Aluna tiba-tiba diceraikan oleh suami nya Wardana, tepat saat anniversary pernikahan mereka yang ke 7 tahun. Padahal malam itu dijadikan Luna sebagai momen untuk membagi kabar bahagia, kalau ia telah sembuh dari sakit kanker yang menyerangnya selama 4 tahun terakhir.
Wardana mengatakan ingin menikahi Anita Yang sedang hamil anak kakak nya, Tapi fakta baru terungkap, keluarga Wardana menginginkan kematiannya, dapatkah Luna mengungkap tabir misteri yang keluarga Wardana sembunyikan?
Yuuk dukung karya terbaru aku.. jangan lupa subscribe nya ya..
karena subscribe kan kalian sangat berarti untuk menambah imun biar lebih semangat lanjutin cerita nya❤️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanayaa Irany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Ternyata...
“Ma-s Wardana..”
Ya.. Aku ingat kalau yang memukul ku tadi itu mas Wardana! Tapi bukannya saat ini dia sedang berada dalam penjara? Kenapa bisa dia bebas secepat itu,??
Aku meringis kesakitan saat merasakan sakit di sekujur tubuh dan kepala ku. Rasanya tubuh ini terasa remuk redam, mungkin kalau bukan ciptaan Allah, tubuh ku sudah hancur lebur.. Aku kembali mengedarkan pandangan ku pada seluruh sudut ruangan. Benar memang saat ini aku berada di sebuah pabrik, seperti nya tempat ini dulu di gunakan untuk menggiling padi.
“Kau sudah bangun sayang?” ucap seseorang yang sangat amat aku kenali suara nya. Siapa lagi kalau bukan mas Wardana. Aku melirik sinis ke arah nya, tega sekali dia mengikat ku disini.
“Lepasin aku mas!” kataku dengan meronta, sisa tenaga yang ku punya tidak banyak, ku harap ada seseorang yang bisa membantuku.
“No! untuk apa aku menculik kamu kalau hanya untuk melepaskan mu disini..” jawab mas Wardana dengan ekspresi wajah yang menjengkelkan menurut ku. Wajah yang dulu nya aku puja-puji karena ketampanannya dan kasih sayang nya. Sekarang wajah itu juga yang paling ku benci!
“Apa penjelasan om Rima tidak jelas, sadar mas! Papa kamu hanya ingin menyesatkan kamu saja, semua cerita yang dia bawa itu tidak benar..”
“Diam Lah! Aku lebih percaya papa daripada kalian..”
“Papa mu mengajarkan hal yang tidak baik, tapi kau percaya begitu saja?”
“Persetan dengan semua itu, aku benci keluarga mu, Aluna! Kau tahu.. pernikahan kita semua sudah masuk dalam rencana papa.. Ya meskipun awal nya aku memang menyukai mu.. karena kau cantik, smart dan mempesona..aku sempat menikmati tubuh mu meski setelah itu penyakit yang kau derita pelan-pelan menggerogoti tubuh mu! Itu juga bagian dari rencana kami!”
“Brengsek kamu mas! Kau manusia paling menjijikkan yang pernah ku kenal!”
“Terserah kau ingin mengatakan apa! tapi hari ini, riwayat mu akan tamat! Kau satu-satunya pewaris tunggal keluarga Kesuma yang akan tewas, seluruh harta akan jatuh ke tangan papa!”
“Kau salah! Masih ada Anita.. Dia juga keturunan Kesuma kan, jangan lupakan itu!”
“Memang dia adik mu! Tapi sifat kalian jauh berbeda.. Pun Darwis hanya menganggap kamu lah pewaris satu-satunya!” ucap seseorang yang berada diujung gerbang masuk pabrik ini. Seseorang yang begitu menggelegar suara nya. Aku tak pernah melihat wajah laki-laki paru baya yang masih terlihat gagah itu. Aku sedikit menyipitkan mata ku, berharap aku ingat siapa laki-laki itu, wajah nya seperti.. Mas Wardana! Apa dia Gemilang Raharjo? Dari pakaian nya dia seperti polisi! Gemilang Raharjo seorang Polisi?
Apa ini Ya Allah.. Ternyata Papa nya Mas Wardana seorang polisi?
“Siapa kamu?”
“Aku?? Saudara tiri papa mu! Yang mereka rebut hak nya,” ucap nya dengan mata elang seperti sedang menyala, sorot mata nya tajam, penuh dengan kebencian saat melihat ku.
“Om Gemi?”
“No sayang! Jangan panggil papa dengan sebutan om, tapi panggil lah Ayah mertua!”
