Usia pernikahan yang memasuki tahun ke tiga, harus diuji dengan keinginan suami Hana yang ingin menikah lagi, dengan alasan menginginkan kehadiran seorang anak.
Bagaimana Hana bisa hamil, jika setiap hari dia selalu kelelahan karena harus mengurus rumah dan merawat ibu mertuanya yang sakit-sakitan. Bahkan tubuh Hanna sendiri sudah tak terurus.
"Ijinkan aku menikah lagi, Hanna. Aku menginginkan kehadiran seorang anak. Aku akan tinggal di apartemen dengan istri baruku, dan kau bisa tetap tinggal disini merawat ibu. " Indra.
"Tidak perlu, mas. Aku siap, tinggal satu atap dengan maduku. Tak perlu buang-buang uang untuk membeli apartemen. " Hana.
Akankah Hana bisa tinggal satu atap dengan madunya?
Atau Hana memiliki rencana lain, untuk kebahagiaan dirinya sendiri?
Lanjut yuk. Kasih dukungannya ya, jika kalian suka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suapan Dari Keenan
Waktu sudah berganti malam, Mereka semua masih berada di rumah Hana. Dion yang mengerti keadaan Hana yang tidak memungkinkan untuk menyiapkan makan malam pun berinisiatif memesan makanan melalui aplikasi online. Satu persatu ditanya Dion ingin makan apa. Hana yang masih tidak berselera makan tidak mau memesan apapun. Karena membayangkan makanan melalui namanya saja sudah membuatnya mual.
"Kau harus tetap, makan Hana. Jika kau tidak makan, lalu bagaimana dengan keadaan bayimu. Dia butuh asupan nutrisi untuk berkembang." Keenan menasehati Hana.
"Tapi, mas. Aku mual membayangkan nama makanannya saja. " kata Hana.
Keenan mendesah, lalu mengambil ponsel yang di pegang Dion yang masih dalam mode aplikasi online. Dia lalu mencari makanan yang cocok untuk ibu hamil.
"Sudah. Pesankan itu saja Dion. "
Dion lalu mengecek apa saja makanan yang dipesan Keenan untuk Hana.
"Oke." ucapnya setuju dengan pilihan Keenan.
"Memangnya mas Ken mesenin aku apa, Dion. " tanya Hana penasaran.
"Rahasia nanti kamu juga tahu." ucap Dion yang enggan memberi tahu Hana.
Mereka kemudian sibuk dengan ponselnya masing-masing, Rubby yang terus bergelayut manja kepada Hana dan sesekali mendapat teguran dari papanya, saat dia minta di gendong.
"Oh ya, Hana. Persiapkan dirimu, Senin besok kita ada jadwal sidang perceraianmu. Mungkin Hakim akan meminta Indra menjatuhkan talak kepadamu. Setelah itu, kau akan resmi bercerai dan kita akan meminta hakmu untuk mendapatkan harta goni gini dari Indra. " ujar Dion mengingatkan.
"Iya, aku mengerti. Aku sudah siap. " jawa Hana mantap.
Tak lama makanan yang mereka pesan pun tiba. Ada beberapa ojek online yang datang ke rumah Hana, karena Dion memesan makanan di beberapa tempat berbeda.
Manda dan Dion langsung menyiapkan makanan itu, dan menghidangkan nya di ruang tamu. Karena kursi yang ada di meja makan tidak cukup untuk mereka semua. Jadi Manda berinisiatif untuk makan bersama di meja tamu saja.
"Ayo makan. " tawarnya kepada semua orang.
Semua nya mengambil makanan sesuai pesanan mereka kecuali Hana.
"Lho, punyaku mana? " tanya Hana setelah tidak kebagian makanan.
"Pesananmu belum datang, Han. Salah sendiri ditawari tadi nggak mau. " kata Dion cuek.
Hana langsung mencebikkan bibirnya mendengar ucapan Dion. Lalu dia mendengar suara sepeda motor berhenti di depan rumahnya. Hana langsung keluar dan melihat siapa yang datang. Ternyata abang ojol. Dengan senang hati, Hana mengambil bungkusan yang pasti itu untuknya.
Dia langsung kembali berkumpul dengan semua orang, dan membuka makanan apa yang dipesan Keenan untuknya. Matanya terbelalak saat dia tidak mendapatkan bungkusan nasi. Melainkan hanya jus buah dan salad buah.
"Punyaku kok kayak gini sih, mas. " protes nya kepada Keenan, yang tadi memesankan makanan untuknya.
"Tadi katanya kamu mual membayangkan makanan meski melalui nama makanan saja. Ya aku pesankan jus, dan salad. Itu adalah makanan sehat dan mengenyangkan. " kata Keenan santai sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.
Melihat Keenan makan dengan menu nasi padang, membuat Hana menelan salivanya berkali-kali. Keenan yang tidak mendapat balasan dari Hana langsung mendongak melihat kearah Hana. Dilihatnya wanita itu, memandangi makanannya tak berkedip.
