SRI

"Lepaskan aku, apa-apaan ini, Paman,,, tolong lepaskan aku!" jerit Sri saat dirinya di seret oleh Supri dan kawan kawan preman lainnya.

Sri dipaksa untuk naik ke atas motor dan berboncengan tig, posisi dia di tengah di apit oleh seorang preman yang mengendarai motor dan Supri yang menahannya dari belakang agar keponakannya itu tidak nekat lompat atau melarikan diri.

"Tenanglah, aku hanya akan membawa mu ke tempat yang semestinya, hahaha rezeki memang tidak kemana ya,,, nanti malam kita pesta habis habisan kawan,,,," Teriak Supri dengan tawa penuh suka cita tanpa memperdulikan Sri yang meronta, menangis dan ketakutan di sepanjang jalan.

"K-kenapa aku di bawa ke sini?" Tanya Sri yang menyadari jika motor yang membawanya dengan paksa itu berhenti di depan rumah Darto, sang tuan tanah yang nyaris menjadi suaminya itu.

Supri tidak menjawab pertanyaan keponakannya itu, dia malah terus menyeret Sri menuju Darto yang kebetulan saat itu sedang duduk santai di teras rumahnya di temani ketiga istrinya.

"Juragan,,, aku berhasil membawa Sri kemari, hadiah yang juragan janjikan tentang uang 10 juta bagi siapa saja yang bisa membawa Sri ke hadapan anda masih berlaku, bukan?" wajah Supri berseri seri saat memamerkan Sri yang seolah menjadi hasil tangkapannya itu.

Darto memang pernah menjanjikan bagi siapa saja yang bisa membawa Sri ke hadapannya makan akan dia beri hadiah uang sebesar 10 juta rupiah, uang 10 juta tentu saja nominal yang sangat besar bagi warga desa, sehingga ada beberapa orang bahkan sampai sengaja mencari ke tetangga desa demi mencari Sri dan mendapatkan uang hadiah itu, namun nyatanya Sri menghilang bagai di telan bumi dan tidak ada yang menemukannya.

Justru keberuntungan rupanya datang pada Supri dan kawan kawan yang tidak sedang mencari namun Sri yang datang sendiri kepada mereka, sehingga mereka merasa sedang mendapatkan harta karun atau undian lotre saat ini, bau uang bahkan sudah dapat mereka cium dan sudah memikirkan akan di pakai untuk apa saja uang 10 juta itu.

Mata Darto yang tadi sempat mengantuk karena semilir angin di teras dan akibat terlalu kekenyangan saat makan siang tadi tiba tiba menjadi segar kembali, matanya berbinar saat melihat Sri, wanita yang sangat ingin di nikahinya itu ada di hadapannya, di tambah lagi bonus kini Sri terlihat lebih cantik dari sebelumnya, membuat pria paruh baya itu semakin jatuh cinta dan ingin segera memiliki wanita pujaan hatinya yang sempat menghilang di detik detik terakhir mereka hampir menjadi suami istri.

"Ahh,,, apa itu benar benar kamu, Sri? Kamu semakin cantik saja Dek, aku sampai pangling di buatnya." Darto bangkit dari kursi rotan yang sedang di duduki nya dengan nyaman, kakinya terburu buru melangkah mendekati Sri yang berdiri tidak jauh dari tempatnya.

Wajah Sri spontan berpaling ke sisi kanan saat tangan Darto dengan lancangnya terjulur hendak membelai pipi kiri Sri yang kini semakin mulus karena perawatan dan skin care mahal, di tambah lagi polesan make up sehingga pipi Sri terlihat bak porselen mahal.

"Oh ayolah,,, seharusnya saat ini kamu sudah bergabung bersama mereka di sana menemani ku bersantai di teras sambil bercengkerama hangat, tapi,,, kamu malah bermain petak umpet." ujar Darto seraya menoleh pada ketiga istrinya yang sedang memperhatikan gerak geriknya dari teras tempat mereka tadi duduk santai bersama. Tidak ada reaksi aneh dari istri pertama dan kedua Darto, sepertinya mereka merasa sudah biasa dengan sifat dan sikap Darto, berbeda halnya dengan Reni yang merupakan istri ke tiga tuan tanah itu, raut wajahnya langsung terlihat berubah, raut kekesalan dan marahnya tidak dapat dia sembunyikan saat melihat Sri kini justru berada di kediaman suaminya, dia merasa Sri adalah ancaman dan bahaya baginya, apalagi Sri kini jauh terlihat lebih cantik dn menarik jika di bandingkan dengan dirinya.

