"Kamu tidak perlu menikah dengan ku hanya karena rasa kasihan. Aku tidak butuh!"
Aiden seorang playboy yang mempermainkan perasaan berbagai wanita, saat dia benar-benar jatuh cinta pada Yuniar yang polos, dirinya ditolak berulang kali.
Hingga sebuah kecelakaan yang disebabkan oleh Yuniar membuat kedua kaki Aiden lumpuh.
Gadis yang baik hati ini akhirnya menyetujui lamaran Aiden, namun Aiden yang sangat terpukul karena kelumpuhannya pun menolak dengan keras.
Apakah Aiden dan Yuniar berhasil menikah ?
Bagaimana Aiden yang lumpuh akan melanjutkan cintanya kepada Yuniar ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Tidak Rela
Aiden membuang napas kasar, kemudian mengacak-acak rambutnya sendiri. Bahkan pria itu mengusap wajahnya dengan kasar. Menatap Yuniar yang berjalan ke arah pintu. Kemudian menatap ke arah celananya yang terlihat menyembul. Ular kobra nya terbangun karena ciuman tadi. Wajah pria itu terlihat frustasi.
"Aku benar-benar sulit mengendalikan diri saat bersama Yuniar. Tubuh ku bergerak sendiri untuk menariknya lebih dekat dengan ku. Aku berharap kakiku bisa sembuh. Rasanya aku tidak rela jika harus melepaskan Yuniar. Tapi, jika kakiku tidak sembuh, aku juga tidak boleh menahan dia untuk tetap bertahan di sisiku. Aku tidak boleh egois. Dia berhak mendapatkan yang sempurna. Bukan pria lumpuh seperti aku,"gumam Aiden dalam hati.
Karena kakinya yang lumpuh, Aiden menjadi tidak percaya diri dan lebih sering berpikiran negatif terhadap Yuniar. Apalagi sejak awal mereka menikah, alasan Yuniar menikah dengan dirinya adalah karena rasa tanggung jawab, balas budi dan rasa kasihan.
Di satu sisi Aiden sangat menyukai Yuniar dan ingin sekali memiliki Yuniar sepenuhnya. Namun di sisi lain, Aiden merasa dirinya egois jika menahan Yuniar untuk tetap berada di sisinya dengan keadaannya yang lumpuh seperti saat ini. Sedangkan setahu Aiden, Yuniar tidak mencintai dirinya.
Seandainya... Andaikan saja dirinya tidak lumpuh seperti saat ini, mungkin hati Aiden tidak akan merasa bimbang seperti saat ini. Walaupun Yuniar tidak mencintai dirinya, Aiden akan berjuang untuk membuat Yuniar mencintai dirinya. ,
Aiden terhenyak dari lamunannya saat mendengar suara pintu kamarnya di tutup. Aiden mengernyitkan keningnya saat melihat Yuniar berjalan cepat menghampirinya.
"Hanya aku yang boleh melihat tubuh indah Tuan Aiden. Aku tidak mau dan tidak rela si bekasam itu melihat tubuh suamiku,"gumam Yuniar dalam hati seraya mengambil kemeja Aiden yang di letakkan Aiden di atas ranjang.
Padahal, sudah banyak wanita yang sudah melihat tubuh suaminya. Bahkan merasakan keperkasaan pria itu di atas ranjang. Karena Aiden adalah seorang Casanova penjelajah cinta.
"Mau apa gadis ini?"gumam Aiden dalam hati melihat Yuniar mengambil kemejanya dan menghampiri dirinya.
"Tuan, ayo, pakai dulu kemeja Tuan,"ujar Yuniar bergegas memakaikan kemeja Aiden.
"Kenapa dia ingin aku memakai kemejaku?"gumam Aiden dalam hati.
Walaupun bingung dengan apa yang ada di pikiran Yuniar, namun Aiden tetap menurut saat Yuniar memakaikan kemejanya di tubuhnya.
Sedangkan Saminten yang berada di depan pintu terlihat sangat kesal karena harus menunggu Yuniar membuka pintu lagi.
"Seandainya di dalam tidak ada Tuan Aiden dan di rumah ini tidak ada cctv-nya, ingin rasanya aku jambak mencakar dan menyeret wanita jalangg itu keluar dari rumah ini. Apa istimewanya wanita itu hingga di beri hak istimewa di rumah ini layaknya seorang nyonya rumah"gerutu Saminten dalam hati yang tidak pernah bisa menerima kehadiran Yuniar di rumah itu.
Setelah selesai memakaikan kemeja Aiden, Yuniar bergegas kembali membuka pintu kamar itu untuk Saminten.
"Masuklah!"ucap Yuniar pada Saminten dengan wajah dan suara datar.
Saminten tersenyum tipis menanggapi perkataan Yuniar. Senyum tipis yang benar-benar dipaksakan. Karena sejujurnya Saminten ingin sekali menghajar Yuniar dan menyeretnya keluar dari rumah itu.
Saminten berjalan ke arah walk in closet mendorong stand hanger pakaian Aiden seraya melirik Aiden yang sedang duduk di kursi rodanya. Sedangkan Yuniar kembali menutup pintu, kemudian berjalan menuju nakas untuk mengambil jus yang di buatnya tadi. Yuniar menghampiri Aiden untuk memberikan jus buah itu.
"Tuan pasti haus, 'kan?"tanya Yuniar tersenyum lembut seraya menyodorkan jus buah itu pada Aiden.
Aiden tidak menanggapi perkataan Yuniar, namun pria itu mengambil jus itu dan meminumnya.
