Siapa sangka takdir membawa Kevin harus terperangkap di pondok pesantren. Dirinya tidak bisa sebebas dulu, membuat Kevin frustasinya luar biasa. Namun siapa sangka, di sana ada sosok bidadari tak bersayap yang selalu membuat mata Kevin berseri-seri. Hari-harinya yang di pikir terasa suram di pondok pesantren, namun menjadi cerah. "Ustadzah, mau enggak jadi istri saya, nikah sama saya, kalau ustadzah nikah sama saya enggak bakalan nyesel deh. Saya ganteng, kaya lagi, saya anak tunggal loh... Keluarga Pradipta lagi." ucap Kevin dengan songong, matanya mengedip pada ustadzah galak yang mengajar di kelasnya. Nadzira -- sosok ustadzah itu mendelik pada santrinya itu. "Jangan ngimpi kamu. Type saya enggak modelan kayak kamu. Cepat kerjakan hukuman kamu, jangan banyak tingkah." Cetus Nadzira galak. Kevin tidak tersinggung, cowok itu malah tersenyum lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25
"wah calon pengantin nya cantik sekali, akan sangat cocok dengan gaun yang akan saya rancang kali ini . " Seru seorang desainer sebuah butik terkenal yang ada di kota itu . Sengaja sekali memang ustadz Malik meminta seorang desainer terkenal untuk menangani pernikahan nya itu . Dan butik itu juga sangat terkenal bisa membuat gaun dalam waktu yang tidak terlalu lama .
Nadzira tersenyum tipis . "Tapi Bu, kalau boleh jangan yang terlalu terbuka dan mengekspos ya bu , soal nya saya tidak mau . " Ucap Nadzira .
"Padahal kalau sedikit menampilkan lekuk tubuh nya cantik banget loh . Kamu ini punya tubuh yang ideal . "
Nadzira menggeleng kan kepala nya , mana mungkin dirinya menampilkan sesuatu yang hanya sang suami nya nanti nya yang berhak melihat nya . "Maaf Bu, tapi saya tidak bisa . Karena itu haram . Hanya suami saya yang berhak melihat nya . " Ucap Nadzira .
Sang desainer tersenyum sambil meringis , merasa kalau dirinya salah berbicara . "Maaf ya , karena saya sudah lancang , saya tidak bermaksud demikian . " Sesal sang desainer , mestinya dirinya tau kalau gadis itu tidak mau mengenakan pakaian yang di sebutkan oleh nya tadi , karena dirinya lihat gadis itu memakai gamis kebesaran serta hijab panjang . Apa lagi sang calon suami yang kemarin datang pada nya meminta gaun yang seperti di sebut oleh gadis itu tadi.
Nadzira tersenyum . "Enggak apa-apa Bu . Saya tidak marah . Oiya , hari akad nya pakai kebaya warna putih ya Bu ? "
Sang desainer langsung mengangguk kan kepala nya . " Iya , calon suami kamu yang sudah memilih nya. Kalau ukuran nanti saya cocokan kembali. Seperti nya pas deh ."
Nadzira tersenyum malu-malu mendengar nya . Entah mengapa dirinya sangat suka saat ustadz Malik yang ikut andil dalam memilih baju pengantin nya nanti . Ada perasaan senang mendengar nya , padahal kemarin-kemarin Nadzira sempat di buat ragu, karena ustadz Malik tampak acuh dan terkesan tidak mau pernikahan itu di percepat .
Namun bagaimana lagi, Nadzira tidak akan memutuskan hubungan itu, apa pun yang terjadi Nadzira harus menikah dengan ustadz Malik . Itu ancaman dari Abah nya dan Nadzira menurut saja .
Namun siapa sangka perubahan ustadz Malik membuat Nadzira senang hati ini.
Sang desainer lalu meraih kertas yang ada di dalam tas yang dia bawa . Menyerahkan pada Nadzira .
Nadzira menerima nya. , langsung terpukau dengan sebuah gambar desain baju yang ada di dalam kertas itu .
"Ini Bu ?" Nadzira sampai tidak sanggup berkata-kata apa lagi, karena sangkin takjub nya dengan gambar gaun yang ada di dalam kertas itu .
"Itu desain gaun nya . Bagaimana ? Sesuai yang kamu inginkan bukan ?"
Nadzira langsung mengangguk kan kepala nya .
"Syukurlah . "
Setelah mengukur gaun untuk Nadzira , sang desainer juga langsung mengukur baju untuk Siti -- ibu Nadzira . Kalau Abah Nurdin , sudah ada seorang staf pria yang dirinya bawa , dan akan mengukur pria itu .
Semua nya selesai , mereka pamit pulang . Sedangkan Nadzira langsung bangkit dan pamit masuk ke dalam kamar milik nya . Jam akan menunjukkan waktu Maghrib .
Di dalam kamar nya , Nadzira ingin mandi , namun terkejut saat membuka baju , Nadzira melihat sebuah amplop berwarna putih jatuh .
Nadzira langsung menghentikan gerakan nya membuka gamis nya . Gadis cantik itu meraih amplop yang dirinya ingat dari pemuda tengil itu.
Nadzira meletakkan nya di atas nakas , cukup penasaran sih apa isi nya. Dan Nadzira akan membaca nya nanti setelah shalat isya .
Benar saja, Nadzira sudah selesai makan malam dan shalat isya , gadis cantik itu sudah duduk di headboard tempat tidur nya , tangan nya memegang amplop yang di berikan oleh Kevin tadi .
