Siapa yang menyangka jika bryan memiliki papa seorang pengusaha.
setelah meninggalnya ibu yang dia sayangi bryan bersama sahabat yang seperti saudara ke kota mengadu nasib dan kisah mereka akan semakin berwarna.
yuuk ikuti terus kisah bryan sang ahli waris dan selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ahza rumaissa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Tantri datang kerumah putranya dan bondan cucu kesayangan menemaninya, nenek tua itu selalu bersama cucunya bondan yang akan menggantikan nya kelak jika anaknya bagas pensiun dari dunia bisnis.
Karena dia harus memastikan jika anak dan cucunya harus hidup bahagia setidaknya jika maut mengambilnya.
Tantri sengaja meminta bondan untuk tinggal bersamanya, dalam pengawasannya, karena dia tidak percaya melisa ataupun bagas bisa membentuk bondan menjadi pria yang kuat dan mandiri seperti keinginannya.
Tantri sangat menjaga cucu laki laki satu satunya yang dia miliki dan kelak dia akan menjadi ke banggaaanya karena bondan cucu yang sayang dan patuh kepadanya.
Terlihat bondan selalu menuruti keinginannya dan kemauan tantri, sebagai neneknya dia puas entah itu dengan pendidikan ataupun lainnya.
Bagas menyambut ibunya dan mereka duduk di ruang tamu, tantri melihat sekeliling dan tidak melihat menantunya melisa.
"Dimana menantuku melisa.? dia tidak menyambutnya panggil dia kesini.!" kata tantri
Tak lama melisa muncul dari pintu depan dan mendekat tantri dengan senyum palsunya.
"mama sudah datang, aku sudah rindu sama mama mertuaku sayang. " kata melisa berdrama ria
"Darimana, kamu Baru pulang.?" tanya tantri kesal
"Seperti biasa ma aku harus ke salon dulu, kan mama mau datang, agar mama tidak melihatku kesal karena malu mempunyai menantu yang berpenampilan jelek." kata melisa dengan segala kepalsuannya.
Tantri melihat menantunya yang terlihat glowing dan cantik lalu berkata," memang sudah seharusnya kamu terlihat cantik,seorang istri pebisnis, duit tidak berbohong."
"skakmat, hati melisa meronta ronta ingin mengumpat kepada wanita tua di hadapannya, kesal sekali tapi melisa hanya tersenyum menutupi rasa di hatinya.
Melisa duduk di sebelah putranya yang sudah lama mereka tidak bertemu.
"Bondan sayang, lihat putraku sudah besar dan terlihat seperti papanya." kata melisa
Melisa memeluk putranya setelah menepuk pundak putranya itu dan satu lagi dia berharap mertuanya itu tidak mengucapkan kata yang tidak enak di dengar kepadanya.
"Mama selalu cantik di mataku. " kata bondan berbisik kepada mamanya setelah mamanya itu duduk.
"Kamu memang benar benar putraku. " kata melisa pelan.
Kedua anaknya setidaknya menyayanginya itulah yang di yakini melisa.
"Bagas nanti kita bicara empat mata, sekarang aku ingin istirahat badan nenek tua ini sudah renta tidak bisa bepergian jauh." kata tantri
Bondan dengan cepat menuntun neneknya masuk kamar tamu yang sudah di siapkan sangat bersih Karena tantri sangat suka kebersihan.
"lisa bukankah sudah ku bilang jika mama akan datang dan kenapa kamu bisa pulang terlambat.,?" tanya bagas
"Sudah lah mas sudah terjadi, lagipula aku tidak terlambat malah pas." kata melisa
"Banyak sekali alasannya." kata bagas
"Mas jangan marah, lihat aku cantikkan dan mas tadi lama karena aku melakukan perawatan,lihat aku cantik kan dan muda." kata melisa mendekati suaminya duduk di pangkuannya.
Aroma rambut melisa yang begitu membangkitkan gairahnya dan langsung saja bagas meng eksekusi melisa di ranjang dengan penuh gairah mereka bergelut di ranjang.
Melisa sangat tahu bagas ngk akan pernah tahan dengan godaan yang dia berikan, bagaimanapun bagas manusia biasa dan pria mana yang tidak akan tergoda jika wanita mengira apalagi itu adalah istri mereka.
"Aku akan menemui mama dan bikin kan kami minum setelah tiga puluh menit kami berbicara.!" kata bagas
"Baik, kalau aku ngk tertidur, rasanya lelah sekali Karena hari ini kamu begitu hot sayang." kata melisa dengan suara mengodanya
Bagas keluar dari kamar dan dia sedikit tersenyum saat mendengar melisa istrinya mengatakan hot kepadanya.
Sebagai pria siapa yang ngk bangga mendapat pengakuan istri, walaupun sekadar menggoda tapi melisa bukanlah orang sembarangan memberi pengakuan.
"Ma, aku masuk. " kata bagas yang di luar kamar tamu di mana itu adalah kamar tantri.
Bagas masuk ke kamar namanya dan duduk di kursi berhadapan dengan tante yang duduk di kasur.
"Apa kamu mulai mencari mira lagi.?" tanya tantri
"Ya, mau aku mencari anakku." kata bagas
"Sama saja," kata tantri
"Semua tidak sama lagi, mira mungkin sudah menikah lagi dan jika itu terjadi berarti dia benar benar membenciku. " kata bagas pelan.
Lupakan mira, berbahagialah dengan melisa, dia membutuhkan perhatian mu dan anak anakmu.
"Bondan akan tinggal bersamamu dan kuliah di sini kamu harus memperhatikannya dengan baik.!" kata tantri
"Dia anakku dan pasti akan aku perhatikan jika mereka mau menurutiku." kata bagas
"Ya sudah hanya itu yang ingin mama katakan padamu dan keluarlah mama mengantuk dan lelah, ingin istirahat lagi." kata tantri
Bagas masuk ke kamarnya dan menggelengkan kepalanya karena lisa tidur dengan tertentang, padahal tujuan memintanya mengantarkan minuman adalah supaya memberikan kesan untuk tantri.
Bagas tidak habis pikir melisa begitu tidak peka terhadap orang di sekitarnya dan bersikap semaunya.
Umur memang tidak bisa menentukan sikap dan sifat manusia, contoh ada di depannya sekarang yaitu istrinya.
Bagas mengambil kacamatanya dan berjalan keluar, dia akan menghabiskan malam di ruang kerjanya.
Besok bagas akan mencarikan fakultas untuk putranya bondan, walaupun mereka berdua tidak begitu akrab karena berjauhan setidak nya kali ini bagas akan mendekatkan diri dengan putranya itu.
"Leo carikan universitas untuk bondan anakku.! " kata bagas
"Baik bos, akan aku carikan." kata leo
"Sepertinya rumah pak bagas akan bertambah ramai dengan adanya putranya yang tinggal di rumahnya." kata istri leo
"Ya setidaknya bu melisa tidak selalu mencari masalah dan mempunyai kesibukan dengan adanya bondan. " kata leo
"Sayang mengapa kita mengurus rumah tangga orang lain lebih baik kita membuatkan adik untuk geisha." kata Leo membawa istri nya masuk ke kamar.
"ihh... mas geli ah... cukur dulu kumismu itu geli ha.. ha.. ha... " kata indah tertawa manja dan itu lah yang di sukai leo, indah membuatnya selalu bahagia.
Indah sudah menemaninya selama lima tahun dan mereka sudah mempunyai seorang putri cantik nan lucu.
Indah merelakan melepaskan pekerjaannya dan hidup menjadi ibu rumah tangga, bukannya leo tidak ingin istrinya bekerja, hanya saja leo ingin indah fokus mengurus rumah dan dirinya karena gaji leo masih cukup untuk menghidupi keluarga kecilnya.
"Sayang kita harus menambah anak lagi agar rumah semakin ramai dan geisha memiliki teman bermain. " kata leo di sela percintaan mereka.
Aku setuju, sering lah kita melakukannya dan jangan kerja lembur terus. " kata indah dengan suara paraunya.
"Semua tergantung bos sayang, aku kan hanya bawahan, pelan pelan saja pasti geisha akan memiliki adik." kata Leo yang semakin menambah ritme penyatuannya.
"Sayang aku akan sampai dan rasanya masih sama seperti dulu aku ngk tahan menahan..nya " kata leo
Kemudian secara bersama mereka mencapai puncaknya dan Leo langsung berbaring di samping indah dengan wajah yang sangat puas.
.