Seorang Ratu yang dikenal bengis dan jahat mengalami kekalahan dimana suaminya sang Kaisar memutuskan untuk menceraikannya dan memengal kepalanya dengan tuduhan percobaan pembunuhan terhadap wanita lain milik sang Kaisar
Apalagi sang Kaisar sudah memiliki wanita lain dan memutuskan untuk menikahinya.
Membuat hati Ratu sangat hancur dan di hari eksekusinya dia memohon kepada Tuhan untuk mengubah nasibnya.
Dia tidak bisa meninggalkan putri kecilnya yang besar tanpa seorang ibu...
Apa Tuhan bisa mengabulkan doa dari sang Ratu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reiza Muthoharah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tepat Waktu
Kaisar Abraxas yang sedang fokus melawan beruang tiba-tiba mendengar suara memanggil nya.
" Yang Mulia..." ucap Tania yang berada di dekat Kaisar Abraxas memanggil nya dengan lirih sebelum pandangannya ke arah beruang dan kemudian berteriak.
" TIDAK.."
Crash....
Plash...
Kaisar Abraxas langsung menyelamatkan Tania dengan mengorbankan punggungnya yang terluka oleh cakar beruang. Tania yang melihat kejadian itu langsung dibuat syok apalagi melihat Kaisar yang ambruk.
" Yang Mulia." ucap Raja Charlie melihat keadaan Kaisar Abraxas yang terluka parah sampai mengalihkan pandangannya tanpa menyadari bawa beruang mulai berlari mengejarnya
Tapi sebelum beruang itu menyerang Raja tiba-tiba saja ada sebuah anak panah yang terbang dan menancap tepat di dada beruang. Beruang itu mengaum kesakitan sebelum kemudian tidak lama setelahnya mati dengan darah menggenang.
Kaisar Abraxas yang masih sadar melihat siapa yang menyelamatkan nya terkejut.
" Anne." lirih Kaisar Abraxas sambil meringis kesakitan.
Annelise yang berada di atas kuda melihat keadaan Kaisar Abraxas terkejut dan langsung turun dari kudanya kemudian berlari menghampirinya.
" Yang Mulia, apa anda baik-baik saja?" tanya Anne tidak bisa menyembunyikan perasaan khawatir nya melihat keadaan Kaisar Abraxas untuk kedua kalinya dengan bagian luka yang sama.
Kaisar Abraxas tersenyum mendengar nada suara Annelise yang khawatir kepadanya.
" Bisa bawa aku kembali ke camp luka ini sangat menyakitkan." pinta Kaisar Abraxas yang berusaha bangun tapi gagal karena beliau sudah kehilangan kesadarannya.
Annelise yang mendengarnya melirik Raja Charlie. Dia yang tahu kode dari wanita itu segera membawa Kaisar Abraxas ke kuda dan menjalankan kembali ke camp.
Meninggalkan Annelise dan Tania yang masih tampak syok dengan kejadian berdarah barusan. Annelise hanya melirik sekilas Tania tapi bisa dilihat bawa tatapannya penuh kebencian.
" Cih...pembuat masalah." ucap Anne sebelum melangkahkan kakinya naik ke kuda nya dan berjalan pergi meninggalkan Tania yang terpaku di tempat.
Tidak lama setelahnya banyak pengawal serta pelayan yang menghampiri Tania dan memberikannya sebuah selimut.
" Lady, apa anda baik-baik saja. Lady?" tanya pelayan khawatir.
Tania tidak menjawab tapi tatapannya berubah dingin sambil menggenggam tanah dengan kuat sehingga kuku jari nya kotor.
" Cari tahu tentang Annelise Elizabeth Von de Ramos. Saya tidak akan membiarkan wanita itu mendekati Kaisar ku dan seharusnya memang aku sudah menjadi Ratu setelah kematian Ratu Catherine." ucap Tania sambil tersenyum licik.
Annelise terus memacu kudanya dengan kecepatan tinggi sampai tiba di camp. Ia turun berjalan menuju tenda Kaisar Abraxas di sana sudah ada Dokter , Raja Charlie serta Puteri Maria dan pelayan nya yang menunggu dengan khawatir.
" Salam Raja, Puteri Maria." ucap Annelise membungkuk hormat.
" Lady Annelise saya mengucapkan terima kasih telah menyelamatkan nyawa Kaisar." ucap Puteri Maria mengucapkan terima kasih kepada Annelise.
" Sudah suatu kehormatan bisa menyelamatkan Kaisar. Jadi bagaimana keadaannya?" tanya Anne menanyakan kondisi Kaisar.
Dokter yang tadi memeriksa keadaan Kaisar pun menjawab.
" Beliau sudah baik-baik untungnya saja di bawa cepat. Jadi kami bisa menyelamatkan nyawanya. Kemudian Kaisar sadar besok jika tidak ada kemajuan panggil saja saya. Kalau begitu saya permisi." ucap Dokter membungkuk sebelum pergi.
Annelise yang mendengarnya bernafas lega setidaknya Kaisar Abraxas tidak dalam kondisi yang bahaya seperti dulu. Mengingat tadi Tania yang menghalangi Kaisar Abraxas membuat Annelise muak. Untungnya saja dia sudah tahu topeng wanita itu dia tidak mau di bodohi untuk kedua kalinya.
Countine...