NovelToon NovelToon
Hurt Me Again

Hurt Me Again

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / Anak Yatim Piatu / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Dedean

Jika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap atas sebuah pertemuan, maka kamu juga harus siap untuk menerima kehilangan. Karena setiap pertemuan akan selalu ada perpisahan pada akhir episodenya. Lalu, selintas pertanyaan mulai terbesit dipikiran. Untuk apa dipertemukan jika akhirnya dipisahkan? Setiap pertemuan tak ada yang sia-sia, karena disetiap detik,menit bahkan jam yang akan kita lewati bersamanya memiliki makna yang nantinya akan kosa sadari betapa pentingnya. Oleh sebab itu hargai setiap pertemuan sebelum perpisahan menjadi sebuah penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedean, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 12

Lula sedang fokus dengan materi yang sedang diajarkan oleh gurunya, yaitu pelajaran Sosiologi. Pelajaran ini juga  termasuk pelajaran kesukaannya, tetapi berbeda dengan murid-murid  yang lain. Ada  yang sibuk bermain telepon, mendengarkan musik, dan ada juga yang tidur, maklum 3 jam belajar sosiologi bagaimana tidak bosan.

"Lula, lo serius banget sih."

"Diam Cher, lagi belajar nih."

"Siapa juga yang bilang lo lagi lari."

"Diam! Gimana mau nangkep pelajaran kalau malas gini."

"Iya buk." Balas Cherry kesal dan mencoret-coret bukunya asal. Sementara Lula masih sibuk mencatat apa yang diterangkan oleh gurunya itu.

"Ya ampun si Lula rajin banget, beda sama gue yang pemalas pakai banget." Batin Cherry sambil terus memperhatikan wajah serius sahabatnya itu.

****

"Akhirnya bel istirahat bunyi juga ya," Ucap Cherry  kegirangan dan merasa sudah bisa bernafas dengan lega.

"Lebay." Balas Lula cuek sambil berjalan keluar kelas.

"Lula tungguin gue!" Teriak  Cherry histeris karena ditinggal pergi, maklum gaes dia sudah sering ditinggal tanpa sebab.

"Tidak  usah berteriak  Cher, aku enggak budek!" Balas Lula kesal mendengar suara sahabatnya yang sangat besar itu. Sementara Cherry hanya menyengir merasa tidak bersalah.

"Hay sayang" Ucap laki-laki beserta kelima cowok tampan yang sedang berjalan mendekati mereka berdua.

"Aduh, jangan mesra-mesra dong, gue masih jomblo nih." Gerutu Cherry ketika melihat Evan yang berbicara sangat lembut kepada Lula.

"Ohh Cherry mau dipanggil sayang juga sama babang Gavin." Balas Gavin menggoda juniornya itu. Entah mengapa Gavin mulai tertarik kepada sahabat Lula yang selalu jutek kepadanya itu.

"Ogahhhh!" Balas Cherry garang. Sementara yang lain pun tertawa melihat Gavin yang baru kali ini ditolak oleh cewek. Apalagi ini yang menolak adalah juniornya.

"Sudah jangan pada ribut, princess gue pasti lapar tuh." Balas Byan.

"Ayo sayang kita ke kantin." Sambung Azka sambil menggandeng tangan adiknya itu.

"Sudah jangan pegang-pegang pacar gue." Ucap Evan dengan nada dingin.

"Sudah jangan ribut! Mending princess sama gue aja." Ucap Byan tak mau kalah.

  Perdebatan itu pun menghentikan para murid yang ingin pergi ke kantin, sebegitu pentingkan melihat drama konyol ini dari pada mengisi perut mereka  yang sudah berdemo itu?

"Stop!! Lula sama Cherry saja." Teriak Lula dengan nada kesal dan langsung menarik tangan Cherry menuju kantin.

"Gara-gara lo nih!" Ucap Evan garang sambil menyusul pacarnya itu.

"Elo yang salah!" Teriak Azka tak mau kalah.

  "Gara-gara....

"Susah  jangan berdebat lagi! Mending kita menyusul mereka." Ucap Zidan memotong pembicaraan Byan.

Mereka pun berjalan ke kantin dengan perasaan yang kesal.

****

Suasana kantin yang awalnya sunyi dan damai tapi mendadak histeris karena  melihat pasangan baru yang terlihat sangat serasi dan selalu memamerkan kemesraan mereka, dan jangan lupa para pria tampan yang berjalan di belakang Lula dan Evan.