Perlahan jari lentiknya membuka amplop itu , dan setelah nya Nadzira langsung mendapati sebuah kertas di dalam nya . Nadzira menarik kertas itu lalu membaca nya .
Assalamualaikum Ustadzah cantik . Ekhm , Ustadzah Nadzira , maaf mengganggu waktu mu . Aku tidak bermaksud mengganggu mu, tapi mau bagaimana lagi, aku harus menyampaikan hal ini , karena aku tidak sanggup menahan nya .
Mungkin aku terlalu gila karena sudah menganggu mu akhir-akhir ini. Tapi jujur saja , sikap diriku memang tengil dan kelewatan , tapi cinta ku sama sekali tulus untuk dirimu Ustadzah .
Aku benar-benar jatuh pada sosok mu, mungkin pada pandangan pertama . Aku belum mengenal mu, dan aku belum tau status mu seorang Ustadzah .
Maaf , jika perasaan ku ini menganggu dirimu . Tapi aku tidak bisa menahan nya . Aku benar-benar mencintai mu .
Kamu satu-satunya gadis yang mampu membuat ku tergila-gila .
Dan apa yang kamu bilang malam itu benar , jika aku akan merasakan sakit hati luar biasa karena sudah berani jatuh pada dirimu. Tapi mau bagaimana lagi, rasa itu tumbuh tanpa aku minta . Aku jatuh cinta bukan kemauan ku . Tapi Allah lah yang menumbuhkan rasa itu .
Dan jangan meminta untuk aku membuang rasa cinta ini . Entah kapan aku akan move on aku tidak tau . Tapi insyaallah aku janji enggak bakalan gangguin Ustadzah lagi . Karena aku sadar diri aku siapa .
Tapi selamat Ustadzah sebentar lagi akan menikah . Aku doakan Ustadzah bahagia pada pilihan Ustadzah .
Panjang banget ya Ustadzah , maaf ya udah di suruh baca panjang lebar kayak begini .
Maaf banget . Sekali lagi maaf sudah menggangu waktu Ustadzah .
Assalamualaikum Ustadzah ...
Dari Kevin ..
Nadzira menutup surat itu, lalu meletakkan nya di atas nakas . Sungguh entah mengapa hati nya terasa sesak saat membaca surat dari Kevin itu.
Aneh , perasaan apa ini ...
Karena tidak ingin terlalu larut dari perasaan aneh itu, Nadzira memilih beringsut untuk tiduran , dirinya ingin tidur aja .
Namun saat memejamkan kedua bola mata nya , bayang-bayang wajah Kevin yang sedang tersenyum ke arah nya selalu saja menghiasi kepala nya .
Nadzira langsung terbangun dari tidur nya .
"Astaghfirullah !! Aku kenapa ??" Ucap Nadzira .
Sementara Kevin ...
Pemuda tampan itu sedang duduk termenung di jendela bilik kamar yang di tempati oleh nya. Dirinya hanya sendirian saja , karena para penghuni bilik yang lain sedang ikut tadarusan seperti biasa nya .
Kevin ? Mana mau dia , dirinya beralasan masih kurang sehat .
Kevin menatapi nasib nya , dirinya tidak menyangka kisah cinta nya akan berakhir secepat ini .
Ya perkataan Nadzira tadi malam terus ada di dalam benak nya , dirinya tidak mungkin memungkiri rasa sakit nya.
Apa lagi saat mendengar obrolan kedua pasangan tunangan itu tadi, membuat hati Kevin semakin hancur lebur .
Kevin tidak sanggup. Dirinya memilih berhenti. Kevin ingin membuktikan jika dirinya akan baik-baik saja , tanpa Nadzira .
Dua Minggu Kevin akan buktikan itu . Dirinya akan mencoba baik-baik saja di pondok pasantren ini . Menjalani hari-hari seperti biasa nya , tanpa menggangu Ustadzah cantik itu lagi .
Membayangkan nya saja , rasa sakit itu semakin terasa . Tapi Kevin berusaha keras menguatkan nya . Dirinya akan menguatkan hati nya .
•
Dua Minggu berlalu , benar saja , Kevin merealisasikan ucapan nya , dirinya benar-benar tidak menganggu Nadzira. Kevin bahkan terkesan menghindar jika bertemu dengan Nadzira. Bahkan saat Nadzira meminta Kevin untuk menyetor hafalan nya , pemuda itu bersikap biasa saja , dan setelah nya pergi .
Nadzira merasa kehilangan .
Jujur , dirinya tidak tau , entah mengapa perasaan itu hadir tiba-tiba .
Dua Minggu, waktu yang berlalu cepat , seminggu kemudian dirinya akan menikah dengan ustadz Malik, dan akan menjadi istri dari pemuda itu .
Tapi entah mengapa Nadzira bimbang .
Nadzira berjalan menuju ke kantor setelah dirinya selesai mengajar .
Namun langkah nya terhenti saat mendengar suara seseorang sedang berbicara .
"Maaf kyai , saya akan kembali pada orang tua saya . Kalau saya punya salah , atupun sikap saya kelewatan selama di sini saya minta maaf ."
Deg
Nadzira terkejut, dirinya sangat tau suara itu. Suara yang selalu ada di dalam kepala nya , entah mengapa dirinya sangat menghafal suara itu .
Dan apa yang dirinya dengar tadi ? Kevin pemuda itu akan kembali pada orang tua nya ??