Cinta Sebening Embun

"Kamu yakin cara ini akan berhasil Ryu...?" tanya Lino setelah anak-anak keluar dari ruangan.

"Ya kalaupun gak berhasil,seenggaknya mereka bisa bertemu bang.Mungkin kemarin Kenzo seakan ingin menghindari Queen.Tapi Ryu yakin,nanti kalau mereka sudah bertemu pasti dia gak akan mundur lagi.Ryu masih bisa lihat cinta untuk Queen di dalam diri Kenzo bang.Gak semudah itu untuk Kenzo membenci Queen." jawab Ryu.

"Tau sekali kamu...?"

"Dari umur lima tahun,selain dengan Hyuna,Arjuna dan Neo.Kenzo yang paling sering menemani Queen.Dia yang jadi garda terdepan Queen.Dia pelindung Queen.Queen sudah seperti adik nya sendiri.Jadi Ryu tau,tak akan mudah untuk Kenzo membenci Queen.Sudahlah,abang gak perlu khawatir,biarkan mengalir saja.Nanti Ryu juga akan minta bantuan Devan juga."

"Devan...?apa hubungan nya sama dia..?" tanya Lino.

"Abang gak tau apa pura-pura gak tau...?" tanya balik Ryu.

"Ya abang gak taulah Ryu,memangnya kenapa sama Devan..?"

"Dia itu suka sama Queen,bang.Sudah di tembak beberapa kali tuh,tapi di tolak terus sama Queen." jawaban Ryu membuat Lino dan Saga melototkan matanya karena terkejut.

"Lalu..?apa hubungan nya sama rencana kamu ini Ryu...? Kalau kamu melibatkan Devan,bukan nya malah akan menyakitinya..?" tanya Saga.

"Gak lah Bang.Devan itu seperti Papi.Demi kebahagiaan Queen,dia rela kok melepas cintanya." jawab Ryu.

"Ya sudah,terserah kamu saja.Asal semua baik-baik saja.Abang akan dukung itu." kata Saga.Ia berdiri dari duduk nya dan berjalan terlebih dulu meninggalkan ruangan Ryu.Hari ini ketiganya akan berangkat ke Bali untuk bertemu Chan dan juga Kenzo.

.

.

.

Rendi terus menatap laptopnya dengan serius.Pekerjaan hari ini begitu menumpuk.Ia harus menyelesaikan pembuatan iklan untuk produk baru di perusahaan nya.Tak hanya Rendi.Semua staf divisi pemasaran sudah di sibukkan oleh pekerjaan yang harus selesai hari ini.Terlebih Devan,Queen dan Belva yang harus menyelesaikan semua pekerjaan nya sebelum mereka di pindah tugaskan ke Bali.

Tok...tok...tok..

"Masuk." ucap Rendi dari dalam.Pintu ruangan terbuka.Jessy masuk dan mendekati Rendi.

"Bapak manggil saya...?" tanya Jessy.Rendi menganggukkan kepalanya,namun tanpa menatap Jessy,karena matanya fokus pada laptop nya.

"Duduk!bantu saya buat periksa laporan produk ini." ucap nya sambil menyodorkan map berwarna coklat di depan mejanya.Jessy pun duduk dan langsung membaca isi map tersebut.

"Ini,kenapa bapak yang periksa..?kenapa gak minta rangkuman nya aja dari divisi produksi..?" tanya Jessy di sela-sela fokusnya.

"Soalnya saya butuh cepat.Kalau minta dari anak produksi bisa-bisa tiga sampai empat hari baru di kasih." jawab Rendi.

"Memangnya mau di apain...?bukan nya produk ini sudah di tarik dari pasaran ya..?" tanya Jessy.

"Iya...makanya mau periksa apa penyebab nya sampai di tarik lagi.Kalau bisa di perbarui mau aku pasarin lagi.Gimana menurut kamu...?" tanya balik Rendi.

"Dulu,kenapa di tarik dari pasaran...?"

"Kayaknya gak laku sih."

"Ya kalau laku mah gak mungkin di tarik Pak Rendi." Jessy memutar bola matanya malas.

"Ya makanya ini aku minta kamu periksa juga penyebabnya.Kalau aku tau mah ngapain aku minta laporan sebanyak ini." balas Rendi.Jessy mengambil gagang telfon untuk menghubungi seseorang.

[Tolong kamu kirim laporan pasar dari produk xx,saya minta cepat dan harus lengkap]. Ucap Jessy dengan serius.Sedangkan Rendi hanya menatap wajah cantik sekretarisnya ini.

