NovelToon NovelToon
Kehidupan Kedua Di Dunia Crossover

Kehidupan Kedua Di Dunia Crossover

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Menjadi NPC / Naruto / Anime / Harem
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Aga A. Aditama

Awalnya, aku kira dunia baruku, adalah tempat yang biasa-biasa saja. karena baik 15 tahun hidupku, tidak ada hal aneh yang terjadi dan aku hidup biasa-biasa saja.

Tapi, Setelah Keluarga baruku pindah ke Jepang. Entah kenapa, aku akhirnya bertemu pecinta oppai di samping rumahku, seorang berambut pirang mirip ninja tertentu, seorang pecinta coffe maxxx dengan mata ikan tertentu, dan seorang maniak SCP berkacamata tertentu.

Dan entah kenapa, aku merasa kehidupan damaiku selama 15 tahun ini akan hilang cepat atau lambat.












Karya dalam Crossover saat ini : [To Love Ru], [Highschool DXD], [Dandadan], [Oregairu], [Naruto], [Nisekoi]

Jika kalian ingin menambah karakter dari anime tertentu, silahkan beri komentar..


Terimakasih...


* Disclaimer *

[*] Selain OC, karakter dan gambar yang digunakan dalam Fanfic ini bukan milik saya, melainkan milik penulis asli, dan pihak yang bersangkutan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aga A. Aditama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tragedi Dan Komedi - Bagian 3

Apa ciri khas seorang tokoh utama dalam novel, manga, atau anime?

Jelas, mereka memiliki banyak ciri khas unik yang melekat pada karakternya, namun ada satu hal yang hampir selalu sama. Tokoh utama pada umumnya memiliki keberuntungan yang dianugerahkan oleh Tuhan, entah itu berupa kemampuan tersembunyi, keberuntungan yang tidak masuk akal, atau bahkan latar belakang keluarga yang luar biasa.

Ambil contoh Lord Kazuma, misalnya. Walaupun dia memiliki debuff dari Dewi tertentu, keberuntungan yang melekat padanya tetap sangat tidak masuk akal.

Dia mati, tapi karena Dewi (cheat-nya) tidak ingin dia mati, dia bisa hidup kembali tanpa efek samping. Sungguh aneh, bukan? Beruntung sekali, bisa kembali hidup hanya karena kehendak seorang Dewi.

Contoh lainnya adalah Hyoudou Issei. Memang, Issei mungkin lebih beruntung dari segi kekuatan—dia memiliki naga dalam tubuhnya, dan tentu saja keberuntungan "herem" yang sepertinya datang tanpa batas.

Latar belakangnya? Rias Gremory, tuan putri dari alam iblis. Siapa yang bisa menandingi Issei? Tidak hanya dari segi kekuatan, tetapi juga status sosialnya yang sangat tinggi, berkat keluarga Rias yang terhormat dan memiliki bekingan seorang Maou.

Ngomong-ngomong soal ini, sepertinya aku bisa masuk dalam daftar itu, bukan? Tapi, jawabanku adalah tidak.

Kenapa?

Walaupun aku memiliki kekuatan karena pertemuanku dengan Kami-sama, aku tidak merasa memiliki keberuntungan seperti para tokoh utama itu.

Jujur, aku tidak ingin jadi tokoh utama. Bayangkan saja, betapa banyak masalah yang harus dihadapi setiap harinya oleh seorang tokoh utama. Rasanya, terlalu banyak masalah yang datang bertubi-tubi, kan?

Karena itu, hidup sebagai teman sekelas A dalam cerita sudah cukup bagiku.

Toh, jadi teman tokoh utama lebih tenang, meski kadang peran mereka bisa dibilang cukup menyedihkan.

Ambil contoh teman Hyoudou Issei. Mereka dipanggil trio mesum di awal cerita, membuat mereka dijauhi oleh banyak gadis. Lalu, setelah Issei mendapatkan kekuatannya—apakah kita masih mendengar cerita tentang mereka? Tidak terlalu, kan? Mereka hanya tampak cemburu pada Issei yang kini menjadi raja herem di sekolah.

Atau di anime To Love-Ru, ada sahabat Yuki Rito, Saruyama. Awalnya dia cukup sering muncul, namun setelah Rito bertemu dengan putri alien tertentu, kita malah tidak tahu apa yang terjadi pada Saruyama selanjutnya. Cukup tragis jika dipikirkan, bukan?

Ngomong-ngomong, sekarang aku duduk di meja makan dengan putri alien yang disebutkan tadi. Lala.

“Wah... Kenma, kamu benar-benar jago memasak ya?!" Lala, dengan ekspresi terkejut tapi bahagia, memuji masakanku. Walaupun aku merasa senang dipuji, entah kenapa, perasaan bahagia itu terasa sedikit berbeda.

Aku memang suka memasak, tapi entah kenapa kehadiran Lala yang begitu... out of place membuat aku merasa sedikit tidak nyaman.

“Etto... Lala-san, kapan rencanamu untuk pergi?" Aku bertanya, bukan karena aku tidak suka, tapi lebih ke perasaan takut akan apa yang bisa terjadi jika dia tetap tinggal lebih lama di rumahku.

Dia adalah seorang tuan putri dari kerajaan galaksi, loh. Ayahnya super kuat dan berkuasa, loh. Lebih jauh, jika ayahnya tidak memiliki hobi menghancurkan planet, setidaknya Lala benar-benar akan disambut saat ini olehku.

“Ehh... Kenma, bukankah sudah aku katakan panggil aku Lala saja?" Walaupun sedikit keluar topik, aku masih tersenyum sebelum menjawab. “Baiklah, Lala. Jadi kembali ke topik sebelumnya. Kapan rencanamu akan pergi?"

“Eh? Apakah aku tidak boleh tinggal disini?" Lala menjawab sambil melanjutkan makannya, dengan ekor yang berayun perlahan, menambah kesan kebingungannya.

Aku menghela napas. “Karena kamu seorang tuan putri, Lala... dan kamu tidak bisa tinggal begitu saja di sini. Lagipula, di Bumi ini tidak lazim laki-laki dan perempuan yang tidak memiliki hubungan tinggal serumah."

Aku berusaha berbicara dengan hati-hati, tapi tetap tegas, agar tidak terkesan kasar. Meski sedikit merasa bersalah, aku berusaha menjaga jarak—aku tahu, jika aku membiarkannya tinggal lebih lama, aku akan terjerumus ke dalam masalah yang lebih besar.

Lala terdiam sejenak, memiringkan kepalanya. Ekspresi polosnya kembali muncul. “Tapi Kenma, aku kan alien... aku tidak punya banyak aturan seperti itu.”

Suaranya terdengar jujur dan polos, membuatku offline untuk sesaat setelah mendengarnya. Dia bahkan tidak menyadari bahwa yang dia katakan bisa jadi masalah besar jika orang lain mendengarnya.

‘Khususnya Nee-chan dan Tsugumi. Aku pasti akan di pukuli habis-habisan, jika mereka tahu aku tinggal serumah dengan seorang gadis.'

Menyingkirkan pikiran acakku, fokusku kembali pada Lala.

“N-namun... kamu tetap seorang gadis muda, Lala. Itu tetap tidak baik.” Aku berusaha memberikan alasan yang masuk akal, agar dia mengerti. Tapi Lala, dengan wajah yang selalu penuh senyum, kembali mengajukan pertanyaan yang membuat aku terdiam.

“Kenapa? Bukankah kita teman?"

Matanya yang biru kehijauan itu menatapku begitu tulus. Ada sesuatu dalam tatapan itu yang membuatku sedikit terganggu, seolah dia menganggap ini sebagai masalah yang tidak seharusnya ada karena kami berteman.

Aku mengalihkan pandanganku, sedikit terpesona oleh sikapnya yang begitu santai dan tanpa beban. “Lala, meskipun kita teman, di Bumi seorang teman lawan jenis tidak tinggal serumah, loh. Yah... Setidaknya jika mereka tidak memiliki hubungan lebih."

Mata biru kehijauan Lala berbinar, saat dia mendengar jawabanku. Dan dengan wajah yang masih tersenyum. “Kalau begitu, mari menjadi lebih dari teman biasa, Kenma." Ucapnya dengan penuh semangat, dengan ekornya yang bergoyang-goyang menunjukkan perasaannya.

Namun aku yang mendengarnya, harus tersedak air liurku dibuatnya. Benar-benar tidak membayangkan Lala akan mengatakan hal tersebut.

‘Apakah dia benar-benar paham dengan maksudnya? Aku cukup skeptis saat melihat tingkah lakunya sekarang. Entah kenapa, aku cukup merasa simpatik pada ayahnya.'

Namun walaupun begitu, aku benar-benar tidak bisa membiarkan Lala menetap disini. Dan seingatku, Lala seharusnya sedang dibuntuti sekarang. Jadi hanya tinggal waktu saja, sebelum dia akan dibawa pergi oleh ajudan ayahnya.

Saat aku mengingat hal tersebut, aku merasa momen tersebut benar-benar cocok untuk melepas kepergiannya.

Namun...

‘Apakah hal itu akan membuatnya bahagia?'

Kenapa orang sepertiku ingin sekali hidup damai? Jawabannya cukup sederhana, karena dalam kedamaian hidupku, aku bisa merasa bahagia.

