Rinda mengenalkan sahabatnya yang bernama Dita dengan Danis, kekasihnya. Sikap dan kebiasaan Danis berubah, setelah Rinda kenalkan pada Dita. Tidak ada lagi Danis yang selalu ada disetiap Rinda membutuhkannya. Karena setiap kali Rinda butuh Danis, pria itu selalu bersama Dita.
Rinda menyesal mengenalkan Dita pada Danis. Rinda tidak menyangka orang terdekatnya akan mengkhianati dirinya seperti ini.
Puncak penyesalan Rinda, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Danis dan Dita masuk ke dalam hotel sambil menautkan jari-jari tangan mereka. Kebetulan Rinda sedang bersama Keenan, pria yang baru saja menjadi temanya. Rinda tidak tahu, jika Keenan adalah calon suami Dita.
Bagaimana sikap Rinda selanjutnya pada Danis dan Dita?
Keputusan apa yang akan dipilih Rinda tentang hubungannya dengan Danis
Bagaimana sikap Rinda pada Keenan, setelah tahu pria itu calon suami Dita?
Yuk simak cerita 'MENYESAL' selengkapnya, hanya di NOVEL TOON
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 Mengabaikan
Pagi-pagi sekali Rinda sudah bersiap menjemput Keenan di hotel, seperti janjinya kemarin malam. Rinda turun ke meja makan hanya untuk menyapa keluarganya dan minum susu hangat yang selalu disiapkan bunda Nara setiap pagi, untuknya dan Ardian.
"Mau kemana?" Pertanyaan itu keluar dari mulut bunda Nara.
Ibu dari Rinda itu menatap heran pada putrinya yang sudah mengenakan outfit untuk pergi. "Tidak biasanya," ucap bunda Nara lagi.
Ini hari libur. Putrinya itu biasanya hanya bersantai di rumah, menemani Ardian bermain game atau membantu asisten rumah tangga membersihkan rumah. Keluar rumah pun, kalau Danis datang lalu mengajak Rinda dan Ardian pergi bermain ke tempat permainan.
"Ada teman dari luar kota yang minta tolong diantar ke alamat kenalan orang tuanya," jawab Rinda.
"Mami Nda mau ke mana?" Ardian yang datang bersama pengasuhnya ikut bertanya. Ini hari libur, maminya tidak mungkin pergi tanpa mengajaknya.
Rinda mensejajarkan tubuhnya dengan Ardian. "Sayang, Mami ada keperluan diluar. Ardi main sama mbak dan nini saja hari ini. Nanti Mami belikan cheese cake kesukaan si gantengnya Mami. Boleh?"
Ardian anak yang baik, tentu saja dia mengizinkan maminya pergi. Apalagi sudah diiming-imingi akan dibelikan cheese cake kesukaannya.
Setelah mendapatkan izin dari putra kesayangannya, dan juga izin dari kedua orang tuanya. Maka, disinilah Rinda berada. Di parkiran hotel tempat Keenan menginap. Menunggu pria itu turun dari kamarnya.
Dari jauh Rinda sudah melihat Keenan yang berjalan kearahnya. Pagi ini pria itu terlihat lebih tampan. "Jangan mudah tergoda dengan pria kaya dan tampan, Rinda!" Rinda mengingatkan dirinya sendiri.
Melihat kelakuan Danis, Rinda jadi ilfil dengan pria tampan dan kaya. Tapi otaknya tidak bisa menolak permintaan Keenan untuk jadi penunjuk jalan. Aneh memang, Rinda bahkan tidak habis pikir. Mengapa dia mau membantu Keenan? Atau dia butuh pelarian agar tidak terus berada dalam penyesalan, telah mengenalkan Danis dan Dita.
Keenan mengetuk jendela mobil Rinda. "Turun," ucapnya. Setelah Rinda menurunkan jendela kaca tersebut.
"Kita pakai kendaraan Saya saja," ucap Keenan lagi.
Rinda mengangguk, lalu menutup kembali kaca mobilnya sebelum mematikan mesin mobil. Rinda keluar dari mobil dan mengikuti Keenan yang menuju mobil pria itu.
"Mobil ini." Rinda berujar dalam hati. Dia mengangumi mobil miliki Keenan. Tidak semua orang bisa memiliki mobil mewah itu. Rinda pun mempertanyakan siapa Keenan sebenarnya, mengapa Rinda merasa tidak asing dengan Keenan. Sayang, Rinda tidak berani menanyakan secara langsung pada Keenan.