“Kenapa kalian membawa ku kesini? Om Rima pasti tahu aku di bawa pergi, sebentar lagi dia akan datang kesini!”
“Bodoh! Kau pikir Rima sekuat itu? Dia hanya semut kecil bagiku!” Orang yang katanya bernama Gemilang Raharjo ini berjalan mendekati aku, tangan sebelah kiri nya memegang pistol, sedang tangan sebelah kanan nya ia masukkan kedalam saku celana nya.
Apa aku akan mati hari ini?? Ya Allah tolong lah aku.. Kirim kan seseorang untuk menolong ku!
BRAAKK
“Jangan sakiti Aluna , Gem!” suara itu.. Suara Om Rima! Ya Allah mereka bisa menemukan aku? Alhamdulillah. Om Rima, Om Zaki, Mas Aji juga Bintang dan.. Polisi bernama pak Angga! mereka semua datang mendekati aku.
“Cepat juga pergerakan kalian, bisa menemukan aku secepat itu!” ujar Gemilang Raharjo, tak ada raut takut sama sekali di wajah nya, berbeda sekali dengan Mas Wardana yang seperti nya takut. Kemudian manik mata Gemilang langsung menyorot ke arah Pak Angga.
“Iptu Angga? Kau juga disini??” tanya Gemilang, seperti nya mereka saling kenal satu sama lain.
“Hentikan semua ini pak Gemi, anda seorang aparat yang paham betul dengan hukum di negara kita! Kenapa anda menahan seorang wanita dan menyakiti nya disini?” ucap Pak Angga.
“Diam! kau tak perlu ikut campur urusan pribadiku, jika kau tidak ingin karir mu hancur!” Jadi om Gemilang ini seorang polisi juga?? Dan aku tak tahu?
“Saya hanya menjalankan sumpah saya sebagai aparat yang bersih dan jujur!! Jika bapak mengancam untuk mengaburkan karir saya, silahkan! Tapi bebaskan wanita itu!” kata pak Angga mencoba bernegosiasi.
POV Author
Angga mencoba mengalihkan perhatian Gemilang dengan ucapannya, bukan tanpa sebab, Angga meyakini kalau pistol yang Gemilang pegang pasti sudah terisi dengan peluru, Yang sewaktu-waktu bisa ia tembakan begitu saja, Sedang para anak buah Aji mencoba bersiap dari arah belakang Gemilang dan Wardana. Jika Gemi sampai melakukan pergerakan yang bisa menyakiti Aluna, mereka sudah siap dengan segala kemungkinan.
“Kau pikir aku takut dengan ucapan anak bau kencur seperti mu? Di kantor mungkin kau kolega ku, tapi saat kau sudah berani mencampuri urusan pribadiku, kau akan jadi musuh ku Iptu Angga!”
“Saya tidak takut pak!” Angga maju selangkah, dan Wardana juga muncul selangkah, sedang Gemilang masih dalam posisi nya dengan mata nya yang menatap tajam ke arah Angga.
“Apa tujuan mu Gem! Belum puas kau menghancurkan keluarga Kesuma, sampai yang tersisa tinggal Aluna dan adik nya saja?” Ucap pak Zaki. Ia turut geram karena saudara tiri sahabat nya itu sudah kelewat batas berambisi menguasai harta keluarga Kesuma.
“Yang ku inginkan tentu kau tahu betul, Zaki! harta papa ku, Darius yang jatuh ke tangan Darwis! Itu bukan hak nya, tapi hak ku juga ada, karena aku anak kandung nya!!”
“Apa kau buta sampai tak mau menerima kenyataan kalau kau hanya sebatas anak tiri?? Ibu mu Kenanga dan Om Darius menikah saat sudah ada kau!”
“Benar.. memang benar ucapan mu, tapi apa kau tahu aku anak siapa?? Aku anak Darius Kesuma!! hanya nama belakang ku saja yang menggunakan nama Raharjo!! dan Darius yang payah itu juga tahu kalau aku anak kandung nya, karena ibuku dan Darius menjalin hubungan diam-diam dari pasangan mereka masing-masing!! Sampai suatu hari suami ibuku, Beni Raharjo tahu kalau aku bukan anak kandungnya! Jadi sebagian harta milik Darwis itu juga milik ku!! Milik anak ku Wardana, aku sudah meminta nya dengan cara baik - baik, tapi Darwis menolak.. Dia bilang kalaupun aku anak kandung Darius aku tidak punya hak dari harta ini, karena aku anak tidak sah! apa kau pikir aku akan terima?”
Bersambung..