Arabella seorang gadis yatim-piatu yang tinggal bersama bibi nya yang jahat dan serakah.
Ara di jual oleh bibi nya kepada bos Mafia yang terkenal sangat kejam dan juga sadis.
bagai manakan nasip ara selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
" Apa kau masih berharap Cinta dari Tuan?" tanya Delon dengan nada mengolok setelah Tuannya meninggalkan markas.
" apa sekarang singa betina ini ingin menerkam ku" ucap Delon dalam hati dengan bergidik nyeri ketika tatapan tajam Siska tertuju padanya.
Bugh!
Siska langsung menyerang Delon, dan Delon pun tak mah kalah ia balik menyerang Siska, mereka saling menyerang tanpa ada yang mau mengalah sampai sebuah teriakan menghentikan mereka berdua.
" HENTIKAN!! " pekik John.
" apa yang kalian lakukan" tanya John dengan menatap tajam Siska dan Delon.
Siska dan Delon sama-sama terdiam, tidak berani menyahut.
" jawab pertanyaanku?" bentak John dengan sangat keras.
" dia terus saja mengolok-ngolok ku" ucap Siska sambil menunjuk Delon.
" dia yang tiba-tiba saja menyerangku, aku hanya membalas Apa yang dia lakukan padaku" ucap Delon sembari meringis memegangi wajahnya yang terkena pukulan Siska.
John mengusap wajahnya dengan kasar kemudian mendekati Siska dan Delon.
" jika kalian masih bertengkar, Aku tidak akan segan-segan untuk menghabisi kalian berdua" ancam John dengan sorot mata yang menyala.
" dan untuk kalian semua" ucap John mengedarkan pandangannya kepada anak buahnya.
" perketat penjagaan di markas kita!" perintah John.
" baik tuan!" sahut seluruh anak buah Black Hoold kompak.
***
Albert terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, pikirannya kacau. semenjak kedatangan serlin ke showroom, Iya bener-bener tidak bisa melupakan wanita itu.
semua hal manis yang pernah ia lewati bersama wanita itu pun seperti menari-nari di dalam benaknya.
"Arrghhhh" kesal Albert sembari memukul setir.
" Kenapa kita harus bertemu lagi? kenapa?" teriaknya.
kemudian ia menepikan Mobilnya di sebuah bar, kedua anak buah yang diperintahkan oleh Sista tadi pun mengikuti tuannya masuk ke dalam bar, dan mendapati tuannya Tengah duduk sendirian di sebuah sofa.
ternyata Albert tidak bertemu dengan siapapun, hanya ada beberapa wanita seksi yang terlihat menemaninya dan menuangkan minuman ke dalam gelas.
" Apa yang sedang tuan lakukan, kau lihat itu, Tuan sudah meminum beberapa botol Vodka , kalau seperti ini Tuan bisa mabuk" bisik salah satu anak buah Albert.
" Entahlah, aku juga tidak tahu, aku akan menghubungi John, sebaiknya kau tunggu di sini"
" Baiklah, jangan lama-lama"
***
Ara terlihat sangat gelisah dan ia tak bisa tidur malam ini, karena sudah larut malam Tapi suaminya masih belum pulang, pasalnya Sudah beberapa minggu ia tinggal di Mansion megah ini suaminya itu tidak pernah telat pulang.
Bi Surti menghampiri Ara dan memintanya untuk segera beristirahat karena hari sudah sangat larut malam.
" Aku tidak bisa tidur Bi, Tuan masih belum pulang" jawab Ara dengan wajah cemas.
" aku takut terjadi hal buruk menimpanya" lanjut Ara.
" nona jangan mencemaskan tuan, karena tuan John dan Nona Siska mereka tidak akan membiarkan hal buruk menimpa tuan" tutur bik surti.
Ara pun menggeleng dan mengatakan pada Bi Surti kalau dia tetap akan menunggu suaminya pulang, Iya berusaha dengan keras menahan rasa kantuk yang melanda, Hingga jam 02.00 dini hari dia bergegas mendekat ke arah pintu kala bel mansion berbunyi.
cara melihat Jon dan salah satu anak buah suaminya sedang memapah suaminya.
" Apa yang terjadi dengan tuan?" tanya Ara dengan penuh kekhawatiran.