"Kita cari sarapan dulu," ucap Keenan.
Suara Keenan menarik lamunan Rinda. Setelah sadar, Rinda menautkan alisnya. Keenan menginap di hotel mahal. Biasanya sudah satu paket dengan sarapan. "Mengapa mencari sarapan di luar?" Tanya Rinda dalam hati.
"Saya bosan dengan makan hotel," ucap Keenan, seolah bisa membaca pikiran Rinda.
"Oh," sahut Rinda. Sebenarnya dalam hatinya Ingin mengatakan Keenan sombong.
"Oh ya, kenalan keluarga kamu ada di daerah mana? Biar cari sarapan searah dengan tujuan." ucap Rinda lagi.
Keenan membuka chat dari ibunya, lalu menunjukkan alamat teman ibunya pada Rinda. Mata Rinda membulat membaca alamat yang dikirimkan ibu Keenan.
"Kenapa?" Keenan bertanya setelah melihat reaksi Rinda begitu membaca pesan dari ibunya.
"Apa alamatnya jauh dari sini?" Keenan kembali bertanya setelah Rinda menjawab, "Tidak apa-apa."
"Tidak terlalu jauh," jawab Rinda.
Setelah itu Rinda mengarahkan kemana Keenan harus melajukan kendaraannya. Tidak perlu petunjuk arah, Rinda tentu sangat hapal dengan alamat yang menjadi tujuan Keenan.
"Kalau boleh tahu, ada keperluan apa kamu mengunjungi teman mama kamu itu?" Rinda bertanya karena penasaran.
"Ada yang ingin Saya bicarakan dengan mereka. Saya juga ingin meminta tolong kamu, untuk pura-pura jadi teman dekat Saya."
Rinda menoleh dan melihat wajah Keenan yang serius menatap jalanan. "Teman dekat?" Ulang Rinda permintaan Keenan.
Bagaimana bisa jadi teman dekat. Mereka belum dua puluh empat jam kenal. Rinda tidak tahu apa-apa tentang Keenan. Lagi pula Rinda tidak mungkin mengakui itu pada teman baik mama Keenan itu. Karena teman mama Keenan tahu, Rinda punya hubungan dengan Danis.
"Mama saya bilang, sejak kecil Saya sudah dijodohkan dengan putri keluarga itu." Keenan menjelaskan, setelah mendengar Rinda mengulang permintaannya.
Rinda terkejut mendengar penjelasan Keenan. Itu berarti Keenan dijodohkan dengan Dita. Karena satu-satunya putri keluarga yang Keenan maksudkan adalah Dita. Karena sahabatnya itu anak satu-satunya.
"Kamu menolak perjodohan itu?" Tanya Rinda menyelidik. Keenan mengangguk menjawab pertanyaan Rinda.
"Kenapa?" Rinda kembali bertanya.
"Ini bukan zaman Siti Nurbaya," jawab Keenan.
"Kenapa tidak mencoba mengenalnya terlebih dulu, sebelum menolak?" Rinda tahu, saran yang dia berikan ini hanya membuang waktu. Jelas-jelas gadis yang dijodohkan dengan Keenan itu bukan gadis baik-baik.
"Saya pernah melihat fotonya. Tidak ada yang membuat Saya tertarik padanya." Jawab Keenan. "Apalagi setelah tahu dia gadis murahan," sambung Keenan dalam hati.
Rinda tertegun dan bertanya dalam hati, "Bukankah tadi malam Keenan melihat Dita dan Danis?"
Hening, Keenan dan Rinda sama-sama tidak tahu harus memberikan pendapat apa lagi. "Saya lapar, " ucap Keenan mengalihkan pembahasan mereka.
Rinda mengarahkan Keenan ke tempat makan yang satu arah degan alamat tujuan mereka. Alamat yang berada tepat di hadapan kediaman orang tuanya.
Smartphone milik Rinda berbunyi. Satu pesan masuk, pesan yang dikirimkan oleh Dita. [Rin, tolong bilang ke mama kalau aku nginap di rumah kamu.]
Rinda hanya membacanya saja. Tidak ada niatan Rinda untuk membalasnya, apa lagi menyetujui permintaan Dita. Dia tahu mengapa mantan sahabatnya itu meminta bantuannya. Pasti mama Ana mencari putri semata wayangnya itu, karena tahu Keenan akan datang.
