My Hot ART

"Aku bukan wanita! Tapi waria!" jawab Kirana dengan jelas, membuat Nathan melotot sempurna, namun hanya beberapa saat.

"Benarkah kamu waria? Sepertinya aku perlu membuktikannya," ucap Nathan, seraya menepikan mobilnya di pinggir jalan.

"Apa? Bukti?" beo Kirana, menoleh ke arah Nathan dan wajahnya berubah pias ketika Nathan melihatnya dengan tatapan mesum.

"Yap! Bukti!" ucap Nathan sekali lagi, tatapannya turun ke da*da Kirana.

GLEK

Kirana menelan ludahnya dengan kasar, kemudian ia mencengkram baju bagian depannya dengan erat.

Mati aku! Batin Kirana, menatap Nathan dengan kegugupan yang luar biasa.

Nathan tersenyum smirk, lalu ia melepas seatbeltnya setelah itu mencondongkan badannya ke arah Kirana.

"Hei! Kamu mau apa?!" tanya Kirana gugup, memundurkan tubuhnya, hingga punggungnya membentur pintu mobil.

"Tentu saja aku ingin bukti yang akurat!" jawabnya dengan tegas dan menatap tajam Kirana.

"Ya! Tapi jangan begini!" keluh Kirana, sambil mendorong dada bidang Nathan, ketika pria itu semakin menghimpitnya dan mengunci pergerakkannya.

Aduh bagaimana ini? Masa iya dia mau lihat gunung kembarku! Oh! Tidak bisa di biarkan! Batin Kirana.

Ayo, Gunakanlah otak bodohmu itu untuk berfikir! Lanjut Kirana.

"Emhh, Nathan sayang," panggil Kirana dengan nada manja dan lemah lembut.

Cih! Lidahku terasa gatal memanggilnya dengan sebutan sayang! Batin Kirana, merasa kesal.

"Jangan merayuku!" ucap Nathan dengan datar, seraya menarik ujung baju Kirana dan bersiap untuk menyibaknya keatas. Akan tetapi, Kirana dengan cepat menahan tangan Nathan, bersamaan ia melabuhkan kecupan manis di bibir tebal dan seksoy itu.

CUP

Kirana mengecup bibir Nathan singkat, agar pria itu menghentikan aksinya.

Nathan terdiam membeku dan matanya mengedip berulang kali, karena ia terkejut dengan aksi Kirana yang menciumnya lebih dulu.

"Kamu sudah berani menggodaku?" tanya Nathan dengan suara seraknya.

Aku melakukannya karena terpaksa! Bodoh! jawab Kirana di dalam hati.

"Aku menciummu bukankah hal yang wajar? Bukankah kita ini sepasang kekasih?" tanya Kirana, tertawa garing, namun ia menatap Nathan dengan kesal.

Tapi, pertanyaan Kirana untuk mengalihkan perhatian Nathan malah menjadi bomerang tersendiri baginya.

"Karena kita sepasang kekasih, tidak masalah bukan? Jika aku meminta hal yang lebih dari sekedar ciuman?" tanya Nathan, lalu menarik tengkuk Kirana dan mencium bibir merah ceri itu dengan sangat rakus.

Kirana ingin menolak akan tetapi tubuhnya berkata lain, kini ia membalas ciuman itu dengan lembut.

Dasar tubuh sialan! Maki Kirana di dalam hati, karena ia tidak mampu menolak ciuman panas yang di berikan oleh Nathan.

Nathan memasukkan lidahnya ke dalam mutut Kirana. Keduanya kini saling meyesap dan bertukar salivanya, hingga keduanya semakin larut dalam ciuman panas mereka.

"Nathan!" pekik Kirana mendorong dada bidang pria itu, ketika ia merasa kehabisan nafas.

Nathan menatap sayu Kirana dan ia membiarkan Kirana mengambil nafas sejenak, setelah itu ia kembali menyerang bibir Kirana lagi tanpa ampun.

"Eghhh." Kirana melenguh ketika ciuman panas itu berpindah keleher jenjangnya. Dan salah satu tangan Nathan masuk kedalam bajunya untuk mencari sesuatu di dalam sana.

"Nathan." Kirana memejamkan matanya dengan erat ketika ia merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Tubuhnya semakin meremang ketika tangan Nathan menyentuh dan memelintir pucuk dua bukit kembarnya dengan lembut.

Ya Tuhan! Kenapa aku menjadi lemah begini? Tubuhku sudah tidak suci lagi, hiks. Batin Kirana menangis.

Wahh, Khilaf mereka berdua tuh, yuk grebek yuk!😆

Vote dan Likenya dong!! Jangan lupa ya!