NovelToon NovelToon
Pembalasan Grizella Yang Sebenarnya

Pembalasan Grizella Yang Sebenarnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Deby Dindarika

Grizella yang sangat menantikan ulang tahun ke 6 nya di hari itu, malah menjadi hari dimana adik yang sangat ia sayangi meninggal dunia, menjadikan papa dan mama Grizella tidak lagi menyayanginya, bahkan mereka membenci Grizella, hanya karna satu kesalah pahaman yang tidak ia perbuat.

Sampai dimana Grizella yang sedang di hukum oleh keluarganya dengan di tinggalkan di gubuk kecil yang ada di tengah hutan.

Disana, Grizella bertemu dengan Clarissa, yang akan mengubah semua kepribadian buruk Grizella saat ini.

Tetapi, Clarissa yang sudah membangun kepribadian Grizella menjadi lebih kuat dan sudah banyak berjasa padanya, malah pergi meninggalkan Grizella untuk selamanya.

Clarissa meninggalkan banyak kenangan, jasa, dan organisasi mafia yang sudah ia bangun.

Karna Clarissa sang pemimpin sudah tidak lagi memimpin organisasi itu, Grizella lah yang menjadi orang kepercayaan Clarissa untuk menggantikannya, menjadi the next Queen.

ikuti kelanjutan ceritanya yukk (つ≧▽≦)つ

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deby Dindarika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15 Penyusup dan ulat bulu

Brum ....

Suara Gerungan motor dari enam lelaki yang menginjaki area itu pun menarik perhatian para pria berbaju hitam yang ada di dekat gerbang di depan mereka berenam ini, membuat pria berbaju hitam itu kini berjejer menghalangi mereka berenam.

Mereka adalah Jaygar dan yang lainnya.

"Kalian siapa?" tanya tegas pria yang muncul dari belakang pria-pria berbaju hitam itu, membuat mereka yang berjejer membuka sedikit jalan untuk pria itu, sepertinya pria itu atasan dari mereka yang berjejer ini.

"Halo Bryan!" Sapa Ganendra antusias setelah melepaskan helm di kepalanya, membuat pria yang bernama Bryan itu langsung mengenali siapa lelaki dihadapannya ini.

"Ah ternyata kalian Tuan, maafkan saya," ucap Bryan sedikit bergetar, karna ternyata yang datang adalah Tuan-tuan nya.

Bryan membungkukan badannya, di ikuti para pengawal yang berada di belakangnya.

"Silahkan Tuan." Bryan pun mempersilahkan Jaygar dan yang lainnya untuk memasuki gerbang menuju area itu, pengawal yang tadi berjejer pun memberikan jalan kepada mereka.

Jaygar dan yang lainnya. memarkirkan motor masing-masing di tempat biasanya mereka memarkiran motor.

"Udah lama ternyata kita ga kesini." Celetuk Jack menghela nafas saat langkah mereka mulai memasuki Mansion mewah berkedok markas mafia itu.

"Hooh ... gue kangen ruang bawah tanah," ucap Nathaniel yang malah merindukan area paling mengerikan di mansion itu.

"Nah iya juga, banyak darah segar disana," balas Fairel menimpali ucapan Nathaniel.

"Gimana kalo kita kesana? Chloe pasti punya banyak, ngambil beberapa juga Chloe gak bakal nyadar," ajak Ganendra memberikan ide gila yang mungkin akan membuat mereka senang, karna mendapatkan darah segar.

"Yuk."

"Gas lah."

"Kalian mau ikut gak?" tawar Ganendra kepada Jaygar, Steven dan Jack yang berjalan dibelakangnya.

"Gue mau keliling markas aja," balas Jack menolak ajakan Ganendra yang ingin pergi ke ruangan bawah tanah, Jack memilih untuk berkeliling mansion besar itu saja.

"Kalian berdua?" tanya Ganendra menatap Jaygar dan Steven yang sedari tadi hanya diam.

"Gak."

"Gak."

"Hem, yaudah ... dasar kulkas," gumam Ganendra menggerutu.

Ganendra, Nathaniel dan Fairel pun berjalan menuju ruangan bawah tanah.

Sedangkan Jaygar, Steven dan Jack kini berjalan menuju taman belakang yang terdapat danau buatan disana.

"Benar tuan, mereka sudah kembali."

Saat Jaygar, Steven dan Jack melewati gudang belakang, Jaygar yang pendengarannya tajam mendengar seseorang yang sedang berbicara, langkahnya terhenti didepan pintu gudang.

Steven dan Jack yang melihat Jaygar menghentikan langkahnya pun terheran.

"Ada apa?" tanya Steven.

"Shutt."

