I Am The Villain In Your Life

"makan buah ini sayang" vanessa membuka mulutnya dan memakan buah yang melinda berikan, vanessa dan melinda sangat asik dengan obrolan mereka dan tak menggubris keanu yang masih berada di dalam ruang inap itu.

"ma aku lapar, aku mau makan"

"mama keluar sebentar beli makanan ya sayang, kamu tunggu di sini, keanu buat diri mu berguna, jaga baik-baik putri tante oke, jika dia lecet sedikit saja maka kamu blacklist dari calon mantu tante."

"ya tan"

Melinda keluar dari ruang inpa vanessa meninggalkan vanessa dan keanu, vanessa mengambil handphone nya dan jari jari vanessa mengutak atik layar handphone nya hingga terhubung dengan cctv mini yang dia pasang di ruang latihan club dan juga ruang kantor arganto.

Mata vanessa membelalak kaget saat melihat seorang laki-laki yang sangat dia kenal sedang berbicara dengan serius, vanessa memasang headset bluetooth ke dua daun telinganya dan mendengar pembicaraan arganto dengan laki-laki yang sangat vanessa kenal.

Rahang vanessa mengeres, tatapan mata vanessa sangat tajam, wajah vanessa sangat datar, tangannya meremas kuat handphone yang berada ditanganya, karena terlalu keras meremas layar kaca handphone vanessa retak.

Keanu yang melihat perubahan Vanessa mengerenyit, menatap bingung vanessa, karena penasaran keanu mendekati vanessa, saat sedang mengintip vanessa menoleh kearah keanu, keanu tersentak kaget saat vanessa menoleh kearahnya, vanessa hanya diam tak berbica sedikit pun, tangannya meletakkan kembali handphone nya dan melepas head set bluetooth, keanu menatap vanessa dengan penuh tanda tanya, apa yang terjadi, apa yang di lihat dan di dengar oleh vanessa.

*****

Ctraar ctarr ctarr

Suara cambukan menggema di seluruh kamar tempat bi ilma di sekap, rasa sakit dan perih menjadi satu, bi ilma merasa tubuhnya sudah mulai remuk, darah segar menetes dari luka cambuk, bi ilma hanya bisa pasrah menerima siksaan yang di berikan zevan dan elvan, bi ilma sudah beberapa kali pada mereka berdua untuk langsung membunuhnya saja, tapi mereka berdua tidak mau mengabulkan hal tersebut, membunuh bi ilma bukan hal yang sulit bagi mereka tapi itu sama sekali tidak menyenangkan, setelah mencoba membunuh vanessa hingga menyebabkan vanessa sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit.

"tuan saya salah tolong jangan siksa saya lagi, saya mohon ampun"

BRAKK

Zevan dan elvan menoleh ke arah pintu yang di dobrak, terlihat kaiden masuk kedalam kamar dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"apa yang papa dan elvan lakukan, kenapa kalian menyiksa bi ilma hingga seperti ini" suara dingin kaiden membuat bulu kuduk elvan meremang, jujur saja elvan sangat takut dengan kaiden jika dia marah, kaiden bukan tipe orang yang suka marah sama seperti Zevan tapi jika dia marah hal yang sangat mengerikan akan terjadi, berbeda dengan elvan, zevan hanya menatap datar pada kaiden dan seolah menantang sang putra.

"memangnya kenapa, dia pantas mendapatkannya"

"PAPA !! PAPA TAUKAN JIKA AKU SUDAH MENGANGGAP BI ILMA SEPERTI IBU KU SENDIRI!!"

"ibu, orang seperti itu kamu anggap ibu, dimana otak mu kaiden!!"

"Bagaimanapun bi ilma yang sudah merawat ku sejak kecil ayah, di saat papa dan mama sibuk dengan pekerjaan hanya bi ilma yang menemani dan merawat ku dengan baik"

Zevan mengela dan menghembuskan nafas dengan kasar, apa yang dikatakan kaiden memang benar, saat kaiden kecil Zevan dan melinda kurang memberikan perhatian padanya, mereka mempekerjakan bi ilma karena tidak memiliki banyak waktu untuk merawat kaiden tapi sebisa mungkin mereka meluangkan waktu untuk bermain dan berlibur bersama kaiden dan frans.

