Kenneth memutuskan untuk mengasuh Keyra ketika gadis kecil itu ditinggal wafat ayahnya.
Seiring waktu, Keyra pun tumbuh dewasa, kebersamaannya dengan Kenneth ternyata memiliki arti yang special bagi Keyra dewasa.
Kenneth sang duda mapan itupun menyayangi Keyra dengan sepenuh hatinya.
Yuk simak perjalanan romantis mereka🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YuKa Fortuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5. Beranjak Remaja
5
Pagi itu rumah mereka terasa hangat.
Keyra tengah sibuk membantu Mbak Siti menyiapkan sarapan seperti biasanya, rambut diikat asal, memakai celana pendek berwarna putih dan kaus kebesaran milik Kenneth.
Kenneth baru saja turun dari tangga sambil menguap ketika ia memperhatikan sesuatu.
Langkahnya terhenti, matanya sempat menyipit, lalu nada suaranya berubah lembut.
“Keyra, tunggu sebentar.”
Keyra menoleh sambil memegang spatula, “Kenapa, Om?”
“Kamu… hm, coba lihat ke bawah deh.”
Keyra nampak bingung, “Ada apa emangnya?”
Kenneth berdeham pelan, sedikit kikuk. Ia menunjuk ke arah celana pendek berwarna putih yang dipakai Keyra.
“Kayaknya… kamu harus ganti pakaian dulu, sweetheart.”
“Hah? Kenapa, om? Kotor, ya?”
"Wah, non Keyra udah gadis ya..." Mbak Siti berucap senang.
Keyra menunduk dan wajahnya seketika berubah panik.
“O-Om! Ini apa?! Aku kenapa?! Aku luka, ya?! Tapi perasaan gak deh.”
Kenneth langsung melangkah mendekat tapi menahan diri agar tidak membuat gadis itu makin panik.
“Tenang, Key. Kamu nggak kenapa-napa, itu normal kok.”
“Normal gimana? Aku kenapa, Om, mbak?”
"Tenang, Non. Gak apa-apa kok." bujuk Mbak Siti.
Ken mengusap pelipis, “Astaga… kayaknya ini saatnya.”
Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri.
“Sweetheart, kamu… sudah masuk masa remaja. Itu tandanya tubuhmu mulai tumbuh seperti perempuan dewasa.”
Keyra masih bingung dan gemetar, “Astaga, yang di pelajaran biologi." Keyra menepuk keningnya. "Tapi tumbuh gimana? Astaga... Tapi aku takut…”
“Jangan takut. Semua perempuan mengalaminya. Dulu… ibumu juga mengalaminya, semua temanmu yang perempuan nanti juga begitu.”
Kenneth kemudian berpikir cepat.
Ia tahu ia tak mungkin membiarkan Keyra panik sendirian, jadi ia bergegas ke luar rumah, mengambil jaket.
“Om keluar sebentar, jangan ke mana-mana. Ganti dulu baju yang bersih, ya?”
“Om mau ke mana?”
“Beli sesuatu buat kamu.”
Sepuluh menit kemudian, Kenneth sudah berdiri kikuk di depan rak produk wanita di minimarket.
Beberapa pelanggan menatap aneh melihat pria asing berdiri di sana sambil membaca bungkus produk dengan ekspresi bingung.
“Ultra... wing? Apa bedanya dengan yang inu... oh for night... oh Tuhan, kenapa ribet begini…”
Akhirnya ia mendekati kasir perempuan muda dengan wajah pasrah.
“Mbak, saya butuh yang… ehm, untuk anak umur lima belas tahun. Pertama kali.”
Kasir menahan senyum, “Oh, pertama ya? Baik, Mister. Ini saya pilihkan yang paling nyaman.”
“Terima kasih banyak… tolong cepat ya.”
.
Sesampainya di rumah, Kenneth menemukan Keyra duduk di sofa dengan selimut menutupi kakinya, wajahnya masih tegang.
