seorang gadis dari zaman modern, yang melakukan touring di salah satu gunung tertinggi yang ada di Indonesia. dan menyebabkan dirinya meninggal setelah berhasil menaklukkan gunung tertinggi itu.
namun, arwah yang ditarik itu, bukannya pergi kealam baka, malah melakukan perjalanan waktu ke dunia yang lampau, yang mungkin hanya ada dalam sejarah.
ia, sang gadis bernama Aryani mayora merasuki tubuh seorang ibu yang kejam, yang tega menyiksa anak kandung sendiri tanpa ampun. nama wanita itu adalah Anarawati.
lalu, bagaimana kah Kisah Aryani setelah mengambil alih jasad ibu kejam itu.?? yuk.. disimak..🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. langsung tepar
Sekar pun menganggukkan kepalanya dan duduk di samping sang ibu. Anara sendiri mulai melakukan kesibukannya. Pertama-tama Ia memasak udang yang baru saja Ia tangkap di dalam sungai tersebut dengan memasukkan berbagai macam bumbu di sana. Tentu saja masakan itu langsung mengundang keempat anak laki-laki yang masih duduk di dalam tenda.
"Wah wangi sekali...!! Ibu masak apa Bu..??" Tanya Nakula kepada ibunya.
Anak-anak itu pun keluar semua dan duduk dengan tenang di atas karpet yang sudah anara bentangkan tadi. Dan mereka terdapat berbagai macam jenis tumbuh-tumbuhan yang mungkin akan dijadikan antara sebagai bumbu atau sayur-sayuran.
"Ibu sedang memasak udang.. dan juga mau masak nasi untuk kita.. Apakah anak-anak ibu sudah lapar..??" Tanya anara kepada anak-anak itu. Mereka semua pun tersenyum.
"Sebenarnya kita belum lapar Bu, tapi setelah mencium aroma masakan ibu, tiba-tiba perut kita keroncongan minta diisi." Ujar yoga anak yang berusia 5 tahun itu. Anara pun langsung tersenyum lucu kepada anak-anak itu.
"Ya sudah, sabar ya nak sebentar lagi masakannya akan jadi.." ujar anara kepada anak-anak itu. Mereka semua pun menganggukkan kepala dengan patuh.
"Bu, apa boleh kami main di sekitar sini.. kami tidak bisa bermain leluasa di dalam tenda.." ujar Sadewa kepada ibunya.
Anara yang mendengar penuturan Sadewa langsung mengedarkan pandangannya ke halaman samping tenda mereka. Ia melihat dan mengamati tempat tersebut sekaligus merasakan Apakah ada hewan buas yang akan membahayakan nyawa anak-anaknya. Setelah itu anara baru mengiyakan permintaan Sadewa.
"Baiklah boleh. Tapi ingat jangan jauh dari jangkauan mata ibu ya.." ujar anara kepada anak-anak itu. Mereka semua pun menganggukkan kepala dengan kompak.
"Baik bu.." ujar mereka berempat.
Mereka semua pun langsung bergegas keluar dari luar tenda itu dan beralih ke alam terbuka, sementara Sekar tetap berada di samping sang Ibu dan menunggu apa saja yang mungkin ibunya perintahkan untuknya. Melihat Sekar yang masih duduk di sampingnya, anara mengerutkan keningnya dan bertanya.
"Lalu, kenapa anak gadis Ibu masih berada di sini..?? Tidak mau ikut main dengan kakak dan adik-adik mu kah..??" Tanya anara kepada Sekar. Sekar tersenyum dan seolah-olah tahu di mana posisinya sebagai seorang anak perempuan.
"Tidak Bu, sekar kan anak perempuan, jadi Sekar memilih di sini bersama dengan ibu. Mana tahu Ibu membutuhkan sesuatu jadi Sekar bisa bantu ambilin atau buatin bu." ujar Sekar dengan bijaksana.
Anara yang mendengar penuturan Sekar langsung tersenyum kembali. Sungguh anak yang seusia ini tentu belum boleh memiliki pemikiran seperti itu, mereka seharusnya main dengan bebas dengan anak-anak sebaya mereka.
"Tidak apa-apa sayang.. kamu gabunglah main bersama saudara-saudaramu yang lain.. biarkan urusan dapur Ibu sendiri yang mengerjakan.." ujar anara kepada Sekar. Sekar pun mengangguk kan kepalanya.
"baiklah Bu. tapi, kalau ada apa-apa, ibu bisa minta tolong pada Sekar." ucap gadis kecil itu lagi. anara pun mengangguk.