"Gadis ini pengertian juga,"gumam Aiden dalam hati.
Yuniar menatap Aiden yang sedang meminum jus buah itu dengan sudut bibir yang tertarik ke atas.
Entah mengapa, apapun yang di lakukan Aiden dan bagaimana pun penampilan Aiden, tetap saja pria itu terlihat tampan dan menawan di mata Yuniar. Hingga membuat Yuniar enggan untuk berhenti menatap wajah rupawan suaminya itu.
"Minumlah! Kamu pasti juga haus, 'kan?"ujar Aiden menyodorkan gelas jus yang isinya masih setengah itu pada Yuniar.
Yuniar tersenyum lembut mengambil gelas yang di sodorkan Aiden. Tanpa ragu gadis itu meminum jus buah yang setengahnya sudah di minum oleh suaminya itu. Yuniar meminum jus buah itu hingga habis, kemudian meletakkan gelas kosong itu di atas nakas.
Yuniar mendorong kursi roda Aiden ke arah ujung ranjang. Menempatkan kursi roda Aiden berhadapan dengan kursi panjang yang di tempatkan di ujung ranjang. Perlahan gadis itu duduk di kursi itu berhadapan dengan Aiden. Aiden hanya diam mengamati apa yang akan dilakukan oleh istrinya itu. Gadis yang berbeda jauh usianya dengan dirinya.
"Saya bisa sedikit memijat. Saya akan memijat tubuh Tuan agar tidak kaku dan pegal,"ujar Yuniar tersenyum lembut seraya mengangkat kaki Aiden, lalu meletakkannya di atas pahanya.
Perlahan Yuniar memijat telapak kaki Aiden seperti yang di ajarkan Dikra. Aiden menatap Yuniar yang fokus memijat kakinya.
"Aku tidak pernah merasa bimbang karena seorang gadis, kecuali karena gadis ini. Aku tidak memiliki rasa ingin memiliki seperti aku ingin memiliki gadis ini. Dia adalah satu-satunya gadis di dunia ini yang berhasil memporak porandakan hatiku,"
"Ada perasaan bahagia dan ingin memiliki dia seutuhnya saat melihat ketulusan dari tatapan mata dan tingkah lakunya. Namun disisi lain, juga ada perasaan terhina saat mengingat dia bersedia menikah dengan ku karena alasan tanggung jawab, terimakasih dan juga rasa kasihan,"gumam Aiden dalam hati menatap Yuniar dengan perasaan yang campur aduk.
"Aku akan melakukan apapun yang bisa membuat Tuan Aiden merasa senang dan nyaman. Aku akan tetap berada di sisi Tuan Aiden hingga Tuan Aiden sembuh. Setelah Tuan Aiden sembuh, aku ikhlas seandainya Tuan Aiden ingin menceraikan aku. Karena aku memang tidak sebanding dengan Tuan Aiden. Aku yang hanya gadis desa ini tidak pantas bersanding dengan pria tampan dan mapan seperti Tuan Aiden,"gumam Yuniar dalam hati.
Setelah memijit telapak kaki Aiden, Yuniar beralih memijat bahu dan leher Aiden. Aiden merasa tubuhnya menjadi rileks karena pijatan tangan Yuniar yang lembut dengan kekuatan memijat yang terasa pas bagi Aiden.
"Aku tidak menyangka jika gadis ini ternyata pintar juga memijit. Tubuh ku yang lelah karena bekerja seharian di tambah dengan olah raga tadi menjadi rileks karena pijitan gadis ini,"gumam Aiden dalam hati. Pria itu sangat menikmatinya pijatan istrinya itu.
Di sisi lain, Saminten sudah selesai menyusun pakaian Aiden di walk in closet. Gadis itu keluar dari walk in closet dan melihat Yuniar yang sedang memijat bahu Aiden.
"Dia pasti mengambil kesempatan untuk menyentuh tubuh Tuan Aiden. Mencari perhatian Tuan Aiden dengan segala macam cara. Aku benar-benar kalah cepat dengan gadis ini,"gumam Saminten dalam hati.
Saminten mengatur air mukanya. Dari ekspresi wajah yang terlihat kesal, kini diatur nya menjadi wajah lembut penuh senyuman. Dengan langkah pasti, Saminten mendekati Aiden.
"Tuan, jika anda ingin di pijat, saya bisa melakukannya. Saya ini pintar memijit dan saya jamin capek dan pegal Tuan akan segera hilang setelah saya memijat Tuan,"ujar Saminten yang berdiri di depan Aiden. Saminten tersenyum manis mendekati Aiden.
"Plak"
"Auwh"
Yuniar memukul tangan Saminten yang hendak meraih lengan Aiden. Yuniar memukulnya lumayan keras hingga Saminten merasa kesakitan.
"Jangan coba-coba menyentuh Tuan Aiden! Tugasmu di sini sudah selesai. Cepat keluar dan kerjakan tugasmu yang lain,"ujar Yuniar dengan suara datar menatap Saminten tidak suka.
Entah mengapa semakin sering melihat tubuh Aiden yang seksi menurut Yuniar, Yuniar jadi merasa tidak rela jika tubuh suaminya itu di lihat, apalagi di sentuh wanita lain walaupun hanya sedikit.
"Tuan, nona Yuniar jahat sekali. Saya hanya ingin memijit Tuan, tapi Nona Yuniar malah memukul saya dengan kuat,"adu Saminten dengan wajah memelas yang memang di pukul cukup keras oleh Yuniar hingga tangannya terasa panas.
...🌸❤️🌸...
.
To be continued