Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
"Mas, aku mau keluar." ucap Hana dengan nafas tersengal dibawah kungkungan Indra suaminya.
"Bersama, sayang. " kata Indra mempercepat gerakannya.
Akhirnya lenguhan panjang itu, menandai berakhirnya percintaan panas mereka malam ini. Mereka berdua masih mengatur nafasnya yang tersengal karena olahraga malam mereka yang menguras tenaga.
"Terima kasih, Sayang. " Ucap Indra setelah berhasil mengatur nafasnya.
"Sama-sama mas, sudah tugasku." Jawab Hana dengan memberikan senyuman hangat kepada suaminya.
Mereka akhirnya tidur dengan saling berpelukan. Hana sudah akan menutup matanya, hingga suara Indra yang bicara membuat Hana membuka matanya lagi.
"Hana apa kau sudah tidur? " tanya Indra setelah tidak melihat pergerakan dari istrinya itu.
"Hmmm.... " jawab Hana dengan gumaman.
"Aku ingin bicara sesuatu padamu. "
"Apakah begitu penting, sampai kau tidak bisa menunggu untuk berbicara esok hari saja. Aku sudah sangat lelah. "
"Aku hanya butuh waktu sebentar untuk membicarakan ini denganmu Hana. " kata Indra memaksa Hana untuk mendengarkannya.
"Katakan, apa yang ingin kau katakan. " ucap Hana pada akhirnya, karena dia sudah sangat lelah dan mengantuk setelah seharian bekerja di rumah ini.
Indra menghembuskan nafasnya sebelum mengatakan apa yang ingin dia katakan kepada istrinya itu. Seharian ini, dia sudah berlatih menyiapkan kata-kata yang tepat dan halus untuk disampaikan kepada Hana, agar tidak menyakiti hati istrinya itu.
"Hana kita sudah tiga tahun menikah. "
"Iya, terus. " ucap Hana sambil memejamkan matanya tanpa rasa curiga sedikitpun.
"Tapi kita masih belum diberi momongan. Aku ingin hadirnya seorang anak di tengah-tengah kita, Hana. " ucap Indra pada akhirnya.
Hana menarik nafas dalam-dalam. Dia merasa sesak setiap kali Indra mengatakan kalau dia menginginkan hadirnya seorang anak di tengah-tengah rumah tangga mereka.
Bagaimana dia bisa memiliki seorang anak dengan Indra. Jika quality time antara mereka berdua saja tidak pernah ada. Indra yang sering pergi ke luar kota karena pekerjaannya yang meninjau dua cabang restorannya di dua tempat berbeda. Sedangkan dia dirumah harus mengurus rumah sendiri tanpa bantuan asisten rumah tangga, membersihkan rumah besar ini sendiri dan merawat ibu mertua alias ibu Indra yang sedang sakit stroke.
Semua dia lakukan sendiri. Jika Hana mengeluh, dan memintanya untuk memperkerjakan asisten rumah tangga, Indra selalu beralasan hanya buang-buang uang saja. Dia berkata lebih baik Rumah ini diurus Hana, agar bisa dia kendalikan dan dia tidak bermalas-malasan dirumah. Sekalian olah raga agar tubuhnya bergerak.
Oke, Hana menerima hal itu. Tapi Hana mulai berfikir, jika dia terus kelelahan seperti ini, bagaiman bisa benih Indra akan menempel di rahimnya, Jika Indra saja hanya bercocok tanam hanya seminggu sekali atau dua minggu sekali sejak pernikahan mereka berlangsung tiga tahun lalu. Bisa jadi benih itu akan luruh bersama darah menstruasi tiap bulannya, akibat rasa lelah yang juga menderanya setiap hari. Sekarang Indra menuntut hadirnya seorang anak diantara mereka. Apa dia waras???
"Katakan saja terus terang apa maumu, mas. " akhirnya pertanyaan itu melucur juga dari bibir Hana. Karena Hana sudah mencium gelagat tak beres dari ucapan suaminya malam ini.
"Aku.... aku... " Indra jadi tidak bisa berkata-kata setelah mendengar ucapan Hana dengan nada dinginnya.
"Jika kau tidak mau mengatakannya, lebih baik aku tidur. Aku lelah, dan pekerjaanku besok masih banyak. " Putus Hana, sambil membalikkan tubuhnya memunggungi suaminya.
"Hana, aku meminta ijin padamu untuk menikah lagi apa boleh? " tanya Indra cepat, sebelum Hana berbalik.
Sebuah pertanyaan yang membuat Hana Mematung dan seperti tersambar petir malam ini. Pertanyaan itu langsung menusuk tepat di ulu hatinya, dan menyebabkan luka yang begitu dalam.
