Wanita Ranjang Mr.Zee

“Bagaimana keadaan Stella, Rid?” Tanya David pada Ridwan, dokter keluarga mereka.

“Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa dia bisa seperti ini?" Tanya Ridwan yang cukup heran melihat kondisi Stella. Hasil pemeriksaan nya, Stella pingsan karena tekanannya yang terlalu berat di otaknya.

"David, sebagai sahabat keluarga ini, ku mengetahui Stella itu bukanlah tipikal orang yang suka memikirkan hal yang berat-berat. Kalau dia sampai shock dan pingsan seperti ini maka aku yakin itu pastilah bukan karena hal yang biasa-biasa saja.” Ungkap Ridwan yang heran istri sahabat drop keadaannya seperti saat sekarang.

“Aku akan ceritakan nanti, tidak sekarang. kepala ku mumet!” Ujar David. “Mari aku antar kau ke bawah.”

Ketika David dan Ridwan sudah sampai di pintu kamar, -

“Tunggu dulu.. siapa gadis yang duduk di sofa itu. Aku belum pernah melihatnya sama sekali.” Tanya Ridwan yang sebenarnya sudah memperhatikan Raya ketika Raya datang bersama David.

“Dia anak gadis ku.” Jawab David dengan entengnya. Sejak mengetahui ayah angkat Raya adalah Danil sahabatnya, David langsung menganggap Raya sebagai anaknya.

“Sejak kapan kau punya seorang anak gadis?” ucap Ridwan sambil geleng-geleng.

“Sejak tadi.” Jawab David asal. “Sudah lah! Kau membuat kepala ku sakit Rid.” protes David.

“Bagus dong, artinya kedatangan ku tidak sia-sia. Ada dua pasien yang bisa aku periksa dalam satu kali perjalanan tugas ku.”seloroh Ridwan.

Keinginan David untuk mengantarkan Ridwan ke bawah mendadak hilang.

“Zee.. sebaiknya kau saja yang mengantar paman Ridwan mu ini ke bawah.” Perintah David.

Zee yang sedari tadi duduk di samping ibunya pun bangkit. “Mari paman aku antar kau ke bawah.” Ajak Zee pada Ridwan, sopan. Sungguh berbeda dengan diri Zee yang tadi.

“Kau selalu sopan Zee! Andaikan aku punya anak perempuan aku pasti akan menjodohkannya dengan mu.” Tukas Ridwan dengan senyum yang mengembang di wajahnya. Ridwan sudah menganggap Zee sebagai anaknya sendiri.

“Sopan?” dengus David dalam hati. "Andaikan Ridwan tau apa yang baru saja Zee lakukan, aku yakin seratus persen Ridwan pun ikut menampol Zee.

“semakin dewasa kau semakin mempesona. Huft andaikan saja memang memiliki satu stok anak perempuan akan ku kawinkan eh akan ku nikah kan dengan mu.” Ulang Ridwan.

“Anak perempuan?? Bagaimana kau bisa punya stok anak perempuan Ridwan, menikah saja kau takut!” Kalau kambing takutnya sama air, kalau kau takutnya sama perempuan.” Celetuk David sambil tertawa mendengar statemen sahabatnya.

“hehehe.. !” Tawa Ridwan sambil garut-garut kepala. “aku lupa kalau aku belum menikah.” Jawab Ridwan bikin oleng.

Memang sampai saat ini keinginan Ridwan untuk menikah tidak ada sama sekali. Ridwan terlalu mementingkan kehidupannya sebagai seorang dokter. Hingga di umur yang sudah melewati empat puluh lima tahun dia masih betah menyandang predikat perjaka ting ting.

“Ayo paman. “ Ajak Zee sekali lagi.

Setelah Zee dan Ridwan keluar, David menghampiri Raya.

“Raya pilih lah salah satu baju Stella, walaupun mungkin akan sedikit kebesaran untuk mu tapi itu lebih baik dari pada kau memakai kemeja kerja Zee yang sudah jelas tiga kali ukuran tubuh mu.” Setelah situasi agak tenang, David baru ngeh mengapa supirnya tadi mengira Raya sebagai kuntilanak. Lihat saja kemeja putih yang sangat kedodoran itu, ukuran terlalu panjang hingga ke betis nya Raya.