" Tuan baik-baik saja Tuan hanya kebanyakan minum" jawab John.
" aku akan membawa Tuan ke kamar" lanjut john yang langsung Mama apa Albert menuju kamarnya.
cara mengangguk kemudian mengikuti John yang membawa Albert ke dalam kamarnya. John membaringkan Albert di ranjang.
" Tuan sekarang kita sudah sampai di Mansion" ucap John saat melihat membuka matanya.
" John Apa kau tahu? Serlin sekarang semakin cantik saja" ucap Albert.
Ara hanya tersenyum getir saat mulut suaminya itu tak berhenti menyebut nama wanita lain.
" aku... Aku sangat merindukanmu, Aku merindukan kehangatan antara kita berdua serlin" ucap Albert lagi.
Kemudian Albert seperti ingin memuntahkan isi perutnya, dan Ara langsung bergegas keluar dan tak lama Ia datang kembali membawa baskom yang berisi air.
" Tuan muntah di sini saja" ucap Ara sembari menjadikan baskom itu sebagai tempat suaminya mengeluarkan muntahnya yang berbau busuk namun Ara menahan rasa bau busuk tersebut.
" Biar aku saja nona"
ucap John saat melihat arah yang tidak nyaman dengan bau muntahan yang dikeluarkan dari mulut tuannya.
" tidak apa-apa Jon, Aku Bisa" ucap Ara.
kini Albert menatap ke arah istrinya, Iya mengusap wajah Teduh Ara dengan lembut.
"serlin, Kau cantik sekali, aku masih mencintaimu" perkataan yang dilontarkan dari mulut suaminya itu seakan-akan menjadi pisau yang tengah mencabik-cabik hati dan perasaan Ara.
" Tuan dia bukan Serlin, dia Ara istrimu" ucap John yang berusaha menyadarkan tuannya, Ia merasa kasihan melihat Ara.
tetapi Albert terus saja menyebut Ara sebagai serlin.
" ya Rabb, jika apa yang dikatakan wanita itu benar, Suamiku Mencintai Wanita itu, aku mohon padamu ya Robb, jaga pernikahan kami dan kuatkan aku dalam menghadapi semua ujian ini" doa Ara dalam hati.
puas meracau Albert pun langsung ambruk di atas ranjang, Zenfone meninggalkan Ara dan tuannya di dalam kamar itu.
diiringi lelehan air mata arah membersihkan muntahan dari suaminya yang mengotori lantai, tak hanya di situ dia juga membuka sepatu, kaos kaki serta mengganti pakaian suaminya, setelah itu ia selimuti tubuh suaminya, lalu ia keluar membawa Pakaian kotor suaminya.
" apapun yang Nona dengar, Aku harap Nona tidak memasukkan perkataan tuan ke dalam hatimu, Karena bagaimana pun serlin hanyalah masa lalu tuan" ucap John saat melihat arah sudah keluar dari kamar tuannya.
Ara menatap lekat John, lalu menghela nafasnya.
"serlin wanita yang sangat cantik, Wajar saja jika Tuan Mencintainya, Tapi saat ini aku adalah istri sahnya, aku hanya berusaha menjadi istri yang baik dan mempertahankan pernikahan kami, Meski aku tidak tahu apa aku bisa memenangkan hati suamiku atau tidak?" ucapan yang langsung melangkah pergi meninggalkan John.
John menatap punggung Ara yang mulai pergi menjauh, Iya bisa merasakan bagaimana hancurnya perasaan Ara saat ini, tak mudah menjadi Ara bertahan dengan pria yang sudah memuji wanita lain.
" aku yakin kamu bisa Nana, Kamu pasti bisa memenangkan hati Tuan" batin John.
****
sinar mentari pagi yang menerpa wajahnya membuat Albert membuka matanya dengan perlahan, ia mengalir lalu bergegas bangkit dan bersandar di ranjang, keningnya pun berkerut kalau mendapati kehadiran John yang tengah duduk di sofa sembari membaca koran.
" John? Apa yang kau lakukan di kamarku?" tanya Albert heran.
" Syukurlah kalau Tuan sudah bangun" ucap John yang lalu meraih semangkok berisi bubur ayam di atas meja lalu membawanya mendekati sang tuan.
.
.