Apa Salah Ku (Di Asingkan Karena Gendut)

POV Geraldine

Sesampainya di dalam ruangan itu ternyata sedang meeting di pimpin oleh seorang pria yang saya yakini adalah wakil Store manager

Dan Disana saya melihat seorang gadis yang bertubuh gemoy yang menurut ku sangat menggemaskan apalagi saat dia tertawa lesung pipinya terlihat

Entah mengapa saya sangat senang melihatnya

Saya pun melangkah masuk kedalam ruangan itu,pria yang sedari tadi memimpin meeting itu menyapaku dan memperkenalkanku pada mereka semua

Awalnya saya heran mengapa dia bisa mengenalku ternyata dia hanya menebaknya saja,tak heran jika dia sudah tau namaku dan kami pun sempat saling berkenalan sebelum saya menyapa semuanya

Setelah beberapa menit kami saling memperkenalkan diri dan memberikan beberapa kata penyemangat untuk mereka saya pun mengakhiri meeting dan mengizinkan mereka untuk kembali ketugas mereka masing-masing

Namun sejak hari itu saya selalu memperhatikan gadis berpipi mochi menggemaskan itu

Saya merasa sangat senang karena tiap hari saya bisa merasakan masakannya yang menurutku sangat enak dan Cocok di lidahku

Saya yang tidak begitu suka makanan yang dari luar rumah atau di pesan direstoran- restoran ataupun dirumah-rumah makan

Saya makan makanan itu jika dalam keadaan terpaksa atau dalam sebuah perjalanan jauh

Menurut pandanganku si pipi mochi ini gadis yang sempurna

Bukan hanya pandai memasak tapi juga cantik dan sangat jenius dia hanya kelebihan berat badan dan itu tidak menjadi masalah untukku

Si pipi mochi selalu membantuku menyelesaikan laporan keuangan perusahaan kami ini

Tapi saya tidak suka pada Rachmat wakil Store managerku yang selalu mencoba mendekati Sinta si pipi mochiku walaupun gadis incaranku tak pernah menggapainya

Saya sangat senang melihatnya saat sedang bekerja dia terlihat sangat cekatan dan lincah serta ramah pada setiap pengunjung

Saya semakin kagum dia buatnya, jantungku berdebar-debar tak karuan jika berada di dekatnya

Walau hanya mendengar langkah kakinya yang begitu kuhafal membut jantungku seperti genderang perang

Wangi parfumnya pun sudah menjadi aroma kesukaanku

berhari hari terlewati bahkan bulan pun berganti tak terasa kami di hidup bersama sudah hampir lima bulan dan selama itu juga saya menikmati hidangan-hidangan lezat tiga kali dalam sehari

Hari ini saya di beritahukan oleh Rendy jika saya Harus bisa cepat pulang karena pipi mochiku akan masak banyak karena ingin makan malam bersama

"pantas saja tadi dia berbelanja banyak banget ternyata akan membuatkan kami makanan yang lezat

Sepulang dari toko saya tenggorokanku terasa sangat kering namun teko air minum yang biasa ku isi air ternyata airnya sudah habis

Saya pun berjalan ke arah dapur untuk mengambil air minum namun langkahku terhenti saat berada di ambang pintu dapur dan ternyata didapur saya melihat Sinta sedang sibuk memasak bersama kedua temannya mereka memasak sambil bercanda

sedang asyik-asyiknya memperhatikan si pipi mochi sibuk kesana kemari menyiapkan bahan masakan tiba-tiba saja terdengar sebuah suara goib yang mampu membuatnya tertawa lepas dan dia terlihat sangat cantik

Menurutku suara itu sangat menjanjikan tapi melihatnya tertawa saya tidak mempermasalahkannya

"cantik " ucapku tanpa sadar

Takut ketahuan mereka akhirnya saya meninggalkan dapur dan menahan rasa haus ku dan kembali ke dalam kamar ku

malam menjelang setelah sholat magrib semua orang sibuk menyiapkan tempat untuk kami makan malam bersama dan teras depan mes menjadi pilihannya karena Disana lumayan luas dan cukup untuk kami tempati walaupun mungkin nantinya akan duduk berdesakan

Saya merasa sangat beruntung gadis pujaanku ternyata Duduk tepat di hadapanku

Diapun yang mengambil kan nasi dan opor ayam buatannya

Saya pun makan dengan lahap karena opor ayam buatannya sangatlah lezat berbeda rasanya dengan yang sering mama buatkan untukku

Sesekali kutatap wajahnya yang cantik, pipinya mengembung saat mengunyah makanannya membuat ku semakin gemas ingin mencubitnya bahkan ingin menciumnya

Saat kami semua hampir selesai makan Rachmat datang ingin menemuiku tapi ternyata sinta mengajaknya makan dia sibuk menyiapkan makanan untuk Rachmat Karena yang ada di depan kami sudah habis

Terlihat wajah Rachmat sangat senang karena Sinta bisa melayaninya walaupun hanya sekedar mengambilkannya makanan di dapur

Ingin rasanya ku mengambil latban dan menutup mulutnya dengan latban hingga berhenti terus menerus menggoda Sinta

Setelah Rachmat selesai makan dia pun segera ku suruh pulang bahkan dia ingin berpamitan pada sinta tapi tak kubiarkan

Setelah memberi tahuku bahwa papa memintaku untuk kembali kerumah karena saya harus menghadiri sebuah pertemuan

Dua hari di rumah papa kembali memintaku untuk menghadiri pernikahan salah satu karyawan kami dan itu adalah sahabat-sahabat sinta

Tentu saja saya tidak menolak karena mochiku pasti ada disana

saya kekampung Khanza bersama beberapa karyawan toko karena saya tidak tau letak kampung Khanza dimana

Sesampainya disana benar saja dugaanku si pipi mochi yang menyambut kedatangan kami teman-tamannya dari toko cabang tempatnya dulu bekerja Sangat heboh saat melihatnya namun ada satu orang karyawan pria yang membuatku sempat kepanasan karena langsung memeluknya namun saat sinta menanyakan keadaan istri dan anak pria itu saya menjadi lega ternyata pria ini hanyalah sahabat baiknya

sinta mengantarkan kami kerumah salah satu keluarga Khanza untuk kami tempati beristirahat

Saya merasa sangat senang karena selama berada di sana sinta sangat memperhatikan ku bahkan kami di pasangkan menjadi pengiring pengantin

Saat pesta selesai kami kembali kerumah paman Khanza yang kami tempati

Mungkin karena kelelahan teman-teman Sinta tidur lebih awal tapi tidak dengan Sinta

Sinta duduk di ruang tamu sendirian sambil memainkan ponselnya

saya mencoba mendekatinya dan mengakrabkan diri

"ehem "saya berdehem agar Sinta tidak terkejut

"eh pak Gerald " ucapnya sambil tersenyum padaku

Ya Allah jantungku terasa ingin copot dari tempatnya

"k-kok Belum tidur!? " tanyaku sedikit gugup tapi ku atur agar bersikap biasa saja

"belum ngantuk pak, bapak sendiri kok belum tidur !?" ucapnya balik menanyaiku

"belum ngantuk juga "jawabku

"mau saya bikinkan kopi pak !? Kebetulan tadi saya bawa beberapa macam kue kesini karena saya fikir siapa tau aja teman-teman mau ngemil "ucapnya

"boleh juga, bisa buat jadi teman ngobrol " jawabku

"ya sudah kalau begitu saya buatkan dulu sebentar ya pak " ucapnya

"iya buk makasih ya" jawabku

dia menatapku dengan mata bulatnya mungkin kaget saat saya memanggilnya buk

Tapi setelah itu dilanjutkan langkahnya menuju dapur

beberapa menit kemudian dia datang membawa nampan berisi segelas kopi yang masih berasap dan sepiring kue seperti yang dikatakannya tadi

"ini pak kopinya, silahkan di minum " ucapkannya setelah meletakkan segelas kopi di hadapanku

"makasih ya buk"ucap ku

"kok ibu sih pak!?" tanyanya

"loh kamu kan memanggilku bapak,kan pasangannya bapak ya ibu" jawabku

"trus saya mau panggil apa dong kalu bukan bapak!?" tanyanya lagi sambil menunduk memainkan ujung jilbab instannya yang menutupi dadanya

"panggil apa saja yang penting bukan bapak mamang juga abah tapi Habibie juga boleh " jawabku menyesap kopi yang di buatkannya

"loh kok Habibie !?" tanya lagi menatapku dengan tatapan polosnya membuatku semakin gemas ingin mencubit pipinya yang gembul

"ya trus mau panggil apa!?" tanyaku

walaupun ini terdengar konyol tapi dengan cara seperti ini kami sedikit jadi akrab dan mengurangi rasa canggung

"emm saya panggil mas aja ya" ucapnya

Saya pura-pura terdiam seolah-olah sedang berfikir tentang ucapannya mata bulatnya yang indah terus menatapku karena menunggu jawabanku

"gimana kalau Abang aja " jawabku

"mas aja deh,lebih enak didengarnya nanti siapa tau saya neriakin dengan panggilan Abang dikiranya saya lagi manggil abang tukang bakso "jawabnya yang membuatku sedikit kesal karena di samakan dengan tukang bakso

"terserah kamu aja deh mau panggil apa sayang pun boleh " ucapku keceplosan

Dia semakin menatap ku

"ngadi-ngadi " ucapnya pelan tapi masih dapat kudengar