Umur ku baru 22 tahun bekerja di sebuah Cafe yang tidak jauh dari Kampus dan perkantoran... Jadi cafe tersebut sangat ramai dari pengunjung maha siswa dan karyawan kantor entah karena urusan pekerjaan atau sekedar meeting petinggi perusahaan.
Mama nya yang sudah tua kini tidak sanggup lagi mengurus anaknya karena kondisi tubuh mama nya yang sering bulak balik rumah sakit akhirnya Devan menerima perjodohan itu menjadi ibu sambung anaknya tapi Vano membuat jarak...
kita Lanjut di cerita saja ya ------>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34..
Cindy menangis dan mematikan panggilannya, Wanita hamil itu hanya bisa menangis di dalam kamar Tasya sudah mengira dirinya yang salah, sumpah demu apa pun Cindy ingin selalu bersama suami dan anaknya tapi nyatanya Devan suaminya tidak mau menerima diri nya dan anak yang di kandungnya padahal anak di rahimnya adalah anaknya sendiri.
"Aku harus bagaimana.?" ucap Cindy bergumam sendiri di kamarnya satu jam di kamar akhirnya Ratna memanggil Cindy untuk keluar makan.
Tok... Tok...
"Cin, makan dulu." Ucap Kak Ratna.
"Iya kak." Ucap Cindy di dalam kamar.
"Masuklah kak." Ucap Cindy... Ratna pun masuk ke kamar Cindy melihat adik sepupunya menangis jiwa keponya pun bertanya.
"Kamu menangis.?" Ucap Ratna.
"Boleh aku masuk." ucap Ratna meminta izin...
"Masuk lah kak." Ucap Cindy... Ratna pun masuk.
"Cindy... Kamu menangis kenapa.?" Ucap Ratna jiwa keponya pun timbul melihat adik sepupu nya yang menangis.
Cindy hanya diam tidak bisa menjawab dirinya berpikir sehingga membuat Cindy kehilangan napsu makannya... Saat Cindy ingin keluar kamar Tasya datang memelu perutnya.
"Mama." ucap Tasya..
"Sayang kamu sama siapa.?" Ucap Cindy yang berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Tasya.
"Sama aunty Devina dan oma." Ucap Tasya melihat ke arah dua wanita yang bagi berdiri.
"Mama kangen sama kamu sayang." Ucap Cindy.
"Tasya juga sangat sangat kangen sama mama." ucap Tasya.
"Mami, Vina terimakasih sudah mengajak Tasya kesini." ucap Cindy.
"Bu Lena apa kalian sudah makan.?" Ucap Bu Ratih.
"Kami sudah makan..." Ucap oma Lena.
"Terimakasih tante." ucap Devina.
"Cindy kamu makanlah dulu." Ucap Bu Ratih, kini keruang tamu mengajak tamu nya yang adalah besannya.
Tasya ikut Cindy makan, bu Ratih berbincang bincang di ruang tamu sementara Bella lagi sama Ratna di kamar karena putri nya sudah menangis karena Bella tidak bisa tidur siang... Selesai makan Cindy ikut bergabung bersama Devina, ibu nya dan mami mertuanya mami Lena.
"Bagaimana kabar mami dan Devina.?" Tanya Cindy.
"Seperti yang kamu lihat terlihat baik tapi hati kami sedih melihat Tasya." ucap Mami Lena.
"Maaf kan aku mami." Ucap Cindy... Lalu menatap ibu nya bergantian.
"Nak, kamu sudah Dewasa semua keputusan ibu serahkan pada kamu, dan ini adalah pilihan kamu tapi kamu lihat Tasya menjadi korban." ucap Bu Ratih.
"Apa yang harus Cindy laku kan Bu.? Mas Devan tidak menginkan kami bu dia tidak ingin anak yang aku kandung." ucap Cindy menangis.
"Nak..." Ucap Bu Ratih menitihkan air mata juga.
"Maafkan mami Cin..." ucap Mami Lena... Lalu memeluk menantunya rasa bersalah telah menghantui wanita setengah baya yang masih terlihat awet muda.
"Mami tidak bersalah dan disini yang jelas salah aku, mungkin aku memang bukan yang terbaik sehingga mas Devan tidak bisa menerima diri ku." Ucap Cindy.... Tasya sudah tertidur di pangkuan Cindy.
"Biarkan Tasya disni, mami yang akan berbicara pada Devan." ucap Mami Lena lalu pamit pulang.
Vina dan mami Lena pulang tanpa Tasya di rumah Devan yang baru keluar dari ruang kerjanya melihat sang mami pulang tanpa Tasya dia bertanya ke mana putri nya.
"Mami mana Tasya.?" tanya Devan.
"Tasya sama mama nya." ucap Mami Lena santai menuju ke kamarnya Devan mengikutinya... Vina yang melihat hanya geleng kepala...
Terimakasih BERSAMBUNG...
sebenci apapun itu udah jadi istrimu yg kau renggut keperawannya ...
jangan lama lama ya thor devan julid nya /Ok/