Jaygar Perlahan mendorong pintu gudang, ia melangkah memasuki gudang yang remang-remang nan lembab itu, di ikuti oleh Steven dan Jack dibelakangnya

Entah bagaimana, langkah mereka tidak mengeluarkan suara layaknya seseorang yang melangkahkan kaki.

"Saya akan berusaha, saya pasti akan membawa chip itu kepada anda secepatnya, juga membawa Grizella."

Tutt ....

"Ekhem ...."

Deheman Jaygar mengagetkan orang yang sedang membelakanginya itu.

"Anda siapa?" tanya orang itu tersentak kaget ketika mengetahui bahwa ternyata ada seseorang selain dia di gudang itu, wajah mereka tidak terlihat karna gelap.

'Sejak kapan mereka disini? Apa mereka mendengar percakapanku?' Pikir orang itu.

Bugh ....

Tanpa basa basi, Jaygar langsung menonjok orang didepannya ini hingga terdorong dan jatuh diantara tumpukan kayu bekas latihan di pojok ruangan itu.

'Sial, aku tertangkap.'

Jaygar menarik rambut orang itu dan menyeretnya keluar gudang menuju taman belakang, lalu menghempaskan tubuh itu ke batu besar yang ada di danau buatan disana.

"Aarhkk."

"Penyusup," gumam Steven yang tahu bahwa orang yang Jaygar seret itu merupakan seorang penyusup.

"Panggil Bryan!" ucap Jaygar tegas yang menatap tajam penyusup itu.

Pengawal yang mendengar ucapan Jaygar itu pun membungkukkan badan lalu langsung berlari untuk mencari atasannya itu.

Bugh ....

Jaygar kembali menghajar wajah penyusup itu, kali ini sampai hidung dan sudut bibirnya mengeluarkan darah, satu pukulan Jaygar memang mampu langsung melumpuhkan lawannya.

"Permisi Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?" Bryan membungkukkan badannya lalu bertanya apa Tuan nya ini memerlukan batuannya sehingga ia dipanggil untuk menghadap padanya.

"Sebutkan tugasmu," perintah Jaygar dingin penuh penekanan, menatap tajam Bryan.

Bryan yang ditanya seperti itu pun merasa heran, sekaligus takut akan tatapan tajam Jaygar yang seakan akan menusuknya.

"T-tugas saya menjaga markas, mengontrol para tawanan dan t-tugas lainnya yang berhubungan dengan markas, T-tuan," jawab Bryan dengan gugup.

"Lalu, kenapa seorang penyusup bisa berada di markas ini Bryan?" ucap Jaygar sembari menginjak pergelangan kaki penghianat itu.

Krak ....

"Aarhkk ...," teriak penyusup itu ketika pergelangan kakinya dipatahkan oleh Jaygar.

"M-maafkan saya Tuan, saya ceroboh," ucap Bryan membungkukkan badannya 90°, meminta maaf karna dirinya ceroboh sehingga penyusup bisa memasuki markas itu.

"Apa kerjamu selama ini Bryan? Sehingga penyusup pengecut seperti ini pun kau tidak menyadarinya," lanjut Jaygar lagi-lagi bertanya hal yang membuat Bryan gugup.

Bryan terdiam seribu bahasa, sampai Jaygar menanyakan ....

"Apa Kau mempunyai hewan kecil yang bulunya dapat membuat kulit terasa gatal?" Kali ini Jaygar menanyakan hal yang melenceng dari pembahasan.

Bryan menegakkan kembali badan yang asalnya membungkuk, ia berpikir sejenak, 'ulat bulu?'

"Saya akan membawanya tuan." Bryan berlari mengambil koleksi ulat bulu nya.

Tak lama, Bryan kembali dengan membawa toples berisikan ulat bulu dengan berbagai macam warna.

"Mau di apakan T-tuan?" tanya Bryan sedikit bergetar, entah mau diapakan koleksi ulat bulu nya ini.

Bryan memang mempunyai hobi yang sedikit aneh dan menggelikan, ia suka ulat bulu, ia mempunyai berbagai macam jenis ulat bulu, dari yang besar sampai yang kecil, dengan berbagai macam warna yang berbeda beda.

"Tenanglah, Aku hanya meminta dua ulat bulu saja, tidak apa?"

"Tidak apa apa Tuan."

"Baiklah, masukan satu ulat bulu kedalam mulutnya, satu lagi masukkan kedalam baju nya," perintah Jaygar.

Bryan yang mendengar perintah dari Jaygar pun langsung melaksanakan perintahnya, ia memakai sarung tangan untuk mengambil ulat bulu itu.

