NovelToon NovelToon
Selingkuhan Om Tiri

Selingkuhan Om Tiri

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Tamat / Romansa-Tata susila
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Davina memergoki pacarnya bercinta dengan sahabatnya. Untuk membalas dendam, Davina sengaja berpakaian seksi dan pergi ke bar. Di sana dia bertemu dengan seorang Om tampan dan memintanya berpura-pura menjadi pacar barunya.

Awalnya Davina mengira tidak akan bertemu lagi dengan Om tersebut, tidak sangka dia malah menjadi pamannya!

Saat Davina menyadari hal ini, keduanya ternyata sudah saling jatuh cinta.Namun, Dave tidak pernah mau mengakui Davina sebagai pacarnya.

Hingga suatu hari Davina melihat seorang wanita cantik turun dari mobil Dave, dan fakta mengejutkan terkuak ternyata Dave sudah memiliki tunangan!

Jadi, selama ini Dave sengaja membohongi Davina atau ada hal lain yang disembunyikannya?

Davina dan Dave akhirnya membangun rumah tangga, tetapi beberapa hari setelah menikah, ayahnya menyuruh Davina untuk bercerai. Dia lebih memilih putrinya menjadi janda dari pada harus menjadi istri Dave?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Sembari menyilangkan kedua tangan di dada dan bersandar pada jok mobil, Davina menatap tajam pada wanita yang sejak tadi menempel pada Dave. Kalau bukan karna ingin mengerjai Jasmine dan mengganggu quality time mereka, mana mungkin saat ini Davina mau 1 mobil dengan mereka.

Demi membuat Dave terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan, Davina sampai menguatkan diri menahan amarah untuk ikut kemanapun mereka pergi. Dia tidak mau kalau sampai Jasmine mencium Dave. Melihatnya mendekap tangan Dave saja sudah membuat Davina meradang.

"Davina, apa kamu nggak punya pacar atau teman yang bisa di ajak jalan.?" Tanya Jasmine sembari menoleh kebelakang dan menatap keponakan tiri Dave.

"Aku ingin menghabiskan waktu berdua dengan calon suamiku." Katanya dengan bangga.

Jasmine sebenarnya kesal lantaran Davina merengek minta ikut, hingga membuat Sandra bersikap tegas padanya dan Dave agar mereka mau mengajak Davina juga. Ditambah respon Dave yang tak menolak saat Davina meminta untuk ikut.

Kalau tidak memikirkan image baik di depan calon kakak ipar dan calon suaminya, dia akan menolak dan melarang Davina ikut dengannya.

"Eumm,, pacar.?" Davina pura-pura sedang berfikir.

"Sepertinya pacar ku sedang pergi dengan wanita lain." Dengan sengaja Davina menekankan kalimatnya dan melirik sekilas pada Dave lewat kaca spion. Tatapan mata keduanya sempat bertemu.

Dave tak memberikan respon apapun meski dia tau kalau Davina sedang menyindirnya.

"Oh my God,, Kamu sedang bercanda.?"

"Pacarmu sedang pergi dengan wanita lain dan kau masih santai seperti ini.?" Jasmine menggeleng tak habis pikir.

"Harusnya kamu itu mendatangi mereka, bukan ikut dengan kami."

Ada nada kekesalan dalam bicaranya, namun terlihat jelas kalau Jasmine berusaha menahan diri untuk tidak memarahi Davina di depan Dave.

"Bukan hanya mendatanginya, aku bahkan mengikutinya pergi.!" Batin Davina.

Lagipula mana ada orang yang rela jadi nyamuk kalau tidak ada tujuan di dalamnya.

"Untuk apa repot-repot mendatanginya kalau pada akhirnya dia hanya akan kembali padaku." Davina tersenyum sinis bercampur bangga dengan ucapannya. Dave sudah janji tak akan menikahi Jasmine, pria itu juga bilang kalau dirinya tidak pernah menyentuh Jasmine.

"Ckk,, Kamu itu terlalu percaya diri." Jasmine tersenyum kecut.

"Bagaimana kalau wanita itu berhasil merebut hati kekasihmu sampai tidak mau kembali sama kamu.!" Ujarnya penuh penekanan.

"Kamu nggak pernah tau kan apa yang mereka lakukan di belakang kamu selama ini."

Setelah mengatakan semua itu, Jasmine kembali pada posisi semula. Duduk dengan pandangan lurus ke depan.

Ucapan Jasmine berhasil memporak porandakan pondasi kepercayaannya terhadap Dave. Dia jadi berfikir macam-caman dengan membayangkan ucapan Jasmine. Melihat bagaimana Dave dengan mudah selalu mencium dan memainkan bagian tubuh atasnya, Davina jadi ragu kalau Dave bisa menahan diri saat sedang berduaan dengan Jasmine.

Davina melamun, kepercayaan dirinya untuk memiliki Dave tiba-tiba memudar karna terpengaruh ucapan Jasmine. Siapa yang tau perasaan itu berubah jadi cinta dan membuat Dave akhirnya memilih bertahan dengan Jasmine.

"Baiklah, turunkan aku disini. Aku mau mendatangi mereka." Ucap Davina dengan suara penuh keputusasaan. Melihat bagaimana sempurnanya Jasmine sebagai model internasional, rasa tak mungkin jika Dave hanya akan terfokus pada tujuan awalnya saja. Memangnya siapa laki-laki yang tidak tertarik dengan wanita cantik dan seksi.

