekatku." Sambungnya lagi.
Yenrou hanya diam, tapi dia meremas pakaiannya dengan keras. Dia sangat tidak senang akan ikatan ini. Di dalam hatinya ingin menghancurkan peluit itu. Dia melirik benda itu dengan sinis.
"Sekarang, kau boleh pergi beristirahat." Ucap pangeran ke tiga.
Yenrou tidak menjawab atau berkata sesuatu. Dia langsung pergi. Pangeran ke tiga tidak bisa berkata-kata lagi. Dia hanya bisa menarik nafasnya dan melanjutkan pekerjaannya yang telah tertunda dua kali.
"Nona, mengapa perasaan anda tidak bahagia?" Tanya Sengthai ketika mereka telah menemukan ruangan tempat Yenrou beristirahat di kala tidak ada pekerjaan.
"Aku sangat membenci peluit itu, aku tidak ingin berhubungan dengannya. Dia sangat bising sekali, membuat kepalaku sakit." Jawab Yenrou masih dengan perasaan kesal.
"Terima saja nona, mungkin begitu di awalnya. Tapi setelah beradaptasi, mungkin peluit pemanggil itu bisa bekerja sama dengan anda." Dia menghibur Yenrou agar tidak merasa tidak senang lagi.
"Um, aku istirahat sebentar, jika hari telah gelap bangunkan aku. Karena kita harus menjalankan misi baru." Pinta Yenrou sebelum dia memejamkan matanya.
"Baik nona." Ucap Sengthai yang kini sudah berada di kamar Yenrou. Dia sengaja di keluarkan oleh Yenrou untuk memantau situasi di saat dia tidur siang.
Karena Sengthai dalam tubuh manusianya. Dia bisa melakukan pekerjaan rumah. Dia mulai bersih-bersih dan mempersiapkan air di kamar mandi Yenrou. Karena jika dia nanti bangun, bisa langsung mandi.
Sengthai sengaja melakukan semua nya. Karena selama di ruang dimensi dia merasa bosan tidak melakukan apapun.
apakah anak kecil itu adalah putra mahkota pertama