Menurutku, semua orang hidup karena ingin mengejar kebahagiaan. Kebahagiaan memiliki banyak bentuk, dan akan berbeda dari satu orang ke orang lain.

Aku aku suka membagi kebahagiaan dalam dua jenis, yang pertama kebahagiaan tanpa pengorbanan. Maksudnya, seseorang yang menginginkan kebahagiaan, tanpa proses yang merugikan diri sendiri atau orang lain.

Kedua, kebahagiaan dengan pengorbanan. Seorang yang mengejar kebahagiaan, namun dengan mengorbankan dirinya sendiri, atau orang lain. Yang menurutku adalah jenis kebahagiaan, yang paling sering di dapatkan oleh seseorang.

Suka tidak suka, saat seseorang merasa bahagia. Jelas akan ada orang lain yang akan merasa menderita. Baik karena mereka belum mendapatkan kebahagiannya, atau malah karena mereka menjadi tumbal untuk kebahagiaan orang lain.

Dan sekarang, aku sedang dalam proses untuk mengorbankan seseorang, untuk memperoleh kebahagiaanku. Dan aku yang mengetahuinya, benar-benar membenci diriku sendiri, karena merasa harus melakukannya.

‘Sial, kenapa kamu malah datang padaku, Lala, kenapa kamu tidak datang pada Rito saja?!'

Walaupun aku sadar jika dunia ini memiliki banyak perbedaan, dengan dunia yang aku tahu. Setidaknya aku pernah berharap, jika perubahan tersebut tidak mengharuskan aku untuk membuat pilihan rumit seperti sekarang.

Saat pikiranku berkecamuk, sepasang tangan dengan lembut menyentuh kedua sisi wajahku. Dan saat pandanganku reflek menatap kearahnya. Aku bisa melihat sepasang mata biru kehijauan Lala, yang sedang menatapku.

“Apakah kamu baik-baik saja, Kenma?" Dia bertanya padaku, dengan nada khawatir yang tidak bisa disembunyikan oleh ekspresi cerahnya yang biasa.

Lala sedang menatapku dengan ekspresi khawatir, saat melihatku tiba-tiba berhenti berbicara dengannya. Dan saat Lala bisa menatap wajahku dengan jelas, senyum hangat dan indahnya kembali muncul diwajahnya.

“Sepertinya Kenma benar, hehehe... Setelah aku pikir-pikir lagi. Memang benar tidak baik bagi seorang gadis muda, untuk tinggal di rumah seorang pria." Ucap Lala dengan ekspresinya yang masih cerah, bahkan dengan tawa di dalamnya. “Baik, setelah aku selesai makan, dan daya Peke terisi penuh. Aku akan pergi, Kenma. Apakah tidak apa-apa?"

Aku tidak langsung menjawabnya, kata-kataku tersangkut di tenggorokan dan tidak ingin keluar. Namun, sambil menggertakkan gigiku, aku berkata. “Jangan malam ini, setidaknya tunggu sampai pagi. Tidak baik untuk keluar malam-malam."

Apakah Lala terkejut dengan jawabanku? Karena di mataku, aku melihat Lala berkedip heran untuk sesaat. Sebelum tertawa dan kembali tersenyum padaku. “Kalau begitu, kita akan menjadi teman sekamar..."

“Ada kamar tamu di lantai satu, dan lantai dua. Jadi jangan ngomong aneh-aneh, Lala." Aku memotong perkataan absurd Alien yang menjadi tamu di rumahku. Namun entah kenapa, aku sudah merasa cukup menyesal dengan keputusanku.

‘Tapi, setidaknya rasanya tidak terlalu buruk.'

1
°Itsuuki°~°Kun°
well played👍
°Itsuuki°~°Kun°
semakin jauh lah dari hidup damai 🗿
A.K.A
akhirnya ada yang paham /Smile//Smile/
A.K.A: Tunggu aja kejutannya di bab-bab di masa depan.... terimakasih!!/Grin//Grin/
°Itsuuki°~°Kun°: apakah nanti se op lucy kh yang sampe bisa telekinesis. 🤔
total 2 replies
°Itsuuki°~°Kun°
lanjut thorrr 👍

gk sabar liat semua makhluk terkuat nya saling muncul, mulai dari hantu yang skala planet, orang tua nya Lala , sama dewa nya dxd 🤣
°Itsuuki°~°Kun°: fiks sih bakal GG bet kalau ortu nya Lala yg skala universe, hantu yang skala planet, sama dewa dxd ketemu 🤣
A.K.A: tunggu aja kelanjutannya whahaha..../Scream//Scream/
total 2 replies
°Itsuuki°~°Kun°
100% mah op parah 🗿

jadi kayak lucy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!