NovelToon NovelToon
Sang Pewaris

Sang Pewaris

Status: tamat
Genre:Tamat / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Masalah Pertumbuhan
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: EgaSri

Gavin Mackenzie Sebastian
Saudara kembar Gianna Mackenzia Sebastian. Pewaris tahta dari Sebastian group. Liar, nakal dan tidak tahu aturan.

Karena kesalahan yang terus ia ulang dan perbuat membuat ia di usir dari rumah. Hidup terlunta-lunta tanpa uang dan harus membiayai kuliahnya sendiri sebagai syarat untuk dia mewarisi perusahaan Sebastian group.

Tanpa uang di luaran sana ia di hina dan direndahkan. Semua orang merendahkan dia, dan kekasihnya pun menghianati cintanya.

Lalu, apakah nanti Gavin bisa menyelesaikan hukuman dari sang Papa, dan membalaskan semua perlakuan menyakitkan dari teman-temannya?

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EgaSri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SP 34

Di tengah malam seperti ini, Gavin kini sedang duduk di dalam kantor polisi. Menatap tajam pada Tia yang tertunduk. Bukan hanya Tia, tapi juga teman-teman gadis itu.

Ada juga ibu kost Gavin yang menangis karena kasus anaknya dan juga suaminya yang menenangkan wanita tua itu.

"Gavin! Kamu harus bertanggung-jawab atas kasus ini!" tekan Ibu kost Gavin.

Gavin menaikkan sebelah alisnya. "Tanggung jawab? Tanggung jawab atas apa? Salah saya dimana?" tanya Gavin, menatap wanita tua itu dengan kesal.

Enak saja di suruh tanggung jawab. Dia sudah tersiksa, adik kecilnya juga, dan ia juga harus berdebat dengan Kaylee, dan kini di suruh tanggung jawab? Memangnya Gavin menjebol gawang anaknya itu? Cih, Gavin tidak sudi!

"Kamu udah bikin anak saya masuk penjara, Gavin!" tekan Ibu kost Gavin itu.

"Saya? Bukan saya, Buk! Malah Tia sendiri yang memanggil polisi kesana!" tekan Gavin, ia menatap pada Tia yang terisak. Sangat kesal pada wanita itu.

"Pokoknya saya tidak mau tahu! Tia harus bebas!" ucap Ibu itu lagi.

Gavin mengusap keningnya yang berdenyut, bukan dengan tangannya yang tadi terluka.

"Saya tidak bisa membebaskan dia, Buk! Dia dan juga teman-temannya itu sudah mengaku kalau mereka menjebak saya!" ucap Gavin, merasa kesal tapi juga kasihan pada ibu kostnya itu. Memiliki anak serendah Tia.

"Dasar laki-laki tidak tahu terimakasih! Saya sudah nampung kamu selama bertahun-tahun, tapi kamu malah memenjarakan anak saya!"

Sepertinya emosi ibu kost Gavin itu semakin meluap-luap. Gavin mendesah mendengar apa yang wanita tua itu katakan.

"Menampung saya? Ingat, Buk! Saya tinggal di rumah ibu itu bayar! Saya bayar!" tekan Gavin, merasa kesal dengan apa yang tadi dikatakan oleh wanita tua itu.

"Apa kalian sudah selesai berdebatnya?" tanya Kaylee yang sedari tadi diam memperhatikan. Kaylee kesal, kenapa ibu itu malah menyalahkan Gavin dan malah membela anaknya? Padahal jelas-jelas Tia sudah mengaku kalau dia ingin menjebak Gavin.

"Maaf, Komandan! Saya tidak ingin anak saya berada di penjara!" ucap Ibu kost tadi pada Kaylee. Ia menatap Kaylee dengan pandangan memohon.

"Kalau ibu tidak mau dia masuk penjara, kenapa tidak mengajarkan dia attitude yang baik?" tanya Kaylee sarkas. Membuat ibu itu langsung terdiam saat mendengar ucapan Kaylee.