"Ada apa?" Keenan bertanya karena Rinda terlihat melamun.
"Bukan apa-apa," jawab Rinda.
"Kita makan di sana saja," Rinda menunjuk warung penjual nasi kuning langganannya.
"Sarapan nasi kuning," ucap Rinda lagi.
"Ok," jawab Keenan. Dia tidak keberatan diajak makan di pinggir jalan oleh Rinda. Keenan percaya pada Rinda, gadis itu tidak mungkin membuatnya celaka.
Rinda dan Keenan turun bersama. Untung saja warung pinggir jalan itu pagi ini sedikit lenggang, tidak seperti biasanya. Sehingga Rinda bisa segera memesan yang dia inginkan. Namun kehadiran Keenan tetap saja menjadi pusat perhatian.
"Neng Rinda sama siapa?" tanya ibu pedagang nasi kuning itu.
"Turis Bu," jawab Rinda bercanda.
Tapi ibu pedagang nasi kuning itu percaya, karena melihat wajah Keenan yang seperti orang asing. "Pantas saja tidak bersama den Ardi, karena bawa tamu." Ibu pedagang itu menanggapi jawaban Rinda.
"Ardi pacar kamu?" Keenan bertanya setelah mereka duduk. Dia mendengar ucapan ibu penjual nasi, dan jadi penasaran siapa nama pria yang ibu penjual nasi itu sebutkan.
Rinda menggeleng. "Ardi itu putra saya," jawab Rinda.
Salah satu yang membuat Rinda menerima Danis sebagai kekasihnya, karena pria itu bisa menerima keberadaan Ardi. Begitu juga sebaliknya, Ardi juga bisa menerima keberadaan Danis.
"Kamu sudah menikah?" Tanya Keenan yang terkejut dengan jawaban Rinda.
Rinda kembali menggeleng. "Belum," jawab Rinda santai.
"Kamu pasti berpikir yang tidak-tidak tentang Saya. Sudah punya anak, tapi belum pernah menikah." Rinda kembali bicara, menebak pikiran Keenan.
Setiap pria yang mencoba mendekatinya pasti mengira Rinda punya anak di luar nikah, termasuk Danis. Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya mundur berlahan meninggalkan Rinda, karena tidak bisa menerima keberadaan Ardian dan status Rinda yang punya anak diluar nikah. Tanpa mereka tahu yang sebenarnya.
Belum sempat Keenan menjelaskan pendapatnya tentang Rinda, mami Ardian itu memeriksa smartphone miliknya yang berbunyi. Rinda kembali menerima pesan dari Dita. [Rin, kamu di mana?]
Seperti sebelumnya, Rinda mengabaikan pesan tersebut. Jika biasanya Rinda selalu jadi penyelamat untuk Dita, kali ini Rinda tidak akan melakukannya lagi. Apalagi dia tahu, Dita memintanya berbohong karena sedang bersama Danis.
Rinda menarik nafas dalam-dalam, lalu mengeluarkannya dengan berlahan. Dia mencoba menghilangkan sesak yang tiba-tiba menerpanya, karena mengingat bagaimana Danis dan Dita bergandengan tangan dengan mesranya masuk ke hotel.
"Kamu baik-baik saja, Rin?" tanya Keenan yang memperhatikan apa yang Rinda lakukan.
Baru saja Rinda akan menjawab pertanyaan Keenan, ibu penjual nasi kuning menyela. "Punten, ibu mau mengantar nasi pesanan neng Rinda."
"Terima kasih Bu," ucap Rinda dan Keenan bersamaan.
"Sama-sama Den, Neng," balas ibu penjual nasi kuning.
"Kamu baik-baik saja?" ulang Keenan pertanyaannya, setelah ibu penjual nasi kuning itu meninggalkan mereka.
"Saya baik-baik saja," jawab Rinda sambil menunjukkan senyum terbaiknya agar Keenan percaya.
Keenan tahu Rinda berbohong. Tapi dia tidak bisa memaksa Rinda untuk bicara lebih banyak kepadanya. Mereka baru kenal, tidak salah jika Rinda memilih menyimpan masalahnya sendiri.
lanjut ttp semangat thor💪 ceritanya bagus 👍