Padahal Reni sudah berkorban habis habisan demi membatalkan pernikahan suaminya dengan Sri dan berusaha menyingkirkan gadis itu sampai harus memberikan satu unit mobil pada Tutik sebagai imbalannya, Reni kira pertemuan antara Sri, Regan dan Fajar di terminal ibukota tempo hari yang dia anggap sebagai sebuah percekcokan itu berhasil mencegah Sri pulang ke kampungnya lagi, namun nyatanya tiba tiba wanita yang menurutnya ancaman baginya itu tiba tiba saja ada di hadapannya kini, apalagi saat mendengar pujian Darto pada Sri, hal itu membuat hatinya mendidih karena marah dan cemburu, padahal di antara istri istri Darto yang lain, dia lah yang paling di sayang karena paling cantik di antara yang lainnya, tentu saja kehadiran Sri akan membuat posisinya menjadi tidak aman, sehingga dia meraha harus menyingkirkan Sri bagaimana pun caranya.

Namun sayangnya di hadapan Darto dia tidak bisa berbuat apa apa karena takut jika suaminya itu marah dan dia kehilangan sumber uangnya.

"Sri,,, aku mencari mu kemana mana bahkan sampai Ibukota, Mas Darto selalu gelisah karena terus kepikiran kamu, untunglah kamu akhirnya pulang juga." tidak kuat menahan pergolakan di dalam dadanya yang semakin mendidih, Reni berhambur memeluk Sri seolah dirinya begitu perhatian dan turut bahagia seperti yang di rasakan sang suami atas kepulangan kembali Sri ke kampung halamannya.

"Aku punya video saat kamu di perebutkan dua pria di terminal tempo hari, tadinya aku tidak ingin membukanya pada siapapun, tapi jika ibu mu atau suami ku tau akan hal itu, sepertinya akan lebih seru." ancam Reni sambil berbisik dalam pelukan pura puranya.

"Lantas bagaimana reaksi suami mu jika dia tau kalau kepergian ku di hari pernikahan kami itu karena ulah mu?" bisik Sri mengancam balik Reni yang sontak saja wajahnya langsung pucat pasi, dia tidak menyangka jika Sri akan mengancamnya balik.

Reni mengurai pelukannya, dia juga tidak henti merutuki dirinya sendiri yang begitu bodohnya mengatakan tentang rahasia itu pada Sri tempo hari, sehingga kini posisinya menjadi sulit bak di hadapkan dengan buah simalakama.

"jadi bagaimana Juragan, sepuluh juta kami?" tagih Supri tidak sabar ingin menikmati uang hadiah yang di janjikan Darto.

"Tentu saja,,, tunggu sebentar, aku akan mengambil uangnya." ujar Darto membalikkan badan dan berjalan menuju ke dalam rumah sambil bersiul riang.

Namun langkah Darto harus terhenti saat tiba tiba suara seorang pria mengusiknya.

"Aku akan membayar mu dua kali lipat dari pria tua itu jika kau memberikan wanita itu pada ku!" ucap pria itu yang tiba tiba berada di sana dan entah dari mana datangnya.

"Dua kali lipat? Berarti Dua puluh juta?" Gagap Supri yang sampai saat ini belum melihat bagaimana wujud uang dua puluh juta.

"Ya, jika kau memberikannya sekarang aku bahkan bisa menaikkan nya menjadi tiga kali lipat." ucap pria itu lagi dengan santainya.

"Hei,,, jangan kurang ajar,,, dia calon istri ku, jangan pamer uang di hadapan ku, ibu dari gadis ini mempunyai hutang pada ku!" ujar Darto.

"Aku akan bayar semua utang utang ku, dan biarkan anak ku bersama pria itu!" Jumian juga tiba tiba muncul di antara mereka seraya memperlihatkan gepokan uang yang dia keluarkan dari tas nya.

"Mbok?" cicit Sri, dia kebingungan tiba tiba ibunya memperlihatkan gepokan uang yang entah dari mana dia dapat, belum lagi ada pria asing yang tiba tiba ingin menebus dirinya dari Supri tiga kali lipat dari uang yang di janjikan Darto.

"Tiga kali lipat, deal!" teriak Supri kegirangan.