Selesai membaca biasakan tekan LIKE ya.
Seorang perempuan cantik bernama Nindi harus menikah dengan pria pilihan orang tuanya yang tak lain adalah seorang pengusaha muda yang sukses.
Nindi tak bisa menolak permintaan sang papa dengan alasan balas budi, dia dengan terpaksa menerima pernikahan itu karena tak ingin membuat kedua orang tuanya bersedih.
Akankah hidup Nindi bahagia dengan pria pilihan orang tuanya itu atau justru berakhir dengan kesedihan??
Yuk simak kelanjutan kisah mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ismiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
"Sayang panas ah...." Lirih Tristan sambil berusaha membuka baju miliknya.
"Panas...."
"Air... Air... Air..."
Tristan terus meracau tak jelas membuat Nindi semakin binggung melihat keadaan suaminya.
Nindi juga memberikan Tristan minum namun suaminya itu masih saja meracau tak jelas.
"Sayang panas...."
"Tolong aku," pinta Tristan dengan memelas.
Nindi pun sedikit menjauh untuk menaruh gelas tadi. Nindi menatap sang suami dengan prihatin.
Melihat wajah sang suami membuat Nindi tak tega. "Siapa yang tega berbuat ini dengan suami ku," kesal Nindi.
Nindi ingat seperti yang di tonton-tonton di drama yang sering Nindi lihat, untuk meredakan semua ini hanya dia yang bisa. Wajah Nindi dengan cepat berubah merah merona karena malu. Ya untuk menghilangkan efek obat itu dia harus melakukan hubungan suami istri.
"Apa aku harus melakukannya," batin Nindi bimbang.
"Eh..." Nindi menoleh dan segera menghampiri sang suami. Nindi berusaha membantu suaminya yang kesusahan itu, tak lupa Nindi juga membantu melepas sepatu suaminya itu.
"Aduh aku harus bagaimana?" Kata Nindi binggung, setelah membantu suaminya melepas baju justru Nindi tak tahu harus melakukan apa, dia tak tega melihat suaminya itu seperti kesakitan.
Greeppp...
"Ahh...." Nindi memekik kaget saat suaminya itu justru memeluknya erat. Nindi menatap suaminya yang terlihat seperti akan menerkam dirinya.
Dan benar saja....
Tristan yang sudah di kuasai oleh hawa nafsu pun langsung memeluk sang istri, dia dengan cepat langsung melumat bibir Nindi dengan penuh semangat membuat Nindi yang tak siap hanya bisa bisa pasrah menerima serangan sang suami.
Nindi sudah lemas kehabisan nafas.
"Ummmm...."
"Ummmm...."
Nindi meronta-ronta berusaha melepaskan diri namun Tristan memeluknya dengan erat membuat Nindi berharap suaminya itu segera menyudahi ciumannya, Nindi sudah lemas kehabisan nafas.
Tristan menyudahi ciumannya membuat Nindi akhirnya bisa bernafas lega.
"Hos hos hos hos hos hos...." Nindi menghirup udara sebanyak-banyaknya karena ulah sang suami.
"Sayang please...." Tristan yang sedikit sadar pun meminta ijin istrinya. Tristan tak ingin menyakiti sang istri.
Nindi menatap sang suami dengan kasihan, dia hanya bisa mengangguk karena tak mungkin menolak permintaan sang suami apalagi dalam keadaan genting seperti ini.
Mendapatkan persetujuan dari istrinya, Tristan langsung melancarkan aksinya melumat bibir sang istri dengan ganas.
"Ahhh....." Nindi berteriak tak kala tangan sang suami dengan nakalnya meraba tubuhnya.
"Sayang, I love you," Tristan membisikkan kata-kata cinta di telinga Nindi membuat Nindi yang awalnya tatapan sayu karena ulah suaminya itu berubah tersenyum.
"I love you too...." Entah sadar atau tidak, Nindi pun membalas ucapan cinta dari sang suami.
Tristan tersenyum, dia langsung menghentikan aksinya dan menatap sang istri dengan penuh cinta.
"Terimakasih telah membalas cinta ku," lirih Tristan membuat Nindi mengangguk.
Tristan pun melanjutkan aksinya kembali, dia begitu semangat membuat istrinya itu melambung ke udara dengan segala sentuhannya.
Pakaian Nindi pun sudah lepas dari tubuhnya, keduanya pun sama-sama dalam keadaan polos. Sungguh Tristan begitu semangat melakukan hubungan suami istri membuat Nindi berkali-kali berteriak. Entah berapa lama pasangan suami istri itu melakukannya sampai reaksi obat itu benar-benar hilang dari tubuh Tristan.
PAGI HARI.......
