NovelToon NovelToon
OBSIDIAN BLOOM

OBSIDIAN BLOOM

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Antagonis / Romansa / Reinkarnasi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:798
Nilai: 5
Nama Author: Dgweny

Ia adalah Elena Von Helberg, si Antagonis yang ditakdirkan mati.

dan Ia adalah Risa Adelia, pembaca novel yang terperangkap dalam tubuhnya.

Dalam plot asli, Duke Lucien De Martel adalah monster yang terobsesi pada wanita lain. Tapi kini, Kutukan Obsidian Duke hanya mengakui satu jiwa: Elena. Perubahan takdir ini memberinya hidup, tetapi juga membawanya ke dalam pusaran cinta posesif yang lebih berbahaya dari kematian.

Diapit oleh Lucien yang mengikatnya dengan kegilaan dan Commander Darius Sterling yang menawarkan kebebasan dan perlindungan, Risa harus memilih.
Setiap tarikan napasnya adalah perlawanan terhadap takdir yang telah digariskan.

Lucien mencintainya sampai batas kehancuran. Dan Elena, si gadis yang seharusnya mati, perlahan-lahan mulai membalas kegilaan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dgweny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17. Setelah Kehancuran Dan Benteng Zamrud

Bab 17: Setelah Kehancuran dan Benteng Zamrud

(Risa/Elena Von Helberg, Darius Sterling, Serafina Lowe, & Komandan Jada)

Suara jeritan terakhir Duke Lucien De Martel yang bercampur dengan gemuruh Manifestasi The Old Observer menghilang di jurang yang gelap. Suara itu adalah epilog yang kejam bagi Obsesi yang telah memerintah Utara selama berabad-abad. Jembatan es yang rapuh, ciptaan terakhir Lucien, retak dan runtuh, mengisolasi Timur dari kehancuran dimensi.

Risa, yang tubuhnya kini hanya merasakan kehangatan Risa yang lemah, berdiri di tepi jurang, terengah-engah. Dia tidak lagi merasakan kedinginan Obsidian; dia hanya merasakan kekosongan yang memuakkan—kekosongan yang lahir dari trauma dan pengorbanan yang tak terduga.

Darius, Ksatria Musim Dingin, segera menarik Risa dan Serafina menjauh dari tepi jurang. Dia tidak membiarkan mereka melihat ke bawah.

“Kita selamat,” kata Darius, suaranya tegang, tetapi lega. “Dia tidak bisa mengikuti kita. Sihir perbatasan di sini akan menahannya.”

Serafina, yang masih menggigil, hanya bisa mengangguk, matanya terpaku pada tempat Lucien berdiri beberapa detik yang lalu.

Mereka segera dikelilingi oleh Ksatria Perbatasan Timur yang mengenakan baju besi berwarna giok dan perunggu. Ksatria-ksatria ini tidak memiliki keganasan dingin dari Utara; mereka memancarkan kekuatan yang stabil dan terpusat—sihir unsur Tanah dan Alam.

Komandan Jada, seorang wanita tinggi dengan kulit gelap dan mata yang memancarkan kebijaksanaan, maju. Dia tidak mengarahkan pedangnya kepada mereka, tetapi otoritasnya tidak dapat dibantah.

“Kalian telah melanggar Perjanjian Perbatasan,” kata Komandan Jada, suaranya seperti aliran sungai yang tenang. “Dan kalian membawa aura kegelapan dimensional. Siapa kalian, dan mengapa kalian membawa bencana ke gerbang kami?”

Darius melangkah maju, melepaskan jubah Ksatria Musim Dinginnya yang compang-camping, dan membungkuk.

“Komandan Jada,” kata Darius, menggunakan bahasa formal Kekaisaran Timur yang ia pelajari sebagai ahli strategi. “Saya adalah Kapten Darius Sterling, Ksatria Musim Dingin. Saya dan Lady Elena Von Helberg adalah pengungsi. Kami tidak membawa bencana; kami melarikan diri darinya. Utara telah jatuh, dikonsumsi oleh entitas kosmik yang mencoba melewati perbatasan dimensi.”

“Dan pria yang jatuh ke jurang itu?” tanya Jada, matanya tajam.

“Dia adalah Duke Lucien De Martel, penguasa Utara. Dia menjadi wadah Kutukan Obsesi yang menjaga segel kuno,” jelas Darius. “Dia mengorbankan dirinya untuk menutup perbatasan. Kami telah berhasil menyembuhkan diri kami dari Kutukan itu, tetapi ancamannya masih ada.”

Jada mengamati mereka, terutama Risa. Aura sihirnya yang dingin telah hilang, digantikan oleh kelemahan manusiawi yang mengejutkan.

“Ikut aku,” perintah Jada. “Kalian akan diinterogasi di Benteng Zamrud. Para Tetua akan memutuskan nasib kalian.”

Perjalanan ke Benteng Zamrud adalah peralihan dari kegelapan ke cahaya. Jika Sarang Gagak adalah simbol posesif, es, dan kegelapan, maka Timur adalah kebalikannya. Mereka berjalan melalui hutan pinus yang berbau harum dan ladang yang subur. Benteng Zamrud itu sendiri tidak terbuat dari batu hitam, melainkan dari batu giok hijau tua yang tampak menyerap dan memancarkan cahaya alami.

