Ayunda menerima kekurangan suaminya hanya bekerja bengkel saja. Walaupun kehidupan mereka pas-pasan.
Ayunda sangat sabar menghadapi sikap suaminya selalu menurut kepada ibu dan kakak iparnya juga.
Sanggupkah Ayunda bertahan menghadapi sikap keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CCTV
Setelah acara makan-makan bersama. Zense, langsung pamit pulang karena ada pekerjaan mendesak. sebelum pergi Zense,juga akan datang nanti dan membawa paman dan bibinya
"jadi ini yu! Kamu tidak mau rujuk sama anakku. Ternyata selera kamu tinggi yah, jangan-jangan selama ini kamu godain pria yang ber'uang,". Tiba-tiba saja bu sari, berbicara tak masuk akal bahkan memfitnah jika Ayunda, merendahkan harga diri hanya untuk pria ber'uang.
"Maksud ibu apa bicara seperti itu,jangan fitnah bu,". Tegur Ayunda. Hatinya sudah memanas mendengar omongan mantan mertuanya.
"Buktinya saja kamu tidak mau rujuk sama anakku. Ehh, tau-taunya sudah bertunangan.jangan kamu jual diri lagi,". Sindir bu Sari.
"Kalau ngomong itu jangan sembarang bu.wajar dong Ayunda,tak mau rujuk sama anakmu yang mengaggur. Dulu waktu sama Ayunda,anak sama ibu suka sekali morotin. Sama aja kalau bu sari sama Hendri,mata duitan alias matre,". Sengit bu Sumi.
"Jangan asal fitnah bu,kami bisa menuntut atas pencemaran nama baik Ayunda, kenapa gak di tanyakan langsung kepada tunangannya. Sudah orangnya gak ada ibu baru berani bicara,". Tegur bu RT.
"apa ibu mau bukti?apa yang di pikiran ibu itu benar ! Aku bisa menyuruh nya ke sini lagi, mumpung belum jauh,". Tantang Ayunda.
"Ck,jangan sok belagu kamu yu, mentang-mentang dapat pria tajir. Sampai-sampai melupakan adikku,". Sahut Ambar.
"Melupakan adikmu itu wajar kak Ambar. Yang duluan menikah demi uang siapa?yang menyuruh mas Hendri, menalak ku siapa? Bukan kah semua itu ide licik Kalian,". Ujar Ayunda.
"Hati-hati lo Johan,mertua sama istri mu itu matre. Jangan-jangan kamu bakalan di manfaatkan kaya Ayunda, dulu,". Sindir Bu Lela.
"Semua orang tau seperti apa sifat mertuamu dan istri bahkan ipar-iparmu Johan,". Ucap yang lainnya.
"Hati-hati,ingat apa yang kami ucapkan,". Tegur yang lainnya.
Johan, menahan amarah saat mendengar perkataan semua orang tentang keluarga istrinya.
Ia langsung menyeret Ambar, menjauhi dari orang-orang yang masih di tempat Ayunda.
"awas yah kalian. Dan kamu Ayunda, kalau terjadi apa-apa dengan anak dan menantu ku. Akan aku buat perhitungan sama kamu,". Ancam Bu sari.
"Kami siap bu,bakalan kami tunggu apa ancaman mu,". Jawab bu Sumi, langsung. Dengan tatapan yang sengit.
"Kalau bicara itu hati-hati lo bu,". Tegur bu RT setempat.
"Akan aku ingatkan bu apa yang di katakan tadi,". Sahut Ayunda. Bu Sari,telah melangkah jauh dari rumah Ayunda.
"Sok-sokan memfitnah kamu yu, tapi dia dan anaknya juga memakan nasi kotak yang di bagi tadi bahkan di mengambil lebih,". Cibir yang lainnya.
Ah,aku masih ada tugas satu lagi untuk menindas benalu, batin Ayunda. Ia langsung melirik tajam ke arah Sinta.
"bu Halimah,". Panggil Ayunda.
"Ada apa Yu,". Jawabnya
"Tolong yah bu! Anaknya di nasehati apa lagi Sinta,lagi hamil. Dia berani-beraninya mengambil kue buat tamu saya bu,". Ujar Ayunda. Ia sudah menahan rasa kesalnya dari tadi.
"Maksud kamu apa Yu,jangan memfitnah anak aku seperti itu,". Bentak bu Halimah.
"Jangan asal fitnah kamu, ternyata kamu saja mertua mu gak jauh beda tukang fitnah,". Ketus Sinta.