"Ehh...." Nindi terbangun merasa kebas tangannya karena tertindih tubuh suaminya.
Nindi membuka matanya, hal pertama yang dia lihat adalah wajah sang suami. Nindi pun mengingat kalau tadi malam suaminya itu seperti hewan buas yang tak pernah puas membuat Nindi yang sudah lelah pun hanya bisa tidur dan membiarkan suaminya itu melanjutkan aksinya sendiri.
"Aduh," teriak Nindi pelan saat dia merasakan sedikit nyeri di area sensitifnya. Ya Nindi berusaha turun dari ranjang namun dia tak menyangka area sensitifnya terasa nyeri padahal ini bukan yang pertama kali buat mereka.
"Awas saja kalau ketemu dengan orang yang sudah memberikan obat perangsang itu kepada suami ku, ku hajar sampai jadi perkedel, sampai dia nangis-nangis minta ampun kalau bisa. Enak saja, gara-gara dia aku jadi begini," gerutunya kesal.
Dengan pelan Nindi pun turun dari ranjang dan menuju kamar mandi, meski tak sesakit pertama namun karena pengaruh obat membuat sedikit nyeri.
"Aj lega nya," lirih Nindi di depan pintu kamar mandi saat dia sudah selesai buang air kecil.
"Hoammm....." Tristan pun terbangun dan menguap lalu merentangkan tangan mengurangi rasa pegal yang mendera, dia langsung waspada saat dia mendapati dirinya seperti tak menggunakan pakaian.
Tristan menatap sekeliling dan bisa bernafas lega saat melihat istrinya itu berada di depan pintu kamar mandi.
Dia baru ingat kalau dia bisa sampai di kamar yang mereka tempati, berkat anak buah sang opa. Tristan bersyukur sang opa begitu menyayangi dirinya sampai liburan pun menempatkan bodyguard namun tanpa mereka berdua sadari.
"Aku akan balas mereka berdua," kesal Tristan mengingat beberapa kejadian. "Mereka memang sengaja menjebakku, kalian salah pilih lawan," lirih Tristan dengan suara pelan namun dengan cepat dia menghubungi asistennya dan meminta membatalkan semua kerja sama dengan perusahaan mereka.
"Aku ingin kalian jera dan tak melakukan semua ini di kemudian hari," batin Tristan sedikit menyimpan dendam pria yang membantu perempuan itu menjebak dirinya, sungguh Tristan kecewa.
"Sudah bangun?" Tanya Nindi.
Mendengar suara sang istri, Tristan pun mencari keberadaan Nindi. Ternyata Nindi berada di depan pintu kamar mandi dan menatap dirinya.
"Sayang apa tadi malam aku melakukannya dengan mu?" Tanya Tristan hati-hati.
Mendengar ucapan dari suaminya itu justru Nindi kesal. "Kalau bukan dengan ku, memang kamu pikir dengan siapa?" Kesal Nindi sehingga memanggil suaminya itu dengan kata kamu.
"Dia pikir tadi malam aku siapa?" gerutu Nindi di dalam hatinya.
Dengan wajah cemberut Nindi melangkah menuju meja rias untuk membersihkan wajahnya sebelum dia mandi.
Melihat istrinya itu sepertinya marah, Tristan sadar dia salah bicara.
Tristan turun dan mendekat ke arah istrinya itu.
"Ish mesum, pakai celana dulu," Nindi langsung menutup matanya malu saat melihat pusaka suaminya itu.
"Eh maaf," Tristan buru-buru memakai celana yang tergeletak tak jauh dari sana.
"Dasar mesum, bisa-bisanya dia lupa memakai celana," gerutu Nindi.
"He he he he he, sayang kenapa harus tutup mata kan sudah sering melihat dan merasakannya masih saja malu begitu," goda Tristan.
Bughh.... Nindi melempar handuk kecil yang dia pakai tadi ke arah suaminya.
"Ampun sayang," kata Tristan padahal lemparan itu tak membuatnya sakit.
"Coba jelaskan bagaimana mas Tristan bisa seperti tadi malam?" Pinta Nindi.
Tristan tersenyum, dia senang kala mendengar istrinya itu menyebut dirinya dengan kata MAS.
Tristan pun mendekat dan menjelaskan semuanya tanpa ada yang terlewat.
Bersambung...
Hilihhh ngk usah kaget bgtu lann.. kau kan udah sahh jadi bini Kevin.. ya bobok bareng lahh🤣
Dihh yg udah sahhh main sosorrr ajaa....
selamat buat Wulan bar .bar udah solt out tinggal Vera dan Rita
alhamdulilah selamat yahh nin n Tristan 🥰🥰
dan sekarang g tingal ijapp sahhh😂😂
Ayahh Vera sakit tohhh😳