Tragedi menimpa Kenanga, dia yang akan ikut suaminya ke kota setelah menikah, justru mengalami kejadian mengerikan.
Kenanga mengalami pelecehan yang di lakukan tujuh orang di sebuah air terjun kampung yang bernama kampung Dara.
Setelah di lecehkan, dia di buang begitu saja ke dalam air terjun dalam keadaan sekarat bersama suaminya yang juga di tusuk di tempat itu, hingga sosoknya terus muncul untuk menuntut balas kepada para pelaku di kampung itu.
Mampukah sosok Kenanga membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siasat Wisnu
"Kenapa Sigit tidak pulang pak, ibu khawatir dia kabur dan tidak mau menikah dengan Zainab" ucap Dasih khawatir.
Saat itu sudah pukul dua siang dan Sigit masih belum pulang sejak pagi dia pamit sebentar. Wisnu sampai memerintahkan Burhan untuk mencari Sigit ke semua tempat di kampung Dara yang sering Sigit datangi tapi Sigit tidak di temukan.
"Kamu tenang saja, Sigit pasti akan pulang, mungkin dia masih marah karena Kenanga di kecewakan Dirga dan menolak lamaran Sigit" jawab Wisnu mencoba menenangkan Dasih
"Jangan terlalu banyak pikiran, nanti kamu sakit" ucap Wisnu
"Mas aku juga mendengar berita tak enak dari kampung tempat Zainab tinggal" ungkap Dasih
"Apa yang kamu dengar?" tanya Wisnu
"Katanya Zainab hamil dan keguguran, ibu tahu dari bidan yang sedang mengobrol di apotik saat ibu ke pasar tadi pagi dengan Kenanga" jawab Dasih membuat Wisnu terkejut karena sejak kejadian Zainab tiba tiba kepanasan, dia belum menghubungi Zainab lagi.
Apalagi sekarang ada Kenanga, Sigit semakin lupa dengan keberadaan Zainab dan hanya berkirim kabar dengan Tama saja untuk membahas pernikahan Sigit.
"Itu tidak mungkin, Zainab itu perempuan baik baik" ungkap Wisnu gugup
"Aku juga percaya Sigit mas, anakku bukan lelaki bejat, dan itu pasti anak orang lain, kalau saja hari pernikahan tidak dekat, aku sudah membatalkan pernikahan itu, tapi jika sekarang di batalkan, nama baik kamu yang akan rusak" ucap Dasih serius
"Aku juga berpikir sama Dasih, tapi kita tidak bisa melakukan apapun, kita lihat saja nanti, kalau Sigit tidak menyukai Zainab dalam perjalanan rumah tangganya, aku tidak keberatan mereka bercerai" ucap Wisnu memeluk Dasih
"Iya, aku juga tidak mau anakku di bodohi perempuan itu" jawab Dasih
"Kenanga, buatkan teh untuk ibu, bawa ke kamar ya" ucap Wisnu mengusap rambut Kenanga
"Baik juragan" jawab Kenanga
"Kasihan anak itu, padahal dia begitu baik dan penurut, tapi malah di buang suaminya" gumam Dasih
"Ayo ke kamar, kamu istirahat saja, nanti aku akan mencari Sigit, biar Kenanga menemani kamu di rumah, dia sepertinya lebih cocok tinggal di rumah ini" ucap Wisnu mencoba merayu Dasih agar memintanya menikahi Kenanga.
"Iya, sejak kecil dia sudah ikut bapaknya bekerja di sini, bermain dengan Sigit juga, dan aku masih ingat saat ayah Kenanga meninggal, dia menitipkan Kenanga pada kita untuk di jaga" ungkap Dasih
"Jadi kamu masih ingat kata kata terakhir Khaidar?" tanya Wisnu
"Tentu saja mas, mendiang istrinya Mina kan adalah adik angkatku, jadi aku selalu ingat" jawab Dasih
"Aku juga, tapi kita tidak bisa menjaganya karena tidak terikat hubungan apapun, Sigit juga tidak mungkin menikahi Kenanga, mungkin setelah menemukan jodoh lagi, Kenanga juga akan pergi lagi dari sini" ucap Wisnu dengan wajah terlihat sedih.
"Tidak, aku tidak mau Kenanga pergi lagi, aku juga tidak mungkin menikahkan Kenanga dengan Sigit karena aku mau Sigit punya istri dari kalangan atas juga sama seperti kita, tapi aku juga menyayangi Kenanga sebagai saudariku bukan sebagai anakku karena aku melihat Mina dalam dirinya" jawab Dasih
"Tapi kita tidak bisa menahan Kenanga di sini terus terusan Dasih, dia juga pasti ingin berumah tangga lagi"
"Tidak.. kamu nikahi saja Kenanga mas, dengan begitu Sigit tidak akan berani minta Kenanga lagi, kalau Kenanga menikah dengan orang lain, Sigit akan memutuskan hubungan mereka lagi, mungkin Dirga meninggalkan Kenanga juga karena Sigit" ucap Dasih membuat Wisnu menyembunyikan senyum bahagianya.
"Tidak, kamu ini bicara apa sih Bu, aku tidak mau menikah lagi!" bentak Wisnu
"Tapi tidak ada cara lain mas" ucap Dasih
"Sudah, aku tidak mau mendengarkan omongan kamu yang melantur itu" ucap Wisnu berpura pura merebahkan badannya di atas kasur.
"Mas..."
"Juragan, ini tehnya" ucap Kenanga
"Masuk Kenanga" ucap Dasih
Kenanga masuk, dia di minta Dasih untuk duduk di sampingnya dengan Wisnu yang sudah sumringah karena dia berhasil membujuk Dasih untuk di madu, bahkan Wisnu bisa mendengar dengan jelas saat Dasih meminta Kenanga untuk menikah dengan Wisnu setelah masa indahnya selesai, dan Kenanga bersedia meski awalnya menolak.
"Akhirnya, aku akan memiliki dirimu meskipun dalam raga orang lain Kenanga, aku tahu kamu masih hidup tapi raga yang kamu tempati sekarang adalah raga Kak Putri, itu sebabnya aku memaku rohmu di Jasad Putri agar jasad aslimu rusak dan jasad Putri akan kembali hidup, aku tidak mungkin menyentuh tubuh yang sudah di jamah anak buahku, tapi aku juga mencintai kamu Kenanga, jadi aku lakukan semua ini, tentunya dengan ritual yang cukup sulit" batin Wisnu
~~
Di tempat Sigit.
"Bagaimana? Apa bisa janinnya di buang?" tanya Sigit yang tidak mau benih ayahnya tumbuh di rahim Kenanga.
"Bisa, lagipula dia belum sepenuhnya tumbuh, tapi Sahara tidak mau membunuh janin, itu berdosa" jawab Sahara menitikkan air matanya.
"Masa hidup Sahara dulu, dia di racun dalam keadaan hamil, jadi dia akan sangat sedih jika membahas masalah anak, anak yang tidak di inginkan, tetap saja itu anak Kenanga, dan kita tidak punya hak untuk membunuhnya" ungkap Dimas
"Tapi kenanga juga pasti tidak menginginkan itu" ucap Sigit
"Aku tahu, kita serahkan semuanya pada Tuhan, biar Tuhan yang menentukan janin itu tumbuh atau tidaknya di rahim Kenanga" bujuk Dimas
"Baiklah, kak Dimas pasti lebih tahu apa yang boleh dan tidak boleh, maaf, karena sejak tadi mengobrol sampai lupa menawarkan makan, kak Dimas pasti lapar"
"Rumah ini sudah lengkap peralatan masaknya, ada nasi yang tadi Sigit masak dengan lauk telur dadar, maaf hanya itu yang bisa Sigit masak, ada masakan matang yang tadi Sigit beli di pasar, semoga suka" ungkap Sigit
"Asal ada batagor, Sahara bisa jalan" ucap Sahara
"Ada, aku juga beli untuk kalian karena Kenanga juga suka batagor dan martabak manis" jawab Sigit menyiapkan semuanya.
"Apa di sini ada sinyal?" tanya Dimas
"Ada kak, kampung ini sudah ada sinyal" jawab Sigit.
"Syukurlah, itu sudah cukup untukku" jawab Dimas
"Memangnya Dimas kenyang makan sinyal?" tanya Sahara menyantap batagor miliknya dengan tatapan takjub Sigit yang baru pertama kali melihat jin makan.
"Kenyang, kan aku video call dengan Kania sambil makan" jawab Dimas menjulurkan lidahnya
"Ish.. Ada Sahara masih saja ingat selingkuhan" gerutu Sahara membuat Sigit terkekeh
Untuk pertama kalinya sejak dia kehilangan Kenanga bisa merasakan perasaan bahagia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Meski arwah Kenanga masih terjebak di tubuh Putri, setidaknya Sigit tahu kalau Kenanga masih hidup dan setelah semua masalah itu selesai, dia akan mencari keberadaan Dirga.
"Sigit harus pulang, Sigit ingin tahu bagaimana cara mencabut paku itu dari kepala Kenanga" pamit Sigit
"Iya, jangan membuat mereka curiga, anting kamu itu adalah energi murni, jadi jin peliharaan ayahmu tidak akan tahu kalau kamu baru saja bertemu kami" jawab Dimas
"Iya kak, kamar kak Dimas di samping kamar Kenanga, kamar mandi ada di belakang dan arah kiblat menghadap ke pohon beringin tinggi itu" tunjuk Sigit pada satu pohon di tengah tengah hutan yang menjulang tinggi.
"Iya, aku tidak akan sungkan lagi kalau begitu" jawab Dimas yang sudah mulai menelpon Kania.
"Dadah, Nanti Sahara berkunjung ya, dan akan Pagari rumah ini dengan pagar Sahara, hati hati di jalan, kalau lihat yang enak enak jangan lupa Sahara" ucap Sahara melambaikan tangannya pada Sigit yang tertawa karena tingkah Sahara mirip Kenanga saat dia masih kecil.
kenanga tutut blasa mu aq mah hayok