"papa tau selam ini papa kurang memperhatikan mu kaiden, papa minta maaf, papa salah, tapi semua yang papa lakukan kepada bi ilma pantas untuk dia dapatkan"

"memangnya kesalahan apa yang bi ilma lakukan hingga papa memberikan hukuman seperti ini"

Zevan memberikan bukti penggelapan uang yang dilakukan bi ilma, zevan juga menjelaskan perlakuan bi ilma pada vanessa, mendengar perkataan zevan, kaiden yang mulanya membela bi ilma kini menatapnya dengan tatapan tajam yang mengerikan, tangan kaiden meremas kertas bukti yang ada di tangannya dan melemparnya ke sembarang arah.

Kaiden berjalan mendekati bi ilma, bi ilma yang melihat kaiden menghampirinya dengan ekspresi mengerikan membuatnya meringsut mundur dengan badan gemetar ketakutan.

"na-nak kaiden to-tolong dengarkan penjelasan bibi, bibi tidak mungkin menyakiti vanessa, bibi sangat tau jika kamu sangat menyayangi adik mu itu, ka-kamu percaya sama bibikan, bibi yang merawat mu sejak kecil tidak mungkin kamu tidak mengenal bibi, bibi tidak mungkin melakukan hal yang dituduhkan tuan besar"

"menjijikan" desis elvan yang melihat kelakuan bi ilma yang tidak sadar diri dengan posisinya, memang benar bi ilma yang merawat kaiden hingga di tumbuh besar, tapi hal itu tidak gratis bi ilma di beri gaji yang sangat besar.

"hei jangan lupa posisi mu bi ilma, kak kai memang menganggap mu seperti ibunya sendiri, walaupun kak kai menganggap bi ilma seperti ibunya tapi bi ilma tidak akan bisa menggantikan posisi mama sebagai ibu kandung kak kai"

"apa yang akan papa lakukan pada bi ilma", Kaiden bertanya pada zevan, kaiden ingin tau hukum seperti apa yang zevan berikan.

"hukuman yang akan diterima bi ilma kamu yang menentukannya, mengingat bi ilma merawat mu dengan baik waktu kamu kecil papa tidak akan membunuhnya, kamu tentukan sendiri hukuman apa yang pantas untuknya, papa sudah cukup puas menyiksanya hingga membuatnya memohon untuk di bunuh saja"

"baik jika itu keputusan papa"

"papa serahkan urusan ini pada mu, papa akan pergi ke rumah sakit untuk melihat adik mu vanessa" zevan menepuk pelan pundak kaiden, dia tau keputusan ini sangat sulit untuknya, kaiden hanya mengangguk saat mendapatkan tepukan di bahunya, zevan keluar dari kamar tersebut di susul dengan elvan yang ikut keluar meninggalkan kaiden, bi ilam serta sekretaris kaiden.

"Aaron", Panggil kaiden pada sekretaris serta tangan kanan kepercayaan nya itu, aaron yang mendengar namanya di panggil mendekati kaiden dan memberika hormat dengan membungkukan sedikit badannya.

"ya tuan muda"

"seret wanita tua ini dan buang dia ke pinggir jalan yang sepi, tinggalkan dia sendirian, ambil semua aset dan uang yang dia miliki, berikan uang serta aset tersebut pada para pelayan dan pastikan kamu membaginya sama rata, ah satu lagi jangan biarkan wanita tua ini mendapatkan pekerjaan dengan mudah, pastikan dia kesulitan untuk mendapatkan uang hingga dia terpaksa mencari makan di tempat sampah agar dia tau bagaimana rasanya hidup susah dan tidak memiliki uang sedikit pun "

" baik tuan muda"

Aaron memanggil bodyguard yang berada di mansion untuk menyeret keluar bi ilma, bi ilma berteriak histeris memanggil manggil kaiden, bi ilma memohon untuk tidak dibuang di pinggir jalan sepi yang tidak dia tau, membuangnya di pinggir jalan sepi sama saja seperti membunuhnya secara perlahan. Bi ilma terus meranung raung memanggil kaiden, kaiden sama sekali tidak menggubrisnya, kaiden memijat mijat dahinya, kaiden merasa sakit kepala melihat sifat asli bi ilma yang tidak pernah dia duga.