Bryan memaksa penyusup itu untuk membuka mulutnya, tapi penyusup itu terus memberontak sehingga ulat bulu itu tidak lekas masuk kedalam mulut penyusup itu.

Plak ....

Bryan menampar pipi penyusup itu untuk membuatnya diam agar tidak terus memberontak.

"Diamlah, buka mulutmu," ucap Bryan setelah si penyusup itu diam dan tidak lagi memberontak.

Tetapi, tamparan yang baru saja Bryan berikan padanya ternyata hanya bisa membuat penyusup itu diam, penyusup itu tidak ingin membuka mulutnya.

Plak ... plakk ....

Kali ini, dua tamparan Bryan layangkan kepada penyusup itu karna terus tidak mematuhi perintahnya.

Dan itu berhasil, penyusup itu kini membuka mulutnya, lantas Bryan memasukan ulat bulu yang sedang ia pegang ini kedalam mulut yang sudah terbuka itu, Bryan menahan rahang penyusup itu agar ia tidak membuka mulut dan memuntahkannya.

Huekk ....

"Kunyah," perintah Jaygar ke penyusup yang mulutnya sudah terdapat ulat bulu itu.

Steven dan Jack sudah tidak terlihat disana, entah kemana mereka pergi.

POV penyusup.

Rasanya Seperti ada yang menggeliat didalam mulut, makhluk itu terasa kenyal ketika aku menghimpitnya diantara lidah dan langit-langit mulutku, makhluk itu memiliki sedikit bulu yang terkadang menusuk lidah

kini makhluk itu bergerak menuju tenggorokanku.

Ohokk ....

Aku terbatuk ketika ulat bulu itu ingin memasuki tenggorokan, membuat ulut bulu itu terpental menabrak gigi depanku, aku tidak bisa memuntahkannya, karna rahangku ditahan oleh Bryan sialan ini.

Kali ini aku tersentak kaget karna ucapan seseorang didepanku, Tuan Jaygar memerintahkanku untuk mengunyah ulat bulu makhluk menjijikan ini.

Ah tidak, sepertinya aku tidak perlu memanggilnya Tuan, aku tidak akan mematuhi perintahnya, aku juga tidak mau mengunyah makhluk itu, rasanya aku ingin muntah.

"Kunyah sialan!" Bryan membentak ku karna aku tidak mematuhi Tuan nya, tentu saja aku tidak akan mematuhinya, ini sungguh ide gila.

Plak ....

Lagi-lagi Bryan sialan ini menamparku, kali ini sangat sakit dan perih, karna luka di sudut bibirku semakin melebar.

Plak... plak ....

Karna sudah tidak sanggup lagi, aku pun menuruti kemauan Jaygar yang sama sialan nya itu.

Huekk ....

Benar saja, makhluk ini memiliki tekstur yang kenyal, sepertinya makhluk itu mengeluarkan darah saat aku kunyah, karna terdapat sensasi lumer didalam mulutku, aku tidak suka sensasi ini, karna ini begitu menjijikan.

"Telan."

Apa-apaan ini? Setelah menyuruhku mengunyahnya, kali ini aku harus menelan ulat bulu yang sudah mati itu?

Dia memang sudah gila.

"Telan!"

Kali ini dia berbicara dengan penuh penekanan, tidak lupa dengan mata yang sedari tadi menatapku tajam.

Aku menurutinya karna memang sudah tidak tahan dengan sensasi itu, ulat bulu yang sudah mati itu juga mengeluarkan aroma yang bau, menjijikan.

Karna sudah terlanjur pun aku menelannya, menuruti semua perintah Jaygar sialan itu.

Setelah menelan ulat bulu itu, akhirnya Bryan melepaskan rahangku, aku segera berlari meskipun tergopoh-gopoh, aku memuntahkan semua isi perutku hari ini.

Menjijikan, lebih baik aku mati daripada diperlakukan seperti ini.

Tak lama, dua pengawal kini menghampiriku, menyeretku menuju tempat mengerikan di markas ini.

Ruangan bawah tanah.

Tamatlah riwayatku ....

Aku benar-benar akan mati disini.

POV END.

1
Lhina Bright
ceritanya bagus,
Lhina Bright
yuhuuuuu thor diriq mampir yaaaa.../Grin//Grin//Grin/
Deby Dindarika
penyusup*
Amalia Mirfada
Ceritamu bikin aku susah move on thor, keep writing 👏👏
Deby Dindarika: makasiii~(つˆДˆ)つ。☆
total 1 replies
Sadako
Jangan berhenti menulis, thor! Suka banget sama style kamu!
Deby Dindarika: AAAA... SENENG BANGET ADA YANG KOMEN ಥ‿ಥ
makasii semangat nya😭❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!