Di Benteng Zamrud, Risa, Darius, dan Serafina diberikan kamar yang bersih tetapi sederhana, dan diinterogasi secara terpisah.

Risa adalah yang pertama. Dia menghadapi Tetua-Tetua, para penyihir tua yang bijaksana dengan jubah sutra. Risa, yang kehilangan kekuatan Vesselnya, kini hanya bisa mengandalkan kejernihan logisnya dan kembalinya emosi Risa.

“Jelaskan Ritual Kesembuhan itu,” pinta Tetua Agung, seorang pria tua dengan mata yang tampak seperti batu giok murni.

Risa menjelaskan, dengan dingin dan metodis, bagaimana Kutukan Obsidian adalah Segel yang terpusat padanya, bagaimana The Old Observer datang untuk mengklaimnya, dan bagaimana dia, dengan bantuan Darius dan Serafina, mengubah energi gelap Obsesi menjadi Cahaya Murni dan kemudian menyalurkannya ke Bayangan Vessel Asli.

“Kamu menyebut dirimu The Vessel, tetapi sekarang kamu adalah manusia biasa,” kata Tetua Agung. “Apa yang kamu korbankan?”

Risa menarik napas, memikirkan kembali momen di mana dia memutuskan untuk melepaskan identitas Risa-nya demi menjadi Segel Abadi.

“Aku tidak mengorbankan cinta, karena aku telah kehilangannya. Aku mengorbankan harapan untuk kembali ke kehidupanku yang dulu. Tetapi Bayangan Vessel Asli menghentikanku. Dia menunjukkan bahwa aku harus memiliki harapan itu agar pengorbanan memiliki nilai. Pada akhirnya, aku mengorbankan Obsesi Lucien dan kesetiaanku pada takdir,” jawab Risa. “Pengorbananku adalah keputusan bebas untuk melepaskan kekuasaan.”

Sementara itu, Darius dengan tegas menegaskan bahwa ia adalah The Shield yang setia kepada Utara yang sah, bukan kepada kegilaan. Dia menyerahkan gulungan kuno yang mereka selamatkan, yang merinci sejarah Segel. Darius berhasil meyakinkan para Tetua bahwa ancaman itu nyata dan bahwa Lucien De Martel telah membayar harga tertinggi untuk melindungi perbatasan Timur.

Serafina, sebagai The Light yang murni, dipandang dengan campuran rasa ingin tahu dan rasa hormat. Jiwanya yang tanpa sihir telah menyaring Kutukan, dan ia sekarang menjadi saksi paling murni dari ritual tersebut.

Setelah interogasi, para Tetua menerima cerita mereka. Mereka melihat kebenaran dalam mata Risa dan Darius, dan mereka melihat bukti di langit Utara yang masih diselimuti badai hitam dimensional.

“Kami menerima kalian sebagai pengungsi dan penyelamat,” kata Tetua Agung. “Kekaisaran Timur akan melindungi kalian. Tetapi kami harus tahu: Apakah Observer benar-benar jatuh bersama Duke De Martel?”

Risa menatapnya dengan serius. “Observer tidak jatuh. Manifestasinya jatuh. Entitas itu sendiri adalah makhluk dimensi. Lucien hanya membeli waktu. Observer akan mencari cara lain untuk melewati perbatasan. Dan ia mungkin telah mengambil sesuatu bersama jatuhannya.”

Beberapa hari berikutnya dihabiskan untuk pemulihan. Risa akhirnya bisa merasakan emosi: lega, kesedihan atas Lucien yang aneh, dan rasa bersalah terhadap Serafina dan Darius. Dia tidak lagi dingin; dia kini rentan dan manusiawi.

Suatu sore, Komandan Jada membawa Risa ke sebuah ruangan di puncak Benteng Zamrud, yang berfungsi sebagai observatorium sihir. Ruangan itu dipenuhi dengan kristal-kristal yang berdenyut dan peta bintang yang bergerak.

“Kami memiliki masalah sendiri,” kata Jada, menunjuk ke peta bintang. “Timur adalah benteng sihir elemental. Kami adalah para arsitek yang menenun dimensi ini bersama-sama. Tetapi kami merasakan retakan dimensi yang lain.”

“Observer,” kata Risa.

“Bukan hanya Observer,” jawab Jada. “Observer terikat pada Kutukan Obsesi. Timur dilindungi oleh sihir alam kami. Tetapi ada ancaman lain, sesuatu yang mematikan bagi sihir murni kami.”

Jada menoleh ke Risa. “Kami membutuhkan pengetahuanmu, Risa. Kamu adalah Arsitek Kesembuhan yang telah memecahkan teka-teki Kutukan Obsidian. Kami memiliki Kutukan kami sendiri, tetapi kami tidak memiliki kuncinya.”

“Kutukan apa?” tanya Risa.

Jada memimpin Risa ke sebuah jendela, menunjuk ke jauh di seberang pegunungan Timur, di mana sebuah kota kuno, Kota Terlarang Emas, bersinar di bawah matahari.