"Aku fitnah,". Ayunda, langsung mengambil ponsel di saku celananya lalu memutarkan sebuah video dari cctv rumahnya.
Semua orang tercengang melihat video itu, bagaimana mungkin seorang ibu hamil besar berani-beraninya mencuri kue untuk tamu bahkan langsung ludes semuanya.
Banyak cibiran dari ibu-ibu lain. Membuat bu Halimah dan Sinta, menunduk malu.
"aku tadi sempat melihat Sinta, mengambil langsung kuenya,". ujar bu Lela. ia sempat melihat Sinta, mengendap-endap mencuri semua kue.
"Aku sebenarnya takut memberikan tumpangan dilingkungan kita ini kepada kalian!dasar tukang maling,". Ujar bu RT.
"Puas kamu yu,sudah merendahkan kami ha,". Bentak bu Halimah. Sedangkan Sinta,sudah menangis kesegukan.
"Kalian itu masih punya hutang sama aku, bagaimana rasanya di permalukan orang seperti kalian dulu mempermalukan orang tuaku. Untung saja banyak yang tidak percaya saat kalian fitnah bapak dan ibuku,". Sengit Ayunda. Matanya melotot memandang bu Halimah.
Dia tak peduli dengan usia jauh lebih tua darinya bahkan keluarga sekali pun.
"Ck,kita ini keluarga yu. Tak baik menyimpan dendam yang sudah beberapa tahun lalu,". Ujar bu Halimah.
"Keluarga! Kalian saja tak pernah menganggap kami keluarga bahkan tega-teganya memfitnah orang tuaku,". Jawab Ayunda.
"Biasa yu,orang tuanya maling pasti anak nya juga maling. Jangan-jangan anak di dalan perut nya nanti keturunan maling! Amit-amit jabang bayi,". Sahut yang lainnya.
"Usir saja yu, mereka dari sini. Jangan lagi memberikan tumpangan kepada mereka,". Ucap yang lainnya.
Karena hati Ayunda,masih berbaik hati. "Kalau kalian mau pergi silahkan, kalau kalian mau numpang dirumah ku itu,bersikap baiklah kepada ku bahkan yang lainnya,". Lirih Ayunda.
"Dengar bu Halimah,masih untung punya keluarga sebaik Ayunda,".
"Seharusnya bersyukur karena Ayunda,masih bermurah hati,".
"Gak malu kalian,sudah di beri tumpangan gratis tapi malah nusuk,". Timpal yang lainnya.
Banyak lagi kata-kata yang dilontarkan oleh ibu-ibu lainnya.
Sial,kalau sampai mereka mengusir kami,mau tinggal dimana lagi. Sebaiknya aku cari aman,batin bu Halimah
"maafkan kami yu,". Isak bu Halimah. Ia langsung bersimpuh di kaki Ayunda.
Jujur saja di hati Ayunda,tak tega apa lagi Bu Halimah dan anaknya adalah keluarga nya sendiri.
Melihat kedipan sang ibu. Sinta, pun mengikuti apa yang ibunya lakukan. Sebenarnya ogah banget aku seperti ini,batin Sinta
"Maafkan aku yu,aku hilaf,". Isak Sinta.
"Coba kamu minta baik-baik aku bakalan kasih Sint, tapi sifatmu membuat ku kecewa,". Ayunda, langsung menyuruh bu Halimah dan Sinta,duduk .
Aku tidak tau apa mereka tulus atau tidak meminta maaf kepadaku, setidaknya aku harus hati-hati,batin Ayunda.
"sekali lagi kalian seperti ini dan ketahuan kami,aku tak segan-segan untuk melaporkan perbuatan kalian,". ujar bu RT.
"sabar bu, kita bisa selesaikan secara baik-baik,". ujar bu Sumi.
"kebaikan kita sudah di abaikan bu. ingat yah bu Halimah! bukan Ayunda,yang mengusir kalian tapi aku dan orang sekitar,". ucap bu RT.
"iy-iya bu RT. saya bakalan mengingat apa yang di katakan tadi,". jawab bu Halimah.
"yah,sudah. kita bubar saja. kasian Ayunda,mau istirahat,". kata yang lainnya.
"kami doakan semoga hubungan kalian lancar-lancar saja yah yu,aku pamit pulang dulu. makasih banyak yah,". ucap Bu Lela
"makasih banyak yu,nasi kotaknya enak,". sahut yang lainnya.
"sama-sama bu,". jawab Ayunda.
Satu persatu ibu-ibu pamit pulang dan mengucapkan terimakasih kepadanya.
menurut harus yang betul.