Guru killer, yang ada dibenak semua orang pasti seorang guru yang galak dan suka menghukum siswanya bukan?
Begitu pula yang dialami oleh Evangeline Dorius (18 tahun) yang sangat tidak menyukai seorang guru killer karena selalu menyulitkannya atau memberinya tugas yang banyak.
Namun, apa jadinya jika guru killer itu jatuh cinta kepada dirinya? Bagaimana reaksi Eva terhadap pernyataan cinta Pak Theo?
Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NKS Iravati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 - Menang
...Last!...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Eva dan yang lainnya pun sudah berada di aula dimana di tempat itulah pemenang lomba akan diumumkan.
Eva pun memilih duduk tepat di samping pak Theo dan Celine karena dirinya masih belum mau bertemu dan bertegur sapa dengan Yoga ataupun Gisell setelah kejadian semalam. Rasanya ingin menjauh dari mereka sementara waktu. Lagipula dia ingin menata hatinya saat ini.
Walaupun tidak ingin bertemu dengan Yoga maupun Gisell, dia pun duduk dengan gelisah dan gugup di samping pak Theo. Bagaimana tidak di tas biru yang diberikan oleh pak Theo bukan hanya terdapat seragam sekolahnya saja tapi pakaian dal*m pun ada bahkan ukurannya pas di badannya. Dengan memikirkannya saja wajahnya pun sekarang sudah terlihat memerah.
Acara pun dimulai, diawali dengan doa dan sambutan ketua penyelenggara. Setelahnya baru pemenang lomba diumumkan.
"Baiklah untuk pemenang olimpiade Fisika tahun ini jatuh kepada, SMAN Sukamaju. Juara kedua oleh SMAN Mentari dan juara ketiga oleh Star International High School. Kepada perwakilan harap naik ke atas panggung untuk menerima piala dan hadiahnya." Ujar sang pemandu acara.
Perwakilan yang menang pun naik ke atas panggung untuk menerima piala dan hadiah sekaligus sesi foto bersama.
"Selanjutnya untuk pemenang olimpiade Kimia tahun ini dimenangkan oleh Star International High School, juara kedua oleh Galaxy High School dan juara ketiga oleh SMAN 1 Jakarta. Kepada perwakilan dipersilahkan naik ke atas panggung." Ujar pemandu acara lagi.
Eva dan sekolahnya pun serempak bertepuk tangan. Karena sekolahnya bisa memenangkan olimpiade. Seperti sebelumnya, para pemenang menerima penghargaan lalu melakukan sesi foto bersama.
Dan saat yang paling ditunggu-tunggu oleh Eva, Celine dan pak Theo. Dengan harap-harap cemas Eva pun menantikannya.
"Aduh aku gugup banget Va." Ujar Celine.
"Sama." Sahut Eva singkat.
Pembawa acara pun kembali berbicara. "Dan sampailah kita ke penjuaraan terakhir yaitu matematika. Dan juara pertama olimpiade matematika diraih oleh Star International High School, juara kedua oleh SMAN Bakti, dan juara ketiga oleh SMAN Jayanegara. Kepada perwakilan dipersilahkan naik ke atas panggung."
Eva dan Celine pun mematung tak percaya, bahwa mereka pada akhirnya memenangkan olimpiade matematika ini. Disaat mereka tercengang pak Theo pun menyadarkan mereka.
"Selamat atas kemenangan kalian, naiklah lalu terima hasil dari kerja keras kalian." Ujar pak Theo.
Celine dan Eva pun beranjak lalu naik ke atas panggung. Disaat Eva sudah berada di atas panggung, tatapannya tak lepas dari pak Theo yang sedari tadi tersenyum kepadanya, Eva pun ikut tersenyum membalasnya.
Sementara seseorang melihat tatapan mata Eva yang teduh dengan senyuman manisnya ke pak Theo dengan tatapan ta suka.
Eva dan Celine pun menerima penghargaannya dengan senang hati, lalu setelahnya berfoto bersama.
*
Acara pun sudah selesai lalu ditutup, sementara para peserta dan pengawas diberikan waktu 1 hari lagi untuk menikmati liburan.
"Selamat untuk kalian berdua." Ucap pak Theo.
"Terimakasih pak!" Sahut Celine.
"Terimakasih pak, ini juga berkat dukungan dari bapak." Eva menimpali.
"Seperti janji saya sebelumnya, karena kalian sudah menang maka saya akan memberikan kalian hadiah. Tapi bukan sekarang, saya akan memberikannya di sekolah nanti." Ujar pak Theo.
"Yes! Pak Theo yang terbaik!" Ucap Eva dan Celine berbarengan. Mereka merasa sangat bahagia saat ini.
Tiba-tiba, Yoga, Gisell dan yang lainnya datang memberikan ucapan selamat kepada mereka.
"Hai, selamat untuk kalian atas kemenangannya ya." Yoga memberi selamat.
"Terimakasih loh, selamat juga ya atas kerja keras kalian." Sahut Celine. Sementara Eva hanya diam dan memberikan senyum simpulnya.
"Aku permisi ya, mau telepon mama." Ucap Eva. Selain karena ingin menelepon sang mama, alasan lainnya yaitu dia tidak ingin berada di sekitaran Yoga maupun Gisell. Hatinya terasa sesak karenanya.
Eva pun mencari kontak nomor sang Mama lalu memencet tanda telepon. Setelah menunggu beberapa menit, telepon pun diangkat.
📞 "Halo? Eva bagaimana kabarmu nak?"
"Eva baik-baik saja ma. Mama tau? Aku menang olimpiade matematika!" Ucap Eva semangat.
📞 "Benarkah?! Selamat ya tuan putri kesayangan mama. Mama senang dengarnya." Ujar sang Mama
"Terimakasih ma, ini juga berkat doa mama." Ucapnya, tak sadar bulir air mata menetes dari pelupuk mata indahnya.
📞 "Selain doa mama, ini juga hasil kerja keras kamu. Walaupun kamu sudah memenangkan lomba, janganlah sombong karenanya, belajarlah dengan giat agar bisa meraih apa yang kamu cita-citakan. Ingat diatas langit masih ada langit."
"Iya ma, Eva akan selalu mengamalkan apa yang mama ajarkan." Sahut Eva.
"Eva ayo kita makan dulu!" Teriak Celine.
"Sudah ya ma, teleponnya Eva tutup dulu." Setelahnya Eva pun mematikan sambungan teleponnya.
Eva pun menghampiri Celine lalu menuju restoran, tempat dimana mereka akan makan.
Bersambung……..