“Pergilah mandi jika kau sudah mendapatkan baju untuk kau pakai. Semua perlengkapan wanita yang baru ada di dalam laci sebelah kiri di lemari itu. Stella selalu menyimpan pakaian-pakaian baru yang tidak pernah dia kenakan di tempat yang aku katakan tadi. “ jelas David.

“Tidak perlu paman. Aku pakai ini saja.” Tolak Raya halus.

“Jadi kau lebih suka memakai baju milik Zee?” umpan David. David yakin dengan berkata seperti itu maka Raya akan langsung setuju untuk mandi dan tukar baju.

Raya pun termakan omongan Ridwan, ia setuju untuk mandi dan ganti pakaian begitu dia ingat yang ada ditubuhnya saat ini adalah kemeja nya Zee. Raya sungguh merasa jijik dan ingin melepas kemeja itu segera.

“Zee.. Zee.. jangan kan berdekatan dengan mu, dekat dengan barang-barang milik mu saja Raya merasa jijik. Kau sudah melakukan kesalahan besar nak.” Batin david.

“Raya, paman akan keluar. Kalau kau sudah selesai mandi tolong kau jaga bibi mu ya.. kabari aku kalau ada apa-apa dengan nya.” Sebut David dan berjalan meninggalkan kamar Stella.

Raya membuka lemari yang dikatakan oleh David tadi dan memilih satu pakaian paling sederhana yang dapat ia temukan di dalam lemari itu. Tidak lupa Raya pun mengambil perlengkapan pribadi yang bisa ia kenakan dari laci.

🦢🦢🦢🦢

“Jhon.. tolong kau periksa latar belakang Anulika Rayana, dia merupakan anak angkat Danil. Aku merasa kau Raya mungkin saja adalah putrinya mendiang Ben." Perintah David pada asistennya. Laporkan segera pada ku.

"Kalau sampai itu benar Raya adalah anak dari kakak laki-laki ibu nya Ansel maka Raya dan Ansel- " David memijat kepalanya. Semua terlalu mendadak. Membuat David yang sebenarnya dalam keadaan lelah itu, berpikir ekstra untuk semua potong puzzle yang baru saja bermunculan.

David melemparkan pandangan nya ke seluruh sudut kamar Denis. Bukan karena dia sedang melakukan inspeksi di kamar anak bungsu nya itu. Tetapi karena dia tengah berpikir kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi.

Andaikan dugaan David benar kalau Raya adalah putri Ben sahabatnya yang meninggal karena dicelakai oleh mafia Italia sewaktu akan mengikuti jejak David meninggalkan dunia hitam dan kelam itu, maka Raya tidak boleh menikah dengan Ansel. Ayah Raya adalah saudara kandung ibu Ansel, jarak persaudaran mereka sangat dekat. Tidak mungkin untuk mereka menikah karena tradisi di dalam keluarga Benvolio melarang adanya pernikahan dengan sesama sepupu.

Jika memang faktanya nanti adalah seperti itu maka David tahu siapa orang yang harus bertanggungjawab atas diri Raya.

"Mau tidak mau jika hal ini benar adanya, mereka bertiga harus menerima keputusan ku. "

David mengusap kasar wajahnya.

“Paling tidak saat ini yang terpenting adalah memastikan jati diri Raya terlebih dahulu."Tukas David.

David sungguh berharap Raya adalah anak dari Ben, sahabatnya itu. Dengan begitu David dapat memenuhi permintaan terakhir Ben untuk menjaga Putrinya. Andaikan gadis kecil itu tidak diculik di rumah sakit pasca kecelakaan yang menimpa Ben dan Jelita pasti David sudah mengadopsi anak itu sebagai adiknya Zee dan kakaknya Denis.

David dan Stella telah mencari keberadaan anak itu bertahun-tahun dan sama sekali tidak terpikir oleh David, bisa saja Danil dan Margaret yang menemukan keberadaan anak itu sebelumnya. Sudah lama Danil dan Margaret menikah, dan selama itu pula mereka tidak pernah mempermasalahkan persoalan anak.

Bahkan ketika David, Ben dan Danil masih aktif di dunia Mafia, Danil mengatakan dia lebih suka hidup berdua saja dengan Margaret. Bukan kah aneh jika tiba-tiba mereka mengangkat dua orang anak sekaligus. David sangat mencurigai hal ini.

“Tidak mungkin tanpa alasan Danil mau mengangkat seorang anak.” Pikir David.

🐣🐣🐣 continued

Jangan lupa

1.like

2.komen

3.vote