"Kamu mau? " tawar Keenan kepada Hana.
Hana mengangguk antusias seperti anak kecil. Ekspresi yang tidak pernah Keenan lihat dari Hana selama ini.
"Apa boleh? " tanya Hana ragu.
"Tentu saja. " Keenan lalu menyendokkan satu suapa nasi ke sendok lalu menyuapkannya ke mulut Hana.
"Bagaimana? "
"Enak. " jawab Hana dengan mulut yang penuh dengan makanan.
Keenan tersenyum melihat Hana makan dengan lahap. Setelah makanan dimulut Hana habis, Keenan kembali menyuapkan lagi ke mulut Hana, dan sesekali dia menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri. Begitulah seterusnya sampai makanan itu habis. Tanpa menyadari mereka makan dengan sendok yang sama. Dan tanpa mereka sadari juga kalau perbuatan mereka itu menjadi pusat perhatian tiga pasang mata yang memperhatikan mereka sejak tadi.
"Tante Hana sepelti anak kecil, minta di suapi papa. " celetuk Rubby yang membuyarkan keromantisan mereka berdua.
Mendengar hal itu sontak saja membuat wajah Hana langsung memerah. Kenapa dia baru menyadarinya.
"Kau bodoh Hana. Mana makan dengan sendok yang sama lagi." rutuknya pada diri sendiri.
Keenan juga salah tingkah. Karena keasyikan menyuapi Hana dia jadi lupa ada makhluk lain yang memperhatikan mereka sejak tadi.
Setelah makan malam selesai kini, Dion, Manda, Keenan dan Rubby berpamitan pulang kepada Hana.
"Besok aku kemari lagi bersama Rubby dan Bi Sum, Hana. Ingat tidak ada penolakan. " ujar Keenan sebelum pulang.
"I... iya, mas. " jawab Hana kikuk, karena dia masih merasa malu dengan kejadian yang beberapa saat lalu terjadi.
"Ya sudah, kami pulang dulu. Segera istirahat dan minum obat yang tadi sudah aku siapkan. "
"Baik." Hana seperti seorang anak yang sangat penurut kepada papanya setelah kejadian tadi. Entahlah, dia jadi salah tingkah menghadapi Keenan sekarang.
"Daaa, tante... " Lambaian tangan Rubby mengiringi kepergian mereka malam ini.
Hana segera masuk ke dalam rumah, untuk segera tidur.
Di dalam kamarnya, tak hentinya Hana mengusap perutnya yang masih rata.
"Sehat terus di rahim Bunda, sayang. Bunda sangat bahagia kamu hadir untuk menemani Bunda di saat sendiri seperti ini. Bunda akan menyayangimu, dan tidak akan membiarkanmu terluka. " Hana menghentikan berbicara dengan calon anaknya.
"Kehadiranmu membuktikan kalau bunda bukan wanita mandul seperti yang dikatakan wanita itu. Bunda bisa hamil, tapi sayang ayahmu tidak akan bersama kita. Bunda sudah putuskan untuk berpisah dengan ayahmu. Bunda janji, akan memberikan kasih sayang berlimpah untukmu nanti walau tanpa ayah diantara kita. " Setetes air mata jatuh, saat Hana mengatakan semua itu.
Dia tidak menyangka kalau nasibnya akan seperti ini. Pernikahannya hanya berlangsung selama tiga tahun. Dia dijadikan pengurus rumah dan pengasuh ibu mertuanya selama tiga tahun pernikahan, Hana masih terima. Namun saat sang suami mulai berkhianat, disitu Hana merasa sebagai seorang istri harga dirinya diinjak-injak. Apalagi setelah selingkuhan suaminya mengatakan kalau dia wanita mandul. Sungguh sangat menyakitkan.
Tapi setelah berpisah dengan sang suami, keajaiban itu datang. Hana dinyatakan hamil dan dia bisa menyumpal mulut Ema selingkuhan Indra kalau dia bukan wanita mandul seperti apa yang dia katakan. Namun Hana tidak akan melakukan itu Dia akan tetap diam, sampai surat cerai pengadilan itu turun dan dia resmi menyandang status janda. Hana tidak akan mengatakan apapun kepada Indra kalau dia saat ini hamil anaknya.
Biarlah waktu nanti yang akan mengungkapkan semuanya. Saat ini Hana hanya ingin segera bercerai dengan suami yang sudah menghianatinya. Hidup bahagia berdua dengan buah hatinya, dan Indra hidup bahagia dengan istri dan anaknya.
Mereka akan hidup masing-masing, walau ikatan itu tidak akan terputus karena adanya ikatan darah yang akan mengikat mereka seumur hidup, yaitu seorang anak yang akan selalu membuat mereka selalu berhubungan.
toh kamu sdh Bekerja,jd nikmati hidupmu...