"Hana, sayang... " panggil Indra sambil meraih bahu Hana agar menghadap kearahnya.
Namun Hana tak bergeming, dia tetap diam dalam posisinya. Kalimat terakhir Indra benar-benar membuatnya tak percaya.
"Hana ijinkan aku bicara dan mengemukakan alasanku. " kata Indra lagi.
Hana, masih diam tak bersuara. Tubuhnya pun diam mematung tak bergerak sedikitpun.
"Kita sudah tiga tahun menikah, Hana. Aku juga menginginkan seorang anak hadir di tengah-tengah keluarga kita, seperti para sahabatku yang sudah memiliki momongan walalu baru menikah. Jika kau mengijinkan aku menikah lagi, dan istri keduaku memiliki anak. Maka kita akan mengasuhnya bersama Hana." Indra menjeda kalimatnya dan ingin melihat reaksi Hana.
"Aku yakin, aku bisa adil kepada kalian berdua. Restoranku ada tiga cabang. Pendapatan restoran utama, aku yang pegang. Pendapatan restoran ke dua akan kau pegang dan pendapatan restoran ke tiga akan dipegang istri keduaku. Bagaimana aku adil bukan? " kata indra dengan entengnya.
Hana masih tidak bergeming dia masih terdiam. Indra jadi bingung melihat reaksi istrinya itu. Apakah dia setuju atau tidak, semuanya masih belum indra ketahui. Karena Hana masih belum berkata satu patah katapun sejak dia meminta ijin ingin menikah lagi.
"Hana."
Indra mencoba memanggil istrinya itu dan membalikkan tubuhnya agar menghadap ke arahnya dan Indra tau bagaimana reaksi Hana sebenarnya. Namun Indra gagal, kuatnya pertahanan Hana tidak bisa di runtuhkan Indra.
"Hanya itu yang ingin kau katakan? " Akhirnya Hana bersuara.
"Iya."
"Kalau begitu, kita bicarakan lagi besok. Aku sekarang sudah lelah dan mengantuk. Jangan menggangguku lagi. " ucap Hana dengan nada dingin.
Indra meneguk salivanya dengan susah payah, mendengar ucapan Hana yang sangat dingin.
"Baiklah, sekarang istirahatlah. Kita akan bicarakan lagi masalah ini besok. " Indra lalu menyelimuti Hana sampai menutupi bahunya.
Mereka tertidur dalam diam tanpa ada pembicaraan apapun lagi. Setelah mendengar dengkuran halus dari Indra, Hana lalu membuka matanya. Dan tanpa terasa air matanya jatuh menetes membasahi pipi.
Hana bangkit dari tidurnya, dan membawa pakaiannya yang teronggok dibawah lantai ke kamar mandi. Hana membasahi seluruh tubuhnya dengan kucuran air shower yang dingin.
"Tega kamu mas, Kau membuatku terbang beberapa saat lalu, lalu kau hempaskan aku ke dasar bumi begitu saja malam ini. Hanya karena kita belum memiliki seorang anak. Kamu sampai mau menikah lagi. Padahal aku seperti ini juga karena dirimu mas, Aku melakukan apa pun yang kau inginkan. Mengurus rumah ini, mengurus ibumu, sampai aku tidak bisa mengurus diriku sendiri. Tega kamu mas... tega... "
Hana terus melampiaskan kekecewaannya dibawah kucuran air shower.
Setelah dirasa sudah cukup, Hana segera keluar dari kamar mandi. Dengan mengenakan pakaian tidurnya. Dia tidak tidur di samping suaminya lagi. Tapi keluar dari kamar menuju kamar tamu.
"Baiklah, aku akan mengikuti rencanamu, mas. Kita lihat, apa maumu sebenarnya." gumam Hana.
"Aku rasa masalahnya tidak sesederhana itu, pasti ada sesuatu yang membuatmu ingin menikah lagi. Aku akan mencari tau kebenarannya mas. Aku tidak mau kau bodohi lagi, seperti selama ini kau membodohiku." Gumam Hana lagi.
"Aku memang hidup sebatang kara di dunia ini, tapi Aku bukan wanita lemah yang bisa kau tindas dan manfaatkan sesuka hatimu, mas." Hana tersenyum miring, sebelum dia memejamkan matanya.
Hai Reader, ketemu lagi dengan othor dan Selamat datang di karya baru othor. Semoga kalian suka ya. Terus dukung karya Othor dengan Like, subscribe dan votex. Bantu follow othor juga ya, Biar makin semangat berkarya di sini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Hera Puspita
mampir lg thor
2024-10-27
1
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу᭄
.
2024-09-24
1
Anonymous
j
2024-09-16
0