NovelToon NovelToon
Kaya Karena Selembar Sampah

Kaya Karena Selembar Sampah

Status: tamat
Genre:Tamat / Menantu Pria/matrilokal / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.6
Nama Author: Santi Suki

Daniel Hao, seorang sopir yang menyelamatkan Tuan Besar Jimmy Li saat terjadi pengeboman di pabriknya. Sebagai ucapan terima kasih Daniel dinikahkan dengan Sandra Li, gadis kesayangan dan kebanggaan dari keluarga besar Li.
Daniel dipandang rendah dan hina oleh keluarga Li lainnya. Bahkan disebut sebagai menantu sampah karena tidak berguna sama sekali keberadaan dia dia keluarga Li dan menjadi aib bagi mereka. Akan tetapi, mereka tidak bisa berbuat semena-mena kepadanya. Sebab laki-laki itu berada dalam perlindungan Tuan Besar Jimmy Li.
Suatu hari Daniel menemukan selembar kupon lotre di tong sampah, dengan nomor seri sama dengan tanggal ulang tahun ibunya. Ternyata kertas itu merupakan pemenang lotre dengan hadiah uang sebanyak 300 juta Yuan. Maka Daniel pun membeli banyak saham di beberapa perusahaan dan sebagiannya dipakai buka usaha bersama teman baiknya untuk membuktikan kalau dia pun bisa menjadi orang yang setara dengan orang-orang yang merendahkan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34. Tidak Sesuai Harapan

Bab 34

Peter berhasil membawa peti berisi emas batangan dengan menggunakan kendaraan mirip mobil barakuda yang lapis baja, tetapi ukurannya kecil. Peluru tidak bisa menembusnya dan laju kendaraan juga sangat cepat. 

"Harta karun sudah didapatkan. Kita pergi!" teriak salah seorang anak buah kelompok Black Eyes.

Anggota dari Black Eyes yang masih tersisa langsung lari tunggang langgang menyelamatkan diri dari gempuran baku tembak kelompok Red Hair.

Marco pun menyuruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Daniel. Bagaimanapun juga mereka harus bisa membawa anak tuannya itu ke markas.

Luka di paha Daniel semakin parah. Kini dia merasa lemas karena kehabisan banyak darah, bahkan kakinya terasa dingin dan mati rasa. 

"Tuan Daniel, menyerahlah! Kami tidak ingin Anda terluka," teriak salah seorang anak buah kelompok Red Hair.

Daniel pasaran saja jika harus ketangkap oleh Marco dan anak buahnya. Keadaan dia sudah tidak memungkinkan untuk melakukan perlawanan terhadap mereka. 

"Anda sudah tidak bisa lari lagi, Tuan Daniel," kata Marco sambil tersenyum lebar.

Melihat ada kaki tangan ayahnya membuat Daniel berdecih. Dia sudah tidak punya kesempatan untuk lolos lagi sekarang.

Dilan yang baru saja sampai dengan mobilnya langsung di kepung oleh anak buah Marco. Dia sekarang tahu maksud dari ucapan Daniel tadi. Namun, hati kecilnya tidak mau membiarkan temannya jatuh ke tangan mereka.

"Si_al! Kenapa di saat aku tidak membawa perlengkapan senjata yang banyak malah menghadapi musuh yang banyak," gumam Dilan sambil mengumpat.

Mulut Daniel bergerak tanpa suara kepada Dilan. Dia berharap kalau temannya itu ingat akan janjinya.

Dor!

"Hentikan!" teriak Daniel kepada anggota Red Hair.

Semua orang yang ada di sana yang siap menembak mobil Dilan langsung mengurungkan niatnya. Mereka masih dalam posisi siap melakukan apa yang diperintahkan oleh Marco.

Tiba-tiba muncul segerombolan orang yang tadi dimintai oleh Dilan di sana. Jumlah mereka jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah anggota kelompok Red Hair.

"Wah, siapa ini? Mau apa kalian?" tanya Marco yang mengenal beberapa orang dari mereka.

Daniel menghela napas, sekarang keadaan sedang kacau dan dia tidak mau sampai nyawa orang-orang yang ingin membantunya melayang sia-sia. Dilihat dari segi apa pun mereka pasti akan kalah oleh anak buah Marco.

"Jangan macam-macam kamu, Marco!" teriak Daniel.

"Kalian pergilah bersama Dilan!" perintah Daniel kepada segerombolan orang itu.

"Tapi, Bos …." Salah seorang dari mereka ingin menyela.

"Turuti apa perintahku!" titah Daniel sambil menahan dirinya agar tetap sadar. Bagian tubuh bawahnya sudah terasa mati rasa.

Orang-orang itu pun segera pergi dari sana bersama dengan Dilan juga. Mereka tahu kalau Daniel pasti akan bisa selamat dan nanti akan bergabung kembali bersama mereka.

Setelah memastikan semua orang-orangnya pergi, tubuh Daniel ambruk karena hilang kesadaran dirinya. Marco pun langsung membawa tubuh anak tuannya itu ke dalam mobilnya.

***

Sandra terus menangis setelah mendengar pengakuan dari Dilan kalau saat ini Daniel sedang berada di tangan kelompok mafia Red Hair. Wanita itu ketakutan kalau suaminya akan dibunuh oleh mereka.

"Nona, jangan menangis terus. Bos pasti akan segera pulang, karena dia tidak akan tahan lama-lama berpisah dengan Nona," ucap Nathan dengan nada lirih.

Setelah kejadian tadi mereka semua berkumpul di apartemen milik Daniel sesuai dengan perintahnya. Saat ini tempat itu lebih aman ketimbang kediaman keluarga Li, karena ada Damian dan Arthur yang masih bisa keluar masuk rumah.

