Harap bijak dalam memilih bacaan.!!!
Namanya Jingga, sama seperti senja yang memiliki arti keindahan dan kebaikan yang tidak perlu di suarakan. Di pertemukan dengan seorang pria bernama Arkana, pria yang haus akan pujian dan selalu hidup dalam kepalsuan.
Pertemuan mereka seperti takdir yang telah di tentukan oleh tuhan, kehadiran Jingga berhasil merusak topeng Arkana dan mengisi hatinya yang kosong dengan penuh cinta.
Arkana sadar bahwa Jingga telah mengajarkan bahwa kebaikan dan keindahan tidak perlu diumbar. Jika memang itu tulus untuk kebaikan, biarkan orang lain yang menilai.
Tetap saksikan kelanjutan dari kisah Jingga & Arkana, jangan lupa jadikan favorite dan berikan lima bintang beserta dengan ulasan terbaik dari kalian. ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idtx_x, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Save Me Please
Arkana pulang ke rumah sekitar pukul 9:00 malam saat itu karena dia benar-benar sibuk seharian di rumah sakit, saat sampai di rumah dia mendapati rumah dalam keadaan sunyi tidak seperti biasanya.
Arkana melihat di dapur sudah tidak ada siapa-siapa, kemudian dia beralih menuju pintu kamar Jingga. Tadinya dia ingin melihat keadaan wanita itu namun tidak jadi, Arkana justru beranjak menuju kamarnya untuk mandi.
Tak cukup lama Arkana berada di dalam kamar mandi, sekarang dia sudah tampil dengan celana panjang dan baju kaos berwarna biru navy. Dia kembali keluar dari kamar sambil membawa botol air kosong untuk segera di isi.
Saat hendak kembali ke dalam kamarnya dia mendapati secarik kertas di atas meja makan, Arkana langsung tahu kalau itu adalah pesan yang di tinggalkan oleh pembantu di rumah.
“ Tuan Arkana, maaf kalau kami lancang. Barusan kami sudah mencoba menyuruh nona Jingga untuk makan, tapi pintu kamarnya terkunci sejak tadi pagi.”
Arkana melirik ke arah kamar Jingga setelah membaca pesan tersebut. Kemudian tanpa menunggu waktu lama akhirnya Arkana berjalan menuju kamar Jingga lagi.
Dia mencoba membuka pintu kamar itu namun tidak berhasil, Arkana menganggap bahwa Jingga hanya tidak ingin keluar setelah kejadian kemarin. Dan Arkana tidak peduli sama sekali, meskipun dia mau mengurung diri sampai besok pun dia tidak akan peduli.
**
Keesokan paginya saat Arkana sudah bangun dan bersiap untuk berangkat ke rumah sakit, dia mendapati dua pembantunya sedang berdiri di depan pintu kamar Jingga.
“ Dia masih belum keluar.?” Sahut Arkana.
“ Pintunya masih terkunci tuan, saya khawatir sesuatu terjadi pada non Jingga.” Jelas bi Salma.
Arkana pun di buat penasaran dengan tingkah Jingga yang tak biasanya. Kemudian Arkana mencoba untuk mendobrak pintu kamar itu dengan sekuat tenaga, dalam beberapa gebrakan akhirnya pintu tersebut terbuka.
Saat mereka masuk ke dalam mereka di buat terkejut karena tidak ada sosok Jingga disana. Arkana sudah mengecek ke dalam kamar mandi pun tetap tidak ada.
Arkana segera keluar menuju kamarnya untuk mengecek rekaman cctv, setelah di cek ternyata kemarin sampai hari ini kamera tersebut tidak berfungsi.
“ Dia pasti melarikan diri.” Ucap Arkana lantas meraih ponselnya untuk menghubungi Jingga.
Percuma saja, ponsel Jingga sulit untuk di hubungi dan Arkana mulai terlihat panik. Dia takut jika hilangnya Jingga akan membuat mam Widya marah padanya, dan semua orang pasti akan beranggapan buruk jika mereka tahu Jingga melarikan diri dari rumah.
Hari ini juga Arkana mengcancel semua jadwalnya di rumah sakit, dia menyerahkan tugas di rumah sakit kepada Nisa dan akan fokus mencari keberadaan Jingga.
**
Jingga merasakan sakit yang luar biasa pada tubuhnya saat ini, om Jaya masih belum melepaskan tali pengikat pada tubuhnya sehingga membuat sakitnya menjadi lebih banyak.
Terhitung sudah tiga hari dia berada di dalam kamar itu, dia tidak bisa meminta tolong dengan kondisinya yang sekarang. Entah mengapa saat ini dia teringat pada Arkana, dia sangat berharap pria itu datang untuk menyelamatkannya.