Akhirnya Sekar menurut saja, ia pun langsung beranjak dari sana dan bergabung bersama dengan anak-anak lainnya. Sementara anara meneruskan pekerjaannya membuatkan makan malam untuk mereka.
Di sana anak-anak main dengan riang gembira dan tertawa lepas, mereka tak perlu bersusah-susah memikirkan Apakah ibu mereka akan marah atau mendapat siksaan nantinya. Kelima anak tersebut benar-benar bersyukur mendapati anara telah berubah dengan sifat yang dahulunya kejam kini menjadi seorang ibu yang penuh dengan kasih sayang. Tak lama sore pun menjelang, kini saatnya anara memandikan anak-anaknya.
"Anak-anak ibu yang tampan dan cantik, kemari sudahi bermainnya, sekarang waktunya untuk mandi." Ujar anara kepada anak-anaknya.
Tangannya sudah ada ember dengan ukuran besar dengan berbagai perlengkapan mandi di dalamnya. Anak-anak yang mendengar suara anara yang memanggil mereka, bergegas mereka Langsung menghampiri sang ibu.
"Bagaimana mainnya seru..??" Tanya anara kepada kelima anaknya.
"Seru itu apa Bu..??" Tanya Nakula kepada ibunya. Nakula menggarut Garut kepalanya akibat memaksakan otaknya berpikir dengan apa yang dikatakan ibunya. Sementara anara sendiri juga ikut berpikir.
"Maksud ibu, senang nggak main di sini..??" Ulang anara lagi. Kelima anak tersebut yang paham maksud dari anara langsung menganggukkan kepala mereka serentak.
"Senang Bu, kita di sini bisa tertawa dengan lepas ketimbang di sana. Di tempat ini juga sangat sepi dan sangat tenang Bu." Ujar yoga menjawab pertanyaan sang ibu. Anara pun tersenyum lagi menanggapi hal itu.
"Baguslah kalau begitu, dan sekarang waktunya anak-anak ibu untuk mandi. Ayo Ibu sudah membawa perlengkapan mandi." Ujar anara langsung menggandeng anak bungsunya pergi menuju tempat pemandian.
Anara sengaja membawa anak-anaknya ke tempat pemandian yang jaraknya agak jauh dari tempat tenda mereka. Walaupun nyatanya sungai tak terlalu jauh, namun anara tidak ingin sabun dan shampo yang akan anara gunakan untuk perlengkapan mandi nanti bercampur di air tersebut. sementara air-air itu, sedang anara gunakan untuk memasak air minum dan juga makanan. Sesampainya mereka di pemandian, anara pun langsung memandikan kripla, sementara anak-anak yang lainnya mandi sendiri namun tetap diawasi oleh anara.
Malam hari pun menjelang, setelah anak-anak selesai makan malam, mereka semua langsung mengambil posisi tempat tidur. Sepertinya mereka sangat kelelahan dengan aktivitas siang yang mereka lakukan, mulai dari melalui perjalanan jauh, sampai dengan mereka bermain tanpa henti di halaman tenda mereka. Dan akhirnya sekarang semua anak-anak itu tepar dan masuk ke alam mimpi masing-masing. Anara yang melihat anak-anaknya langsung menggelengkan kepalanya. Ia juga memperbaiki selimut selimut anak-anak itu.
"Selamat tidur pangeran dan Putri Ibu yang tampan dan cantik." Ujar anara dengan pelan.
Anara pun bergegas keluar dari tenda dan mengambil lampu dari ruang dimensi. Kemudian ia menghidupkan lampu tersebut sehingga tenda mereka berubah menjadi terang. Anara sedikit membersihkan tempat tersebut, meletakkan Kembali barang-barang ke tempat semula, setelah itu baru Ia pergi tidur menyusul anak-anaknya.
***
Esok hari pun menjelang, anara dan anak-anak itu bangun kesiangan Karena kelelahan. Tapi tidak masalah, anara bangun duluan dan langsung bersiap menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya. Ia mengeluarkan beberapa roti dari dalam ruang dimensi tanpa ada yang tahu. tentu saja karena anak-anak itu sedang terlelap. Dia juga mengeluarkan susu coklat untuk dirinya dan anak-anak. Setelah itu anara beralih untuk memasak air, Setelah semuanya selesai, anara pun langsung membangunkan kelima anak-anak itu.
"Anak-anak ibu. Ayo bangun sayang.. ini sudah siang waktunya untuk sarapan siang.." ujar anara kepada anak-anaknya, sambil tersenyum menyadari ucapannya sendiri. mana ada orang sarapan siang.??