Sandra hampir satu jam menangis dalam pelukan ibunya, Sindy. Sementara itu, Leon sedang mendapatkan pengobatan karena betisnya terkena tembakan, meski keserempet peluru.

Dina dan Dilan terlihat murung karena dalam hati mereka takut kalau Daniel akan disekap dan tidak bisa meloloskan dirinya dari cengkeraman kelompok mafia ayahnya. Mereka tahu kalau Marco bukan orang bodoh dan lemah, sehingga akan sulit meloloskan diri darinya.

Leon sebenarnya ingin mengajak Nathan dan Dilan berbicara tanpa melibatkan Sandra dan Sindy. Namun, putrinya itu tidak mau beranjak dari ruang keluarga ini.

"Jadi, sekarang apa rencana kalian?" tanya Leon akhirnya setelah selesai menerima pengobatan di betisnya.

"Aku dan Dina akan tinggal di sini untuk menjaga Nona Sandra," jawab Dilan.

"Kalau begitu, kita juga ikut tinggal di sini," kata Sindy juga.

"Tidak bisa, hanya ada satu kamar tamu di sini," ujar Sandra sambil terisak.

"Mama akan tidur bersama kamu," tukas Sindy kepada putrinya.

"Kalau Anda ingin ikut tinggal di sini, aku dan Dina bisa tinggal di ruang kerja Daniel. Di sana juga ada kasur meski ukurannya kecil," ucap Dilan.

Akhirnya sesuai kesepakatan bersama, mereka pun akan tinggal bersama-sama di apartemen itu. Sandra tidur dengan ibunya di kamar utama, Leon di ruang kerja, dan pasangan Dilan di kamar tamu.

Leon memeriksa buku, berkas, dan semua yang ada di ruang kerja itu. Saat dia membuka laci di meja kerja dia menemukan sebuah berkas yang warna kertasnya sudah menguning. Tubuhnya langsung lemas saat membaca laporan yang ditulis di sana. Dia tidak menyangka kalau kedua adiknya itu berbeda ayah dengan dirinya.

"Mana mungkin ini bisa terjadi? Lalu, siapa ayah mereka berdua?" Lirih Leon masih dengan tangannya yang bergetar.

"Pantas saja ayah selalu menekan aku agar jadi yang terhebat di antara saudara-saudaraku," lanjut Leon yang teringat akan tuntutan dari Jimmy Li semenjak kecil.

***

Daniel berada di ruangan khusus. Dia dalam keadaan tidak sadarkan diri dan banyak alat yang terpasang pada tubuhnya. Tadi laki-laki ini kehilangan banyak darah dan detak jantung juga sempat hilang sehingga beberapa kali dipancing oleh alat kejutan listrik.

"Jaga Tuan Daniel dengan benar, jangan sampai kita kecolongan karena lalai dalam menjaganya!" perintah Marco dari balik dinding kaca.

"Tenang, Tuan. Kami sudah menyiapkan dokter dan perawat yang akan memantaunya selama 24 jam penuh sampai keadaan Tuan Daniel benar-benar pulih," ucap laki-laki berjas putih.

Marco harus mengurus banyak pengiriman jual beli senjata malam ini. Dia tidak bisa menjaga Daniel, sementara itu kelompok Black Eyes sudah mengetahui keberadaan calon pemimpin baru kelompok Red Hair dan tahu kondisi Daniel saat ini sedang terluka, pasti mereka akan mencari di mana tempat persembunyian untuk melakukan perawatan.

"Pasang kamera cctv di banyak tempat menuju ke ruangan ini dan di ruangan ini kamera dan audionya harus terpasang dengan benar!" perintah Marco.

"Baik, Tuan!" sahut beberapa anak buah Marco yang berjaga di depan ruang rawat inap Daniel.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang sejak tadi memantau pergerakan orang-orang di sana.

***

Siapakah orang itu? Apakah Daniel akan cepat sadar dan bisa meloloskan dirinya dari kelompok Red Hair? Ikuti terus kisah mereka, ya!

1
Rahimahhassan Rahimah
Luar biasa
Erly Mimi Bisma
apa nathan dan nathali itu anak peter
Ismail Muin
ya
Tara
dasar keluarga murtad...ayah sendiri mau disingkirkan🤔😱
Omha Achun
Luar biasa
pendekar angin barat
kok dilan meninggal Thor ...
Supri Yati
keren
Mba Wie
Luar biasa
Adi kelana
Kecewa
Adi kelana
Buruk
Jasmin Melor
Luar biasa
😚Pejuang Tangguh😚: Terima kasih, Kak 🥰
total 1 replies
Surya Bebaspati Sitepu
gampang benar nyadap apalagi diruang umum
Siti Solekah
Luar biasa
😚Pejuang Tangguh😚: Terima kasih, Kak 🥰
total 1 replies
Akew Sugandi
bagus
Mamik Widowati
Luar biasa
😚Pejuang Tangguh😚: Terima kasih sudah baca karya aku, Kak
total 1 replies
zevs
izin maraton thor
zevs: Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu
insyaallah pasti suka
terus berkarya ya Thor
apapun karyamu jika di kerjakan dengan hati pasti hasilnya baik
😚Pejuang Tangguh😚: semoga suka dengan karya aku ini, Kak
total 2 replies
Yaazit Yaacob
Lumayan
NBF
Sarah???😌😌😌
😚Pejuang Tangguh😚: 🤭🤭🤭 typo itu, seharusnya Sandra.
total 1 replies
Lintang Edgar
ceritanya bagus. cuma terlalu bertele2
Wishnu Soesanto
Biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!