“Ribuan tahun yang lalu, kami menyegel makhluk-makhluk yang dikenal sebagai The Weaver of Shadows, entitas yang memakan sihir murni kami. Segel mereka terletak di sana. Tetapi segel itu mulai melemah.”

“Apa yang menyebabkan segel itu melemah?” tanya Risa, naluri logisnya kembali.

“Kami tidak tahu. Tapi kami menemukan satu hal,” kata Jada. “Orang yang membawa Observer ke sini telah mengganggu keseimbangan. Observer tidak hanya jatuh. Ia mungkin telah menanamkan sisa-sisa dirinya di perbatasan kita.”

Jada memanggil seorang penyihir tua. Penyihir itu membawa Risa ke meja batu yang di atasnya diletakkan sebuah peta.

“Kami telah memeriksa lokasi jatuhnya Duke De Martel,” kata penyihir itu. “Kami menemukan jejak sihir Obsidian yang tidak hilang. Ia terikat pada sesuatu.”

Penyihir itu menunjuk ke satu titik di peta, jauh di bawah perbatasan, di gua-gua yang jarang dijelajahi.

“Sihir Obsidian telah bertemu dengan energi dimensi asing, menciptakan Kristal Obsidian,” jelas penyihir itu. “Kami khawatir, kristal ini adalah jangkar yang akan memungkinkan Observer untuk melewati perbatasan kami secara permanen, melewati perlindungan sihir kami.”

Risa merasakan ketakutan yang dingin. Lucien, yang mengira dia mengorbankan dirinya, justru telah menciptakan jangkar bagi musuh.

“Aku harus pergi ke sana,” kata Risa, dengan tekad yang dingin. “Aku tahu cara menghancurkan Obsidian. Aku adalah satu-satunya yang pernah memurnikannya.”

“Kami akan mengirim tim bersamamu,” kata Jada.

Risa bergegas kembali ke kamar Darius. Dia menceritakan semua yang dia dengar.

“Lucien telah menciptakan jangkar Obsidian di jurang itu,” kata Risa. “Observer dapat menggunakannya untuk menyeberang. Kita harus menghancurkannya.”

Darius tidak terkejut. “Aku akan ikut denganmu. Kita butuh The Shield di sana.”

Saat mereka bersiap, Serafina masuk. Matanya tampak dingin.

“Aku akan ikut juga,” kata Serafina.

“Tidak, Serafina,” kata Risa. “Ini terlalu berbahaya.”

“Aku tidak akan tinggal di sini,” balas Serafina. “Aku adalah The Light. Aku adalah pemurni. Jika ada Obsidian, aku harus ada di sana untuk memurnikannya, bukan kamu. Kamu adalah Arsitek. Kamu merencanakan. Aku bertindak. Ini adalah penebusanku.”

Risa melihat tekad yang kuat di mata Serafina, tekad yang tidak pernah ia duga. Serafina tidak lagi rapuh.

Saat fajar, mereka bertiga—Risa (Arsitek), Darius (Shield), dan Serafina (Light)—berangkat dengan sebuah tim kecil Ksatria Timur menuju jurang perbatasan yang gelap.

Di sana, di antara bebatuan yang hangus dan es yang retak, mereka menemukan tempat jatuhnya Duke Lucien.

Mereka menemukan sisa-sisa pedang Vengeance yang beku, dan di dinding gua yang dalam, bersembunyi di balik bayangan, mereka melihatnya.

Itu adalah Kristal Obsidian raksasa, berdenyut dengan cahaya hitam yang sakit-sakitan, menembus batu giok Timur. Itu adalah jangkar dimensi.

Risa, Darius, dan Serafina mendekati kristal itu. Risa merasakan koneksi yang sangat akrab dan mengerikan.

Mereka melihat pantulan di permukaan kristal itu. Itu bukan pantulan lingkungan. Itu adalah pantulan Lucien De Martel. Dia terikat, tubuhnya terjalin di dalam kristal itu, wajahnya pucat.

“Dia… dia masih hidup,” bisik Serafina.

Tiba-tiba, mata Lucien terbuka. Dia tidak lagi bingung. Dia menatap Risa dengan mata yang kini berwarna emas cerah, bukan merah-gelap.

Dan suara yang bergema di benak Risa bukanlah Observer. Itu adalah suara Lucien, tetapi dengan otoritas yang menakutkan, dipenuhi sihir yang baru dan kuno.

“Aku tidak jatuh, Risa. Aku mengambil takdir yang lebih tinggi. Aku adalah The Obsidian Monarch. Dan sekarang, aku datang untuk mengklaim Segel yang kau curi.”

Bersambung.....

1
shookiebu👽
Keren banget nih cerita, authornya jago banget!
Dgweny: makasihhh banyak
total 1 replies
Bell_Fernandez
Plot yang rumit, namun brilian.
Dgweny: makasih banyak
total 1 replies
Tae Kook
Jangan biarkan kami menunggu lama-lama, update please~~
Dgweny: siapp , di tunggu update selanjutnya yaaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!