"Ngapain lihatin saya begitu..?" tanya Jessy setelah sadar sedang di perhatikan oleh Rendi.

"Boleh gak sih gua jatuh cinta sama elu kak..?" tanya dengan bahasa non formal.

Deg....

Jessy terdiam.Untuk ketiga kalinya Rendi mengungkapkan perasaan nya.Tiga bulan keduanya bekerja bersama ternyata membuat Rendi menaruh hati padanya.Begitu juga dengan Jessy yang sebenarnya juga menaruh hati padanya,hanya saja ia masih ragu untuk menerima cinta dari Rendi.Takut,Jessy takut sekali.Apalagi statusnya saat ini yang bukan lah gadis lagi.Ia seorang janda dengan anak satu.

Rendi menggapai tangan Jessy lalu menggenggam nya.

"Sorry kalau gua lagi-lagi nyatain perasaan ini ke elu kak.Tapi serius,gua suka sama elu kak." ucap nya lagi.

"Ren....kamu tau kan aku ini siapa..?"

"Tau kak.Dan aku gak mempermasalahkan itu.Aku siap kak." jawab Rendi.

"Siap apa...?"

"Siap menjadi ayah dari anak-anak mu." jawab nya dengan tersenyum.Jessy menarik tangan nya lalu memukul punggung tangan Rendi.

"Sudah,jangan membahasnya lagi.Ayo kerja." ucap Jessy.Ia kembali fokus pada map nya lagi.

Tok...tok..tok...

Seseorang mengetuk ruangan.Jessy berdiri dan membukakan pintu ruangan tersebut.

"Permisi Bu Jessy,ini laporan yang ibu minta." ucap seseorang.

"Baik,terima kasih ya."

"Sama-sama."

Jessy menutup pintu dan kembali duduk di depan Rendy.Ia langsung membuka laporan tersebut dan membacanya dengan seksama.

"Nanti malam keluar yuk kak." ajak Rendi dengan tiba-tiba.Jessy menghela nafasnya,ia menutup map nya dan menatap Rendy dengan serius,sedangkan yang di tatap hanya nyengir tanpa dosa.

"Gak bisa Ren."

"Kenapa...?" tanya Rendy.

"Aku harus menemani Cleo.Seharian dia sama onty dan neneknya.Jadi nanti malam aku yang harus menemaninya."

"Ajak saja.Kita ke tempat bermain anak." kata Rendy.

"Ren,kita ini berbeda.Jauh berbeda.Kamu bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari aku." ungkap Jessy dengan serius.

"Tapi aku maunya kamu kak." balas Rendy.

"Ren...aku sorang single mom."

"Terus kenapa kalau kamu single mom..?gak boleh aku cinta sama kamu...?gak boleh aku nikah sama kamu..?"

"Bukan begitu Ren...kamu tolong ngertiin aku dong."

"Beri aku kesempatan,dan ini yang terakhir deh.Aku janji.Kalau Cleo tidak bisa menerimaku,maka aku akan mundur." ucap Rendi.Ia sudah merubah sebutan untuk dirinya.

"Ren...." Jessy menatap mata Rendy.Mata yang memancarkan ketulusan untuk nya.

"Hanya sekali saja." pintanya lagi.Jessy menghela nafasnya.Meski ada sedikit kebahagiaan dalam hatinya karena perasaan nya terbalaskan juga,tetapi juga ada rasa takut dalam dirinya juga.Ia takut Cleo yang tidak bisa menerimanya,bukan hanya Cleo,Papa dan seluruh keluarganya.Ia takut Rendi akan tersinggung dengan semua itu.

"Gimana mau gak...?" tanya Rendy lagi.

"Baiklah,hanya sekali.Tetapi jangan memaksa Cleo." jawab Jessy yang akhirnya menerima Rendy.

"Serius..?" tanya Rendy dengan senang dan Jessy menganggukkan kepalanya.Rendi berdiri dari duduknya dan berpindah mendekati Jessy dan langsung memeluknya.

"Terima kasih...cup..." Rendy mencium pucuk kepala Jessy dengan sangat sadar.

"Aku janji tidak akan memaksa Cleo.dan kalau dia tidak bisa menerima ku,maka aku akan mundur dan menjauh darimu." ucap Rendy yang sebenarnya tidaklah mungkin untuknya mundur karena ia akan berusaha mendapatkan hati Cleo.

.

.

.

.

Hai...hai...maaf ya baru bisa up karena kemarin sibuk banget + lagi sakit gigi,jadi gak bisa up.

Selamat membaca