Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu

Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu

Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan

"Mas, aku mau keluar." ucap Hana dengan nafas tersengal dibawah kungkungan Indra suaminya.

"Bersama, sayang. " kata Indra mempercepat gerakannya.

Akhirnya lenguhan panjang itu, menandai berakhirnya percintaan panas mereka malam ini. Mereka berdua masih mengatur nafasnya yang tersengal karena olahraga malam mereka yang menguras tenaga.

"Terima kasih, Sayang. " Ucap Indra setelah berhasil mengatur nafasnya.

"Sama-sama mas, sudah tugasku." Jawab Hana dengan memberikan senyuman hangat kepada suaminya.

Mereka akhirnya tidur dengan saling berpelukan. Hana sudah akan menutup matanya, hingga suara Indra yang bicara membuat Hana membuka matanya lagi.

"Hana apa kau sudah tidur? " tanya Indra setelah tidak melihat pergerakan dari istrinya itu.

"Hmmm.... " jawab Hana dengan gumaman.

"Aku ingin bicara sesuatu padamu. "

"Apakah begitu penting, sampai kau tidak bisa menunggu untuk berbicara esok hari saja. Aku sudah sangat lelah. "

"Aku hanya butuh waktu sebentar untuk membicarakan ini denganmu Hana. " kata Indra memaksa Hana untuk mendengarkannya.

"Katakan, apa yang ingin kau katakan. " ucap Hana pada akhirnya, karena dia sudah sangat lelah dan mengantuk setelah seharian bekerja di rumah ini.

Indra menghembuskan nafasnya sebelum mengatakan apa yang ingin dia katakan kepada istrinya itu. Seharian ini, dia sudah berlatih menyiapkan kata-kata yang tepat dan halus untuk disampaikan kepada Hana, agar tidak menyakiti hati istrinya itu.

"Hana kita sudah tiga tahun menikah. "

"Iya, terus. " ucap Hana sambil memejamkan matanya tanpa rasa curiga sedikitpun.

"Tapi kita masih belum diberi momongan. Aku ingin hadirnya seorang anak di tengah-tengah kita, Hana. " ucap Indra pada akhirnya.

Hana menarik nafas dalam-dalam. Dia merasa sesak setiap kali Indra mengatakan kalau dia menginginkan hadirnya seorang anak di tengah-tengah rumah tangga mereka.

Bagaimana dia bisa memiliki seorang anak dengan Indra. Jika quality time antara mereka berdua saja tidak pernah ada. Indra yang sering pergi ke luar kota karena pekerjaannya yang meninjau dua cabang restorannya di dua tempat berbeda. Sedangkan dia dirumah harus mengurus rumah sendiri tanpa bantuan asisten rumah tangga, membersihkan rumah besar ini sendiri dan merawat ibu mertua alias ibu Indra yang sedang sakit stroke.

Semua dia lakukan sendiri. Jika Hana mengeluh, dan memintanya untuk memperkerjakan asisten rumah tangga, Indra selalu beralasan hanya buang-buang uang saja. Dia berkata lebih baik Rumah ini diurus Hana, agar bisa dia kendalikan dan dia tidak bermalas-malasan dirumah. Sekalian olah raga agar tubuhnya bergerak.

Oke, Hana menerima hal itu. Tapi Hana mulai berfikir, jika dia terus kelelahan seperti ini, bagaiman bisa benih Indra akan menempel di rahimnya, Jika Indra saja hanya bercocok tanam hanya seminggu sekali atau dua minggu sekali sejak pernikahan mereka berlangsung tiga tahun lalu. Bisa jadi benih itu akan luruh bersama darah menstruasi tiap bulannya, akibat rasa lelah yang juga menderanya setiap hari. Sekarang Indra menuntut hadirnya seorang anak diantara mereka. Apa dia waras???

"Katakan saja terus terang apa maumu, mas. " akhirnya pertanyaan itu melucur juga dari bibir Hana. Karena Hana sudah mencium gelagat tak beres dari ucapan suaminya malam ini.

"Aku.... aku... " Indra jadi tidak bisa berkata-kata setelah mendengar ucapan Hana dengan nada dinginnya.

"Jika kau tidak mau mengatakannya, lebih baik aku tidur. Aku lelah, dan pekerjaanku besok masih banyak. " Putus Hana, sambil membalikkan tubuhnya memunggungi suaminya.

"Hana, aku meminta ijin padamu untuk menikah lagi apa boleh? " tanya Indra cepat, sebelum Hana berbalik.

Sebuah pertanyaan yang membuat Hana Mematung dan seperti tersambar petir malam ini. Pertanyaan itu langsung menusuk tepat di ulu hatinya, dan menyebabkan luka yang begitu dalam.

"Hana, sayang... " panggil Indra sambil meraih bahu Hana agar menghadap kearahnya.

Namun Hana tak bergeming, dia tetap diam dalam posisinya. Kalimat terakhir Indra benar-benar membuatnya tak percaya.

"Hana ijinkan aku bicara dan mengemukakan alasanku. " kata Indra lagi.

Hana, masih diam tak bersuara. Tubuhnya pun diam mematung tak bergerak sedikitpun.

"Kita sudah tiga tahun menikah, Hana. Aku juga menginginkan seorang anak hadir di tengah-tengah keluarga kita, seperti para sahabatku yang sudah memiliki momongan walalu baru menikah. Jika kau mengijinkan aku menikah lagi, dan istri keduaku memiliki anak. Maka kita akan mengasuhnya bersama Hana." Indra menjeda kalimatnya dan ingin melihat reaksi Hana.

"Aku yakin, aku bisa adil kepada kalian berdua. Restoranku ada tiga cabang. Pendapatan restoran utama, aku yang pegang. Pendapatan restoran ke dua akan kau pegang dan pendapatan restoran ke tiga akan dipegang istri keduaku. Bagaimana aku adil bukan? " kata indra dengan entengnya.

Hana masih tidak bergeming dia masih terdiam. Indra jadi bingung melihat reaksi istrinya itu. Apakah dia setuju atau tidak, semuanya masih belum indra ketahui. Karena Hana masih belum berkata satu patah katapun sejak dia meminta ijin ingin menikah lagi.

"Hana."

Indra mencoba memanggil istrinya itu dan membalikkan tubuhnya agar menghadap ke arahnya dan Indra tau bagaimana reaksi Hana sebenarnya. Namun Indra gagal, kuatnya pertahanan Hana tidak bisa di runtuhkan Indra.

"Hanya itu yang ingin kau katakan? " Akhirnya Hana bersuara.

"Iya."

"Kalau begitu, kita bicarakan lagi besok. Aku sekarang sudah lelah dan mengantuk. Jangan menggangguku lagi. " ucap Hana dengan nada dingin.

Indra meneguk salivanya dengan susah payah, mendengar ucapan Hana yang sangat dingin.

"Baiklah, sekarang istirahatlah. Kita akan bicarakan lagi masalah ini besok. " Indra lalu menyelimuti Hana sampai menutupi bahunya.

Mereka tertidur dalam diam tanpa ada pembicaraan apapun lagi. Setelah mendengar dengkuran halus dari Indra, Hana lalu membuka matanya. Dan tanpa terasa air matanya jatuh menetes membasahi pipi.

Hana bangkit dari tidurnya, dan membawa pakaiannya yang teronggok dibawah lantai ke kamar mandi. Hana membasahi seluruh tubuhnya dengan kucuran air shower yang dingin.

"Tega kamu mas, Kau membuatku terbang beberapa saat lalu, lalu kau hempaskan aku ke dasar bumi begitu saja malam ini. Hanya karena kita belum memiliki seorang anak. Kamu sampai mau menikah lagi. Padahal aku seperti ini juga karena dirimu mas, Aku melakukan apa pun yang kau inginkan. Mengurus rumah ini, mengurus ibumu, sampai aku tidak bisa mengurus diriku sendiri. Tega kamu mas... tega... "

Hana terus melampiaskan kekecewaannya dibawah kucuran air shower.

Setelah dirasa sudah cukup, Hana segera keluar dari kamar mandi. Dengan mengenakan pakaian tidurnya. Dia tidak tidur di samping suaminya lagi. Tapi keluar dari kamar menuju kamar tamu.

"Baiklah, aku akan mengikuti rencanamu, mas. Kita lihat, apa maumu sebenarnya." gumam Hana.

"Aku rasa masalahnya tidak sesederhana itu, pasti ada sesuatu yang membuatmu ingin menikah lagi. Aku akan mencari tau kebenarannya mas. Aku tidak mau kau bodohi lagi, seperti selama ini kau membodohiku." Gumam Hana lagi.

"Aku memang hidup sebatang kara di dunia ini, tapi Aku bukan wanita lemah yang bisa kau tindas dan manfaatkan sesuka hatimu, mas." Hana tersenyum miring, sebelum dia memejamkan matanya.

Hai Reader, ketemu lagi dengan othor dan Selamat datang di karya baru othor. Semoga kalian suka ya. Terus dukung karya Othor dengan Like, subscribe dan votex. Bantu follow othor juga ya, Biar makin semangat berkarya di sini.

Terpopuler

Comments

Hera Puspita

Hera Puspita

mampir lg thor

2024-10-27

1

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

.

2024-09-24

1

Anonymous

Anonymous

j

2024-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2 Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3 Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4 Keputusan Hana
5 Bertemu Calon Madu
6 Perubahan dan Ancaman Hana
7 Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8 Hana Yang Rapuh
9 Tawaran Dion
10 Keputusan Indra
11 Indra Mulai Ragu
12 Datang Ke Restoran
13 Wanita berbeda
14 Ingatan Masa Lalu
15 Kejutan Di Hari Pernikahan
16 Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17 Awal Penderitaan Ema
18 Nyinyiran Tetangga
19 Bertemu Kenalan Lama
20 Mampir
21 Tak Sebanding
22 Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23 Hari Baru Semangat Baru
24 Ema Sadar
25 Nasehat Ibu
26 Sidang
27 Penyesalan
28 Belum Berubah
29 Jodoh Yang Tertunda
30 Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31 Tamu Spesial
32 Hamil
33 Hana Tetaplah Hana
34 Suapan Dari Keenan
35 Malaikat Tak Bersayap
36 Keinginan Ema
37 Ikrar Talak
38 Penyesalan 2
39 Menjemput
40 89 Hari Menanti
41 Takut Trauma Masa Lalu
42 Posesif
43 Mira
44 Putusan
45 Ada Apa Dengan Indra?
46 Menagih Jawaban
47 Terlambat
48 Jawaban
49 Pecel Ayam
50 Lingkaran Hitam
51 Butik
52 Bertemu Orang Tua Keenan
53 Bertemu Mantan
54 Mencari Tahu.
55 Fitnah
56 Fitnah 2
57 Memberi Paham
58 Pindah
59 Kalap
60 Tanggung Jawab
61 Sisi Lain Ibu Mertua
62 Tetap Bersama Atau Bercerai?
63 Harapan Hana
64 Meratapi Nasib
65 Dibandingkan
66 Meminta Ijin
67 Bertemu Hana
68 Curhat
69 Rumah Impian
70 Melahirkan
71 Galen
72 Menjenguk Bayi Hana
73 Perasaan Ema
74 Keinginan Fia
75 Apa Yang Terjadi???
76 Keadaan Indra
77 Lapor Polisi
78 Menerima Ema
79 Konsultasi
80 Bertemu Sam
81 Kemana Fia?
82 Emosi Indra
83 Berjanjilah
84 Karma Sedang Bekerja
85 Pesan Dari Fia
86 Persiapan Pernikahan
87 Pernikahan
88 Ema Hamil?
89 Kebenaran
90 Berharap Sebuah Keajaiban
91 Sebuah Harapan
92 Operasi
93 Hikmah Di Setiap Kejadian
94 End
95 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2
Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3
Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4
Keputusan Hana
5
Bertemu Calon Madu
6
Perubahan dan Ancaman Hana
7
Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8
Hana Yang Rapuh
9
Tawaran Dion
10
Keputusan Indra
11
Indra Mulai Ragu
12
Datang Ke Restoran
13
Wanita berbeda
14
Ingatan Masa Lalu
15
Kejutan Di Hari Pernikahan
16
Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17
Awal Penderitaan Ema
18
Nyinyiran Tetangga
19
Bertemu Kenalan Lama
20
Mampir
21
Tak Sebanding
22
Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23
Hari Baru Semangat Baru
24
Ema Sadar
25
Nasehat Ibu
26
Sidang
27
Penyesalan
28
Belum Berubah
29
Jodoh Yang Tertunda
30
Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31
Tamu Spesial
32
Hamil
33
Hana Tetaplah Hana
34
Suapan Dari Keenan
35
Malaikat Tak Bersayap
36
Keinginan Ema
37
Ikrar Talak
38
Penyesalan 2
39
Menjemput
40
89 Hari Menanti
41
Takut Trauma Masa Lalu
42
Posesif
43
Mira
44
Putusan
45
Ada Apa Dengan Indra?
46
Menagih Jawaban
47
Terlambat
48
Jawaban
49
Pecel Ayam
50
Lingkaran Hitam
51
Butik
52
Bertemu Orang Tua Keenan
53
Bertemu Mantan
54
Mencari Tahu.
55
Fitnah
56
Fitnah 2
57
Memberi Paham
58
Pindah
59
Kalap
60
Tanggung Jawab
61
Sisi Lain Ibu Mertua
62
Tetap Bersama Atau Bercerai?
63
Harapan Hana
64
Meratapi Nasib
65
Dibandingkan
66
Meminta Ijin
67
Bertemu Hana
68
Curhat
69
Rumah Impian
70
Melahirkan
71
Galen
72
Menjenguk Bayi Hana
73
Perasaan Ema
74
Keinginan Fia
75
Apa Yang Terjadi???
76
Keadaan Indra
77
Lapor Polisi
78
Menerima Ema
79
Konsultasi
80
Bertemu Sam
81
Kemana Fia?
82
Emosi Indra
83
Berjanjilah
84
Karma Sedang Bekerja
85
Pesan Dari Fia
86
Persiapan Pernikahan
87
Pernikahan
88
Ema Hamil?
89
Kebenaran
90
Berharap Sebuah Keajaiban
91
Sebuah Harapan
92
Operasi
93
Hikmah Di Setiap Kejadian
94
End
95
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!