"Sayang, cepat hentikan mobilnya. Biarkan Davina turun,," Kata Jasmine sembari menyentuh lengan Dave. Wanita itu terlihat senang karna berhasil mempengaruhi Davina. Dia tidak mau kebersamaannya dengan Dave terganggu karna kehadiran Davina.

"Diamlah.! Atau kalian berdua akan aku turunkan disini." Ketus Dave. Dia tak menggubris sedikitpun dengan permintaan Davina dan Jasmine, pria itu masih fokus melajukan mobilnya ke tempat tujuan.

"Apa.?!!" Seru Jasmine dan Davina bersamaan, kedua wanita itu tak menyangka Dave tega mengancam mereka.

Jasmine berfikir Dave akan langsung berhenti dan menurunkan Davina untuk menuruti permintaannya. Sedangkan Davina sempat berfikir Dave akan mencegahnya. Mereka lupa kalau pria yang saat ini bersama mereka adalah pemilik gunung es.

...*****...

Mereka sudah sampai di pusat perbelanjaan. Jasmine terus memasang wajah masam lantaran kebersamaannya dengan Dave terganggu karna Davina berada di tengah-tengah mereka.

Jasmine tak tau saja kalau Davina sengaja mengganggu kesenangannya. Bahkan setiap kali Jasmine menggandeng tangan Dave, Davina punya seribu satu cara untuk melepaskannya. Seperti yang kali ini dia lakukan.

"Tante, di sana banyak tas keluaran terbaru. Ayo kita beli,," Ajak Davina. Dia menarik tangan Jasmine begitu saja, padahal wanita itu baru bisa menggandeng tangan Dave lagi setelah di ganggu oleh Davina.

"Ya ampun kau ini menyebalkan sekali.!" Geram Jasmine. Namun Davina tak peduli dan terus menarik tangan Jasmine untuk masuk ke toko barang branded itu.

"Om,, ayo,,,!!" Teriak Davina sembari menoleh. Dia memanggil Dave lantaran pria itu masih berdiri di tempat dan terlihat sangat frustasi.

"Kalau Om nggak ikut ke dalam, terus siapa yang mau bayarin aku.?" Davina sedikit merengek manja, menatap Dave yang sudah berada di dekatnya.

"Sepertinya tante Jasmine juga nggak ada uang." Nada bicara Davina sedikit meledek.

"Apa kau bilang.?! Kamu pikir aku semiskin itu.?!" Jasmine melotot kesal, tak terima dengan ucapan Davina. Mana mungkin model internasional sekaligus pewaris perusahaan tak punya uang hanya untuk membeli tas branded. Jangan untuk membeli tas, membeli toko itu dan seluruh isinya pun bisa dia lakukan detik ini juga.

"Oh,, jadi tante banyak uang.? Bagaimana kalau tante saja yang belikan tas untukku.?" Davina tersenyum puas. Dia yakin Jasmine tak berani menolak permintaannya setelah dia pura-pura menghinanya.

"Hanya beli 3 tas saja, apa uangnya cukup.?" Ujar Davina lagi. Dia sengaja memanasi Jasmine dengan bicara seperti itu. Sekali-kali wanita menyebalkan seperti Jasmine perlu di beri pelajaran.

"Kamu terlalu meremehkanku Davina.!" Sinis Jasmine.

"Kamu boleh ambil berapapun yang kamu mau.!" Tegasnya dengan penuh kesombongan.

Davina tentu saja muak mendengar kesombongan Jasmine, namun demi membuat wanita itu mengeluarkan banyak uang, Davina rela menahan kekesalannya. Dia langsung memeluk Jasmine sekuat tenaga dan mengucapkan terimakasih padanya.

"Ya ampun tante,, kau itu baik sekali pada calon keponakanmu ini."

"Om Dave beruntung punya calon istri sebaik dan secantik dirimu.!" Ucap Davina penuh penekanan, sembari menatap tajam wajah Dave yang berhadapan dengannya.

Sementara itu, wajah Jasmine memerah karna kesulitan bernafas akibat terlalu erat di peluk oleh Davina.

"Uhhukk,, uhhukk,,"

"Kau membuatku tidak bisa bernafas.!" Geram Jasmine.

Dia langsung mendorong Davina karna tidak kuat lagi menahan nafas lebih lama.

Gadis itu tentu saja terpental beberapa langkah dan hampir tersungkur ke lantai, namun Dave cepat-cepat berlari dan menarik tangan Davina.

Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Davina sengaja menempel pada Dave setelah di tarik oleh pria itu. Dia pura-pura tidak bisa menyeimbangkan badan hingga akhirnya menempel pada dada bidang Dave.

"Hangat sekali,," Bisik Davina tepat di telinga Dave, hembusan nafasnya bahkan membuat tubuh Dave meremang.

"Ya ampun.!! Apa-apaan kalian.!" Jasmine langsung menarik Davina agar lepas dari pelukan Dave.

"Kenapa tante marah.? Apa tante cemburu.?"

"Astaga,,, aku itu keponakan Om Dave, bagaimana bisa tante cemburu padaku."

"Tentu saja cemburu, kalian itu nggak punya hubungan darah. Hanya saudara tiri saja.!" Ketua Jasmine.

"Sudah diam.!" Tegur Dave tegas.

"Kalau kalian masih berdebat, lebih baik pulang saja.!" Ancamnya. Davina dan Jasmine kompak menggelengkan kepalanya.

"Oke,, oke,, kita akan diam dan belanja,," Tutur Jasmine.

"Ayo Davina,," Jasmine menggandeng tangan Davina dan keduanya masuk ke dalam tok tas. Dave mengikuti keduanya dari belakang. Menemani tunangan dan selingkuhannya.

1
Visