Istri Kecil Gus Zayyan

Dokter, suster." teriak Zayyan menggendong Fira.

Zayyan meletakkan Zahra di brangkar dan mendorong brankar sampai ruang UGD.

"Bapak tunggu di luar yah pak." ucap suster melarang Zayyan masuk. Ia mondar mandir menunggu kabar dari dokter yang menangani Fira.

"Ya Allah selamatkan Fira, selamatkan istri hamba". Lirihnya, tanpa terasa air matanya keluar mengaliri pipinya. Matanya terus menatap pintu ruang UGD sambil terus merapal kan doa.

Sudah lima belas menit Fira di dalam tapi dokter masih belum keluar membuat Zayyan bertambah khawatir.

Pintu UGD pun terbuka, Zayyan langsung mendatangi dokter. "Bagaimana keadaan istri saya dok?" Tanya Zayyan cepat.

"Alhamdulillah pak, istri anda baik-baik saja, hanya tinggal menunggu ia sadar saja." Ucap dokter tersenyum.

Zayyan bernafas lega mendengar kabar bahwa Fira baik-baik saja. "Alhamdulillah, apa saya boleh menemuinya dok?"

"Boleh, tapi kami akan memindahkan ke ruang perawatan terlebih dahulu" Ucap dokter kemudian ia pamit.

Zayyan mengelus dadanya merasa sangat lega, tidak henti-hentinya ia mengucap syukur pada sang pencipta atas rasa terima kasih karena menyelamatkan istrinya.

Setelah Fira di pindahkan di ruang rawat Zayyan menghampiri sang istri. Fira masih berbaring dengan mata terpejam. Ia duduk di kursi samping ranjang sembari menggenggam jemari fira, ia mengelus punggung tangan Fira serta mengecupnya.

"Kenapa kamu melakukan itu fir, taukah kamu mas sangat khawatir, jantung mas serasa copot melihat kamu tidak kunjung naik ke darat. Maafin mas sudah membuatmu terluka, mas sungguh bukan suami yang baik untukmu." Gumamnya lirih. Mata nya memerah berkaca-kaca.

Terdengar suara azan Maghrib, Zayyan hendak ke mesjid namun takut meninggalkan Fira sendirian, jika Fira sadar tapi ia tidak ada bagaimana pikirnya. Akhirnya ia meminta bantuan suster untuk menjaga istrinya, biar bagaimana pun bersujud dengan sang khalik itu harus di dahului. Ia menghampiri suster jaga dan meminta bantuan suster itu.

Setelah itu ia langsung pergi ke mesjid rumah sakit. Selesai sholat ia bergegas kembali ke ruangan Fira.

"Makasih ya sus sudah menjaga istri saya." ucapnya berterimakasih pada suster yang menjaga Fira.

"Sama-sama pak" jawab suster itu dan langsung pergi.

Zayyan kembali duduk di samping Fira, ia mengelus pucuk kepala Fira yang beralaskan hijab.

Dengan pelan Fira membuka matanya saat Zayyan mengelus kepalanya.

"Sayang, kamu sudah sadar." Ucap Zayyan bahagia.

"Mas." Lirih Fira.

"Sudah, jangan bicara dulu, kamu harus banyak istirahat." Ucap Zayyan kemudian menekan tombol panggilan pada dokter.

Dokter pun datang dan memeriksa keadaan Fira, dokter memeriksa semua organ vital Fira. "Alhamdulillah semua nya baik pak" ucap sang dokter.

"Alhamdulillah ya Allah." tak henti-hentinya Zayyan bersyukur.

Dokter kembali menyuntikkan obat ke dalam infus Fira setelah itu dokter dan suster izin pamit keluar.

"Sayang" Zayyan menggenggam tangan fira dan mengecupnya. "Maafin mas, mas sangat berdosa pada mu." Ucap Zayyan dengan mata berkaca-kaca, ia sangat takut terjadi sesuatu pada istrinya, ia tidak bisa bayangkan jika terjadi sesuatu pada Fira maka ia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri.

Fira hanya diam tanpa menjawab apa pun, "Aku mau tidur mas" lirih Fira, ia memejamkan matanya namun di sudut matanya mengalir bulir bening dan itu tak lepas dari pandangan Zayyan. Hati Zayyan sangat sakit melihat air mata Fira, ia tahu saat ini Fira pasti kecewa dengannya.

Zayyan mengelus kepala Fira yang beralaskan hijab. "Istirahatlah yang." Ucap nya yang tahu jika Fira sudah tertidur mendengar dari nafas Fira yang teratur.

Zayyan keluar kamar rawat Fira untuk membeli air mineral karena tenggorokan nya sangat kering.

"Zay" panggil umi saat Zayyan menutup pintu.

"Umi Abi." Zayyan menyalami umi dan abi nya.

"Bagaimana keadaan Fira?" Tanya umi cemas.

"Alhamdulillah mi, Fira baik-baik saja dan sekarang lagi tidur"

Umi dan Abi bernafas lega mendengarnya, mereka sangat kaget saat baru pulang ke pondok Eli dan Julia mengabari jika Fira tenggelam di danau, tanpa bertanya-tanya lagi mereka langsung ke rumah sakit.

"Umi dan Abi tau dari mana?"

"Eli dan Julia memberi tahu, umi sangat kaget mendengarnya dan kami langsung menuju kemari.

"Bagaimana ceritanya nak?" Timpal Abi.

Zayyan menceritakan semuanya pada umi dan Abi tanpa ada satu kata pun terlewati, ia bercerita sambil meneteskan air mata penyesalan.

Umi membungkam mulutnya dengan tangannya syok mendengar ungkapan Zayyan, ia tidak menyangka putranya bisa bersikap ke kanak-kanakan seperti itu.

"Zay sungguh menyesal umi, Abi."

"Sudahlah nak, ini sebagai pembelajaran kamu jika kamu harus lebih bersikap dewasa dalam menghadapi masalah, kamu harus berfikir matang apa yang akan kamu sampaikan pada istrimu agar tidak menyakiti hatinya pada setiap kata yang keluar dari mulutmu." Nasihat Abi.

Zayyan hanya menunduk mendengar nasihat Abi yang sangat benar baginya. Ia akan berusaha agar tidak menyakiti istrinya lagi kelak.

.

Bersambung

Hay readers semua😊😊

Happy reading 🥰

Jangan lupa vote dan gif nya yah🥰🥰

Love you kalian semua🥰🥰