"Njirrr itu kak Evan makin ganteng."

"Patah hati kak Evannya sudah soldout."

"Njirrr Azka sama Byan makin ganteng."

" Ya ampun senyumnya Gavin."

"Zidan sama Raihan juga ganteng banget woi.".

"Lula cantik ya."

Evan mendadak emosi mendengar kalimat terakhir yang mengatakan Lula cantik, apa? Berani sekali dia memuji gadisnya.

"Siapa yang bilang Lula cantik tadi." Ucap Evan lantang.

"Hmm, saya kak." Ucap seorang laki-laki berkacamata sambil meremas baju seragamnya karena merasa sangat takut.

Seketika rombongan most wanted itu pun segera menuju kemeja di mana cowok cupu tadi duduk, suasana kantin pun mendadak kembali hening.

"Jadi elo yang berani-beraninya natap cewek gue dan bilang dia cantik?" Tanya Evan tajam.

"Dasar es batu lebay." Batin kelima sahabat Evan ketika melihat kelakuan temannya itu.

"Ii ya kak." Balas laki-laki itu gugup sambil menunduk takut.

"Ya ampun makasih ya kamu sudah bilang aku cantik, kamu lucu banget sih." Ucap Lula mencairkan suasana sambil tersenyum kepada laki-laki tersebut.

"Princess jangan muji dan senyum sama dia." teriak Azka dan Byan yang mendadak merasa kesal  melihat adiknya malah memuji laki-laki lain dan juga  tersenyum manis.

"Sayang, kamu jangan muji cowok lain dong, aku kan sudah sangat  tampan! Pakai  banget malahan!"  Gerutu Evan kesal.

"Drama lagi deh." Batin Cherry..

"Ini si Lula bukannya mencairkan suasana malah bikin tegang." Batin Zidan.

"Aduh salah ngomong lagi." Sesal Lula.

"Akting dikit enggak apa-apa lah ya." Batin gadis itu usil.

"Aduh perut aku sakit banget." Teriak Lula lirih.

"Aduh kamu kenapa sayang?" Ucap Evan yang sudah sangat cemas.

"Byan , cepat telepon kak Nata!" Teriak Azka cemas. Byan pun langsung menelepon kakaknya itu.

"Aduh kak, tidak usah telepon kak Nata, aku enggak apa-apa kok." Balas Lula dengan nada cemas.

"Sudah sayang kamu tenang saja." Balas Azka.

"Halo kak, princess sakit perut nih." Ucap Byan ketika panggilannya telah diangkat oleh kakaknya itu.

"Apa?" Teriak suara di seberang sana. Sampai-sampai Byan terkejut dan langsung menjauhkan telepon itu dari telinganya.

"Kakak lagi di---

   Tut tut tut

"Njirrr dimatiin lagi." Kesal Byan ketika kakaknya itu seenak jidat mematikan teleponnya.

"Aduh gimana nih aku kan niatnya cuma akting." Gerutu Lula di dalam hati karena menyesali ide konyolnya itu.

"Aku enggak apa-apa kok kak." Balas Lula mencoba meyakinkan kakaknya itu.

"Sayang, kamu makan apa sih tadi sampai sakit kayak gini." Tanya Evan lembut tetapi dengan nada yang sangat khawatir.

"Tahu tuh Lula lo bikin cemas semua orang. tuh lihat sampai anak-anak di kantin ngelihatin lo semua." Sambung Cherry yang juga merasa sangat cemas kepada sahabatnya itu.

Sementara Lula pun hanya diam dan  pasrah, entah apa yang akan terjadi setelah ini.

"Ya ampun Lula beruntung banget ya."

"Berasa ratu njir yang sakit."

" Evan sweet banget sih cemasnya gitu banget."

    Di situasi seperti ini murid-murid di kantin pun tak henti-hentinya berteriak histeris. Sedangkan para pria tampan itu sudah sangat panik saat ini.

"Princess."

"Sayang."

"Adik kakak."

Teriak lima lelaki tampan yang sekarang sedang berlari memasuki kantin, sontak itu kembali mengundang perhatian para murid. Apalagi jika saat ini semua putra Alexander sudah berada di kantin tersebut. Adrian dan Lio yang masih memakai jas formalnya dengan dasi yang acak2kan, Natha yang masih memakai pakaian dokternya, Adit dan Arsen dengan style kampusnya. Jangan lupakan keringan yang bercucuran menambah kesan sexy para pria tampan itu.

"Ya ampun cool banget."