"Apa ibu kira menjebak orang lain itu bukan tindakan kriminal? Mempermainkan polisi juga tidak melanggar etika? Bahkan tadi saya sudah tidur, Buk! Dan dia menghubungi kami untuk meminta tolong, kalau ada orang yang ingin melecehkan dia, tapi ternyata apa? Apa dia benar-benar menganggap polisi remeh?"

Kaylee mengatakan semua yang tertahan di dalam hatinya. Ibu kost Gavin itu diam dengan kepala menunduk, sedangkan Tia semakin tertunduk dan juga terisak. Sedangkan teman-temannya yang lain menatap tajam Tia dan juga menyesal pada diri mereka sendiri.

"Tapi ...."

"Tapi apa? Anda masih ingin meminta saya untuk membebaskan anak Anda?" tekan Kaylee memotong apa yang ingin dikatakan oleh Ibu kost Gavin itu.

"Ma ...." Tia memanggil mamanya dengan mata yang memelas. "Ma, Tia gak mau di sini, Ma. Pa, Tia gak mau dipenjara," ucap Tia, ia bangkit dan berjongkok didepan orangtuanya.

"Ma ... Tia mohon, bebasin Tia dari sini, Ma, Pa," ucap Tia lagi, ia semakin memelas membuat Mamanya tidak tega.

"Buk komandan, saya akan kasih uang berapa aja supaya anak saya dibebaskan, saya mohon," Kaylee berdecih mendengar perkataan ibu kost Gavin itu.

"Ibu kira saya kekurangan uang? Saya bisa disuap seperti itu? Ingat, Bu! Ini hukum! Dan hukum harus ditegakkan! Anak ibu, saudari Tia jelas-jelas bersalah, bukan hanya pada Gavin saja, tapi pada kami, pihak kepolisian karena sudah mempermainkan kami!" tegas Kaylee, ia menatap ibu Tia dengan kesal.

"Ma ... udah, disini Tia jelas bersalah, dan dia harus menerima konsekuensinya, Ma," Papa Tia mencoba untuk menenangkan istrinya yang semakin menangis.

"Tapi Tia anak kita, Pa! Mama gak bisa biarin Tia ada di sini!" ucap wanita itu dengan suara serak.

"Tapi ... Ma, Tia harus menjalani hukuman atas apa yang dia perbuat!" tegas Laki-laki itu.

"Pa ... Tia gak mau disini, Ma, Pa," Tia semakin histeris saat Papa dan juga Mamanya menggeleng.

"Ini semua karena kamu, Tia! Jadi kamu harus menerima hukuman dari perbuatan kamu!" ucap Papa Tia dengan tegas.

"Drama macam apa ini?" kesal Gavin mendecih.

"Mama akan carikan pengacara terbaik untuk membebaskan kamu segera dari sini, Nak. Mama janji," ucap Mama Tia. Ia sangat menyayangi anak gadisnya itu, apapun akan dia lakukan asal Tia senang.

"Pak, bawa mereka ke sel!" suruh Kaylee pada dalam satu anggotanya.

"Baik, komandan!" jawab anggota itu dengan sigap. "Mari, kalian ikut saya!" tegas polisi itu.

"Maaaa...." Tia berteriak memanggil Mamanya saat ia di seret paksa menuju sel.

Dengan sesegukan, Mama Tia menatap anaknya yang menjauh. Dengan wajah penuh amarah, Ibu kost Gavin itu bangkit. Ia menatap sangat marah pada Gavin yang terlihat biasa saja.

"Dasar laki-laki tidak tahu terimakasih! Tidak tahu diuntung!" teriak Mama Tia dengan membabi-buta. Ia memaki Gavin yang sedari tadi terdiam.

Mama Tia melayangkan pukulan ke wajah Gavin, tapi tidak berhasil mengenai wajah tampan itu. Sebab ada sebuah tangan yang menahannya.

"Siapa kamu!" bentak Mama Tia pada laki-laki muda yang menahan tangannya.

"Anda tidak perlu tahu siapa saya!" tegasnya, nada suara itu benar-benar tegas dan juga dingin.

"Sen?" tanya Gavin, saat ia melihat Arsene berdiri di belakangnya.

"Sombong sekali kamu! Lepaskan tangan saya! Saya ingin menghajar laki-laki tidak tahu diri ini!!" tegas Mama Tia dengan kemarahan yang meluap-luap.

