Kisah bujang lapuk penjual celana kolor keliling yang memiliki kisah pahit bersama wanita, tiba tiba dihadapkan pada kejadian di mana dia harus menikahi tiga belas wanita secara bersama.
Kejadian apakah itu? Bagaimanakah ceritanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tepat Waktu
Sore hari di sebuah komplek yang keadaannya cukup sepi, ada dua wanita terlihat riang keluar dari salah satu rumah penduduk. Mungkin mereka hendak menuju warung dari, dilihat dari arah jalan yang mereka ambil.
Rumah yang mereka tempati memang letaknya hampir paling ujung dari rumah warga lainnya. Di depan rumah itu ada menara milik dari salah satu produk nomer seluler. Sedangkan selebihnya hanya ada kebun, sawah, tempat pemakaman dan sungai. Ada juga jalan yang hanya bisa dilalui sepeda motor hingga ke kampung tetangga.
Saat dua wanita sedang asyik bersenda gurau sambil melangkah ke tempat tujuan, mereka dikejutkan dengan adanya mobil yang tiba tiba berhenti menghalangi jalan mereka. Kedua wanita itu semakin terkejut saat melihat salah satu dari pria yang turun dari mobil menyunggingkan senyum jahatnya.
"Hallo, Nona nona! Masih ingatkah kalian dengan kami?" sapa Bejo sembari mendekat ke arah dua wanita yang mendadak tegang dan merasa takut. Kedua wanita saling menggenggam tangan dan memilih berbalik badan untuk kabur.
Sayang sekali usaha mereka gagal. Mereka keburu dicekal dan dibekap mulutnya. Mereka berusaha membelot tapi sayang, tenaga mereka kalah jauh dari tubuh kekar ketiga pria itu. Apalagi salah satu dari tiga pria itu menodongkan belati, semakin takutlah kedua gadis itu saat ini. Mereka dipaksa masuk ke dalam mobil.
Saat kedua wanita itu berhasil dimasukkan ke dalam mobil dan mobil hendak bergerak maju, ketiga pria itu dikejutkan dengan adanya motor beroda tiga yang tiba tiba parkir tepat dihadapan mobil itu dengan posisi menyilang. Jelas sekali terlihat dari wajah si pengendara motor, ada kilatan amarah saat menatap orang orang yang ada di dalam mobil.
"Gawat! Kita ketahuan, Jo! Gimana ini?" ucap si plontos panik.
"Tenang saja, dia nggak bakalan berani melawan kita," balas Bejo dengan sangat yakin.
Jiwo lantas turun dari motornya dan menyuruh istrinya masuk ke rumah memanggil yang lain. Dengan sangat geram, Jiwo menggedor kaca mobil tersebut.
Brak! Brak! Brak!
"Turun kalian!" teriak Jiwo lantang.
Bejo menurunkan kaca pintu mobilnya. Dengan santai dia berkata, "Apa ada, Bung?"
"Turunkan mereka berdua! Cepat!" bentak Jiwo.
Bejo tersenyum meremehkan. "Ngapaian kami harus melepaskan keluarga kami? Mereka itu saudara kami yang sedang kami cari. Jadi sudah sepantasnya kan? Kami bawa mereka pulang?"
Jiwo seketika tercengang dengan alasan yang dibuat Bejo, tak lama kemudian dia terbahak. "Saudara? Hahaha ... Saudara yang mau menjadikan mereka wanita bayaran gitu?"
Deg!
Ketiga pria itu sontak terkejut. Mereka saling pandang dan seakan berbicara lewat tatapan mata mereka. Jiwo tak kehilangan akal, dia langsung mengambil ponsel dan merekam mereka semua. Sontak saja mereka semua langsung membelalakan mata.
"Tiga orang pria asing berusaha menculik perempuan dengan modus mengaku suadara. Padahal wanita wanita itu akan diperjual belikan sebagai wanita panggilan oleh mereka dan oknumnya," ucap Jiwo selayaknya seorang reporter.
"Brengsek! Hapus video itu!" bentak Bejo.
"Keluarkan dulu mereka!" balas Jiwo lantang.
"Hapus! Atau ..." ucap pria yang duduk di belakang sambil menunjukkan belatinya.
Awalnya Jiwo tertegun dan sedikit takut dengan ancaman tersebut. Dia takut seandainya mereka nekat melakukan tindak kriminal. Tapi Jiwo segera menepis ketakutan tersebut saat melihat istri istri yang lain datang mendekat.
"Mak, bawa mereka dan minta bantuan warga untuk datang kesini, cepat!"
Emak mengiyakan dan mereka langsung pergi berteriak teriak minta tolong untuk memancing warga keluar dari rumah. Sontak saja Bejo dan kedua rekannya langsung panik. Mereka langsung turun dari mobil dan hendak lari, tapi dengan sigap Jiwo langsung menendang Bejo hingga dia tersungkur. Perkelahian pun tak terelakan. Meski Jiwo bukan ahli bela diri, tapi untuk urusan bertarung Jiwo tak pernah gentar.
Kedua istrinya yang disekap langsung turun dan berlindung di balik motor Jiwo. Tak jauh dari perkelahiann itu, terlihat para warga sudah berhamburan mendatangi mereka. Ketiga pria itu langsung panik. Disaat mereka berhasil mengecoh Jiwo dan memberi tendangan hingga Jiwo menghindar mundur, mereka langsung lari tunggang langgang menuju area persawahan.
"Woy! Mau lari kemana kalian, Hah! Berhenti!" teriak beberapa warga laki laki yang mengejar mereka. Mungkin karena terlalu panik, ketiga pria itu larinya tak tentu arah yang penting selamat dari amukan warga.
"Yah! Mereka lolos, Wo! Kamu sih kurang cepet ngabarinnya," keluh salah satu warga saat kembali dari pengejarannya.
"Nggak apa apa. Yang penting istri istriku selamat. Terima kasih sudah mau pada datang," balas Jiwo.
"Jiah! Istri istri! Gayamu, Wo. Bikin iri aja," cibir tetangga yang lain. Jiwo hanya bisa membalasnya dengan cecengesan.
...@@@@@@...
yach.. namanya juga fantasi/Smug/