"Itu bukan manusia, tapi malaikat coy."

"Enggak kuat adik bang."

"  Pengen dong jadi istrinya."

"Kok mereka panggil Lula adik ya?"

"Kok panggil adik sih?"

"Apa jangan-jangan tuh cewek adik mereka?"

Semua murid pun semakin yakin jika Lula adalah bagian dari keluarga terpandang itu. Buktinya saja seluruh putra Alexander memanggil dia adik dan terlihat sangat mengkhawatirkan gadis itu. Mereka pun bertanya-tanya untuk apa gadis itu menyembunyikan fakta itu.

"Ya Allah maafin Lula sudah berbohong." Batin Lula merasa bersalah ketika  melihat semua kakak-kakaknya sudah berdiri di depannya dengan ekspresi yang sangat terlihat cemas.

"Ya ampun nikmat tuhan banget." Batin Cherry sibuk memperhatikan para lelaki tampan di depannya ini.

"Sayang kamu kenapa?" Tanya Rian sangat khawatir.

"Ada yang luka?" Lio pun tak kalah khawatirnya kepada adiknya itu.

"Kamu makan apa tadi?" Tanya Nata sangat khawatir.

"Sayang, kamu kok bisa sakit, kamu makan apa tadi?" Sambung Adit dengan nafas yang masih belum beraturan karena merasa sangat cemas dengan adik kesayangannya itu.

"Pasti Azka sama Byan tidak becus ya menjaga kamu!" Ucap Arsen yang langsung membuat Azka dan Byan sangat takut dan juga merasa sangat bersalah karena merasa gagal menjaga princess mereka.

"Dan kamu Evan! Kamu tidak  becus  menjaga queen kami." Bentak Rian dengan disertai tatapan tajamnya. Evan pun tidak membantah sama sekali. Karena dia juga merasa tidak becus menjaga gadisnya.

"Ya ampun, gue jadi takut dekat sama Lula." Bisik Gavin kepada Raihan  dan Zidan.

"Iya gue juga, bisa-bisa kalau gue menyenggol Lula sedikit saja, mungkin langsung digantung gue." Balas Raihan berbisik.

"Iya, body guardnya banyak banget, horor lagi." Sambung Zidan menatap ngeri ke arah lima pria tampan yang lebih tua dari mereka itu. Bukan hanya mereka yang merasa takut dengan suasa yang terjadi sekarang. Bahkan semua siswa yang menyaksikan pun merasa sangat takut. Padahal mereka tidak ada sangkut pautnya dengan kejadian itu. Tapi tetap saja tatapan tajam kelima pria tampan itu terdengar sangat mematikan ditelinga mereka.

"Maafin Lula kak." Ucap Lula sambil menangis histeris. Air mata Lula pun tak mampu dibendung lagi. Bukan karena sakit, tetapi dia semakin merasa bersalah. Karena kebohongannya itu membuat Azka, Byan dan Evan menerima amukan dari kelima kakaknya itu. Bahkan para murid pun merasa sangat takut sekarang. Fakta bahwa dia adik dari ketujuh pria itu pun sepertinya tidak dapat dielakkan lagi.

"Sayang, kita ke rumah sakit aja ya!" Ucap Evan semakin khawatir.

"Ayok sayang kita ke rumah sakit!" Ajak Rian lembut membujuk adiknya itu.

"Maafin Lula kak, sebenarnya Lula enggak sakit." Ucap gadis itu  terbata sambil menahan rasa takutnya. Dia mencoba untuk memberanikan diri untuk jujur saat ini.

   Semuanya pun menjadi diam mencerna ucapan gadis yang baru saja mengundang suasana mencekam itu.

"Apa?" Teriak mereka berbarengan, termasuk Cherry dan sahabat Azka. Termasuk para siswa yang langsung melongo tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar. Bahkan itu semua hanya sebuah kebohongan dan sudah menciptakan suasana yang sangat mengerikan untuk mereka. Sampai-sampai mereka menahan nafas mendengar suara yang seperti malaikat pencabut nyawa itu.

1
S. M yanie
semangat...
Dedean: Hwaa makasih kak♥️♥️
total 1 replies
horasios
😢Saya menangis ketika membaca bagian yang menyedihkan dari novel ini.
Dedean: Hwaaa iya sad banget :(😿😿😿
total 1 replies
paulina
Buat yang suka petualangan, wajib banget nih baca cerita ini!
Dedean: Hwaaa bener banget kak jangan lupa baca terus yaa😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!