"Ingin menghajar dia? Berarti Anda harus menghajar saya terlebih dahulu!" tegas Arsene.

"Kauuu!!" Mama Tia menggerakkan tangannya, mencoba untuk melepaskan cekalan tangannya dari genggaman Arsene.

"Mama! Udah! Jangan buat keributan disini, ini kantor polisi, Ma!" Papa Tia itu berusaha untuk menenangkan istrinya yang tampak benar-benar marah.

"Biarin aja, Pa! Biar sekalian laki-laki gak tahu diri ini mati di tangan Mama!" bantah Mama Tia itu yang membuat suaminya menggeleng.

"Kalau dia mati, memangnya Mama mau masuk penjara, karena sudah menganiaya orang lain?" tanya Papa Tia yang membuat istrinya itu terdiam.

"Lepas tangan saya!" tekan Mama Tia.

Arsene menurut, ia melepaskan tangan tua itu.

Mama Tia dengan wajah kesal pergi keluar dari kantor polisi itu, diikuti oleh suaminya.

"Sen, Lo ngapain disini?" tanya Gavin, menatap heran Arsene. Darimana Arsene tahu kalau sekarang Gavin ada di kantor polisi? Atau jangan-jangan selama ini Arsene selalu mengikuti dia?

"Menjemput Tuan muda!" ucap Arsene.

Kaylee bangkit, ia berjalan menuju Gavin.

"Kenapa harus dijemput? Dia bisa pulang sendiri, kan? Dia kan laki-laki!" ucap Kaylee, menatap Gavin sinis.

"Supaya Tuan muda tidak salah alamat, lagi, Nona. Biar dia tidak nyasar ke apartemen Nona dan berbuat asusila di basemen," ucap Arsene yang membuat Gavin melotot. Kaylee pun terkejut, wajahnya memerah saat ia mengetahui maksud perkataan Arsene.

"Arsene sialan, Lo ngikutin gue?"

****

Happy reading, semoga suka!

1
Tryoboy Amra
Biasa
Ivan Sumampouw
kayaknya penulis sdh kehabisan akal dlm menulis karyanya,,, sangat jelek !!!! Arsene hanya seorg pembantu dan bisa berbuat bgu kpd tuan mudanya ??? super jelek !!!
@Atikha_Syam96
ya udah arsen gass keun aja... lamar gianna
@Atikha_Syam96
Gavin lucu sama tingkahmu😅😅
@Atikha_Syam96
pasti arsen si manusia kulkas alias batu
@Atikha_Syam96
kejar sampai di atas ranjang gak tuh.. Gavin konyol kali/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
@Atikha_Syam96
dasar Gavin Omes😮‍💨
@Atikha_Syam96
Gavin bakalan dibikinin adik lagi sama papa Julian😅🤭
@Atikha_Syam96
haaa surat pengalihan jahat CEO🤔
dari awal bab sampai bab ini authornya typo.. kadang juga nama Gavin jadi Julian... sebagai pembaca kita membenarkan sendiri aja.. maklum pasti authornya lagi capek jadi gak sempat revisi usai ngetik... tapi novel author keren aku suka... author yang semangat dan jangan lupa bikin banyak karya lagi.. oh iya thor,,, aku juga sangat suka baca novel System.. semoga author bisa bikin karya tentang System... kabarin aku ya Thor... aku padamu Thor.
aku mau lanjut baca lagi aahh😘😘
@Atikha_Syam96
anggur kan juga halal kay😅🤭
@Atikha_Syam96
Kaylee dan Gavin tercyduk😂😂😂
Candra Apih
MC dibikin tolol
@Atikha_Syam96
Gavin modus mulu/Facepalm/
@Atikha_Syam96
kereeeen... dalam ngungkap kasus, gak bertele tele
Candra Apih
pabaliyut
Cherly_Lenda Akay
Luar biasa
Elvy Susanti
julian lagi
Elvy Susanti
gavin thor bukan julian
Elvy Susanti
pemilk bar
Anonymous
Harus melalui tempa'an baru akan tersa indah ending nya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!