“Om balik.”
“Om beneran pergi beli sesuatu?”
“Ya. Nih.”
Ia menyerahkan kantong kecil berisi pembalut, lalu duduk di seberang Keyra, tetap menjaga jarak sopan.
“Ini… yang harus kamu pakai, supaya kamu nyaman. Ada petunjuknya di bungkusnya.”
“Om… makasih. Aku… nggak tahu harus gimana tadi.”
“Wajar. Ini hal baru bagi kamu. Dan mungkin juga karena nggak ada yang bisa berbagi cerita dengan kamu, maksud om ibu, tante atau saudara perempuan. Tapi jangan malu apalagi panik, Key. Kamu sudah tumbuh besar.”
Hening sejenak.
Keyra menunduk, lalu tersenyum kecil.
“Berarti aku bukan anak kecil lagi, ya?”
“Heh… kurasa begitu.”
“Tapi boleh kan aku tetap tidur di kamar Om kalau aku mimpi buruk?”
Ken tertawa kecil, “Boleh. Tapi cuma kalau kamu bener-bener takut, ya? Dan sebaiknya kamu mulai belajar mandiri.”
“iya deh, om."
“Good girl."
"Tapi om, tolong pasangin dong. Ini gimana makeknya." Kata Keyra terdengar konyol.
"Astaga, Key. Om nggak pernah pakai itu." Ken menepuk keningnya.
"Tapi om kan pernah punya istri, masa iya nggak pernah lihat dulu pas istri om pake ini."
Ken menghela nafas, hatinya kembali lemah jika ada yang menyinggung soal mendiang istrinya.
"Ya udah deh, om. Aku lihat tutorial di youtube aja. Daripada om mewek disini." Ucap Keyra sambil meledek Ken.
"Gitu dong. Kamu anak hebat."
Kenneth tersenyum, meski dalam hati ada rasa ganjil.
Ia melihat gadis kecil yang dulu selalu memanggilnya sambil menangis, kini sudah berubah menjadi remaja yang mulai menapaki kedewasaan.
Dan perubahan itu, seindah apa pun, membuatnya merasa… asing sekaligus bangga.
.
Beberapa saat kemudian, Keyra muncul lagi di dapur dengan wajah lebih tenang.
Ia sudah berganti baju, tampak bersih dan segar. Juga sudah memakai pembalut yang tadi dibelikan oleh Ken.
“Om… aku udah beres.”
“Good girl.”
“Tadi Om keliatan panik banget, ya?”
Ken tertawa pelan, “Sedikit. Tapi om senang, akhirnya gadis kecilnya om sudah beranjak remaja, dan sebentar lagi akan jadi rebutan cowok-cowok.”
“Hmm... Siapa juga yang mau direbutin.”
"Kamu pantas untuk itu, Sweetheart."
Keyra tersenyum hangat.
Lalu, tanpa pikir panjang, ia memeluk Kenneth dengan spontan.
“By the way, makasih ya om, om selalu tau cara biar aku gak panik.”
“Itu memang tugas Om.”
Kenneth membalas pelukan itu perlahan.
Dan saat gadis itu menempel di dadanya, ia bisa merasakan, waktu tidak lagi berhenti untuk mereka.
Keyra tumbuh, cepat sekali.
Dan entah siap atau tidak, Kenneth tahu, ia harus mulai belajar menjaga jarak… sebelum segalanya menjadi lebih rumit dari sekadar kasih sayang seorang ayah pengganti.
.
YuKa/ 211125
keburu Keyra digondol Rafael😏
gitu aja terus Ken. sampe Keyra berhenti mengharapkanmu, baru tau rasa kamu. klo suka bilang aja suka gitu loh Ken. sat set jadi cowok. hati udah merasakan cemburu, masih aja nyangkal dengan alasan, kamu tanggung jawabku😭😭😭