Di sarankan untuk membaca novel "Malaikat Kecilku" terlebih dahulu...🙏
Seorang gadis yang harus berjuang untuk meluluhkan serta mempertahankan rumah tangganya dengan pemuda yang tampan,kaya namun dingin akibat pernah mengalami yang namanya di khianati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
❤️ Happy Reading ❤️
"Ini kalian lihat dan pilih-pilih dulu.'' kata Melda menyodorkan satu kotak besar tempat khusus untuk menyimpan cincin.
Setelahnya dia berpamitan untuk keluar sebentar agar sepasang calon tunangan itu bisa dengan leluasa memilih cincin yang mereka inginkan.
''Pilih.'' kata Kendra dengan nada memerintah.
''Aku...?'' tanya Nisa dengan keluguannya.
''Iya kamu...memang siapa lagi.'' ketus Kendra.
Jujur sebenarnya Kendra sangat malas di tempat seperti ini...karena menurutnya sangat ribet apalagi jika harus menunggu wanita untuk memilih.
''Sudah belum?'' tanya Kendra karena sudah lebih dari lima belas menit namun Nisa belum juga memberitahukan pilihannya.
''Ehmmm kamu saja yang pilih.'' kata Nisa.
''Kenapa?'' tanya Kendra.
''Aku bingung mau milih yang mana, habis semuanya bagus-bagus di tambah lagi harganya yang...'' jawab Nisa.
''Mahal.'' tebak Kendra dengan seenaknya memotong perkataan Nisa dan benar saja gadis itu menganggukkan kepalanya. ''Ck.'' decak Kendra kesal.
Kendra pun langsung memilih cincin pertunangannya yang pastinya terlihat simpel untuknya.
''Ini.'' kata Kendra sambil menunjukkan cincin yang dia pilih. ''Cobalah.'' katanya lagi. ''Kalau pas kita pilih yang ini saja.'' sambungnya lagi.
Nisa pun mencoba dan ternyata pilihan Kendra begitu pas di jari manis tangan kirinya begitu pula dengan Kendra.
Cklek
Suara pintu terbuka sehingga membuat Kendra dan Nisa langsung mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara.
''Bagaimana?'' tanya tante Melda di iringi dengan senyum manisnya.
''Sudah tan.'' jawab Kendra, lalu diapun menyerahkan cincin pilihannya kepada sang pemilik toko untuk di kemas.
''Sudah kalian coba?'' tanya tante Melda lagi.
''Sudah dan pas.'' jawab Kendra.
''Hem pilihan kalian sangat bagus...karena ini adalah cincin yang paling mahal yang ada di kotak itu.'' kata tante Melda. ''Kelihatan simple tapi ini sangat berkelas juga dengan kualitas terbaik.'' sambungnya. '' Cocok untukmu Ken, karena cincin prianya sangat simpel hanya dengan satu berlian di tengahnya di bandingkan dengan yang wanita yang bertabur dengan berlian-berlian kecil di sekitar berlian besar yang di tengah-tengah.'' imbuhnya lagi.
''Jadi berapa tante?'' tanya Kendra.
''Eh nanti dulu, kok buru-buru amat.'' cegah tante Melda. ''Kata mommymu tadi dia minta agar di dalam cincinnya di ukir nama kalian jadi tunggu sebentar ya.'' sambungnya sambil berdiri ingin memberikan cincin tersebut ke pegawai yang biasa mengukir nama. ''O iya nanti sekalian diskusi buat bikin desain cincin pernikahan kalian, kalian maunya gimana.'' sambungnya lalu melangkah pergi.
''Huft...ribet.'' gumam Kendra.
*****
Tak berselang lama tante Melda sudah kembali lagi kedalam.
''Ini.'' katanya sambil menyerahkan cincin yang sudah berada di dalam kotak yang cantik. ''Kotaknya tadi mommymu yang minta seperti ini...yang paling bagus.'' sambungnya. ''Jadi gimana...seperti apa yang kalian inginkan untuk cincin pernikahan kalian?'' tanyanya.
''Yang simple ajalah tan, pakek berlian-berlian yang kecil kayak gini aja jangan yang terlalu gede, biar gak kelihatan terlalu mencolok...nanti norak malah jatuhnya.'' jawab Kendra. ''Desainnya terserah tante saja atau nanti ngobrol saja sama mommy, yang penting request Kendra kayak gitu.'' sambung Kendra lagi.
''Oke baiklah nanti tante hubungi mommymu saja.'' sahut tante Melda.
''Jadi semua berapa ini tan?'' tanya Kendra.
''Buat kamu Rp 200jta saja...hitung-hitung tante kasih diskon buat hadiah pertunangan kalian.'' jawab tante Melda.
''Hah.'' kata Nisa sambil membungkam mulutnya menggunakan tangannya, dia yang hanya orang bisa tentu saja sangat kaget dengan harga cincin tunangan yang di bandrol dengan harga segitu dan itupun sudah di diskon.
Sedangkan Kendra, pemuda itu hanya santai saja mendengarnya dan diapun langsung menyerahkan kartu unlimited miliknya untuk membayar.
''Kalau gitu kami pamit ya tan.'' pamit Kendra setelah selesai dengan segala transaksinya. ''Dan salam untuk om Kris.'' kata Kendra lagi.
''Iya, hati-hati dan terimakasih.'' jawab tante Melda. ''Salam buat mommy juga omamu ya Ken.'' katanya lagi.
''Iya tan.'' sahut Kendra.
*****
Nisa hanya mengikuti langkah kaki Kendra, dia tak tau akan kemana lagi pemuda itu berjalan, karena bukannya turun ke bawah tapi malah naik satu lantai di atas lantai di mana mereka saat ini hingga langkah kaki itu tiba di sebuah salah satu restoran yang menjadi pilihan Kendra yang ada di mall tersebut.
''Kita...'' kata Nisa.
''Makan...aku lapar.'' sahut Kendra yang sepertinya hobi sekali memotong omongan Nisa.
Nisa pun menurut dan ikut duduk satu meja dengan Kendra.
''Mau makan apa?'' tanya Kendra begitu pelayan datang dan menyodorkan tap yang berisi daftar menu.
''Samain aja.'' sahut Nisa karena dirinya juga baru pertama kali makan di restoran seperti ini.
Bagi Nisa sayang sekali uangnya jika hanya untuk membeli satu porsi makan dan minum dengan harga yang terbilang wow..., karena baginya lebih baik beli makanan di pinggir jalan dengan uang segitu sudah dapat banyak atau kalau gak buat beli bahan makanan jadi bisa di makan rame-rame bersama anak-anak panti lainnya.