Tantenya baru saja datang membawakan makanan untuk Jingga, meski begitu Jingga tidak ingin memakannya. Dia menolak untuk di suap sehingga membuat Tante Nia kesal dan langsung menampar Jingga dengan kuat.
“ Kamu itu jangan sok, aku sudah baik mau kasih kamu makan.” Lontar tante Nia ketus.
“ Lepasin talinya tante, aku udah nggak kuat lagi.” Kata Jingga dengan nada yang parau.
“ Kamu pikir aku mau melakukannya? Kalau kami melepaskan kamu, kamu pasti bakal lapor polisi.”
“ Aku janji nggak akan melaporkan kalian ke polisi.”
“ Sayangnya aku nggak percaya, ya sudah kalau kamu nggak mau makan aku nggak peduli.” Tante Nia meninggalkan Jingga di kamar itu dan kembali mengunci pintu kamarnya dengan rapat.
Tante Nia berjalan ke ruang tamu menemui suaminya yang sedang sibuk mengatur keuangan mereka hari ini, melihat begitu banyak uang kertas berwarna merah membuat tante Nia langsung tergiur.
“ Gimana mas, pabrik di Bogor sudah laku kan.?” Tanya tante Nia.
“ Sudah dong, ini 100 juta cash buat kamu. Sisanya aku transfer di rekening kamu.” Kata Om Jaya sontak membuat tante Nia langsung kegirangan.
“ Aku bisa shopping dong kalau begitu.” Seru tante Nia sambil menyentuh uang 100 juta itu dengan mata yang berbinar.
Suara ketukan pintu diluar sana membuat mereka berdua kompak menoleh, tante Nia beranjak dari tempatnya untuk pergi membuka pintu.
Kedua mata tante Nia langsung membulat dengan sempurna saat melihat yang datang adalah Arkana dan dua orang polisi yang menemaninya, sontak hal itu langsung membuatnya menoleh ke suaminya.
“ Ada apa ini.?” Om Jaya langsung muncul dengan ekspresi ketakutan.
“ Sudah tiga hari ini Jingga menghilang, dan saya nggak tahu dia dimana sekarang. Hanya kalian keluarga yang di miliki oleh Jingga, jadi saya berpikir kalian berdua mungkin tahu dimana keberadaan istri saya.” Kata Arkana menjelaskannya dengan nada yang sangat tenang.
“ Jingga menghilang? Kami berdua belum pernah bertemu dengannya setelah menikah denganmu Arkana.” Jawab om Jaya.
“ Benarkah? Apa dua pak polisi ini bisa mengecek ke dalam untuk memastikannya.?” Ucap Arkana semakin membuat mereka berdua ketakutan.
“ T-tunggu, bukannya tidak di benarkan masuk ke rumah orang tanpa surat dari kantor? “ Cegah om Jaya.
“ Kami hanya ingin mengeceknya saja. kalau benar dia tidak ada di dalam kenapa kalian terlihat sangat takut.?” Tanya Arkana menatap mereka penuh curiga.
Kemudian Om Jaya dan tante Nia tidak dapat berkutik lagi, kedua polisi itu pun masuk dan mengecek satu persatu ruangan yang ada di dalam. Ruangan tempat Jingga berada di dekat tangga dan pintunya tertutup oleh barang-barang bekas, Jaya dan Nia hanya berharap mereka tidak menyadari ruangan itu.
Arkana terdiam di tempatnya sambil melihat sesuatu yang ada di lantai, Arkana kemudian meraih benda kecil itu yang merupakan sebuah bross. Dia mengenal bross itu yang merupakan milik Jingga, dan itu artinya benar bahwa Jingga ada di rumah itu.
Arkana kemudian menoleh, dia curiga pada tumpukan barang-barang yang tertata kurang rapih. Saat dia hendak mendekat Jaya dan Nia langsung mencegahnya, hal itu justru membuat Arkana semakin tertarik untuk mengeceknya.
Arkana berhasil menyingkirkan beberapa barang hingga membuatnya dapat melihat pintu di balik tumpukan barang-barang itu. Arkana mencoba untuk membuka knop namun terkunci.
“ Berikan kuncinya.” Pinta Arkana melirik mereka dengan tatapan tajam.
“ Maaf tapi ruangan itu sudah lama tidak di buka, mungkin banyak tikus dan laba-laba. Kamu pasti akan merasa jijik nanti.” Lontar Om Jaya.
Kesabaran Arkana sudah habis, dia melihat pintu itu sudah tua sehingga mudah untuk di rusak. Arkana pun menendangnya berkali-kali sampai membuat kerusakan yang cukup parah, namun akhirnya dia berhasil membuat pintu itu terbuka.
jd bingung dibuatnya🤔🤔
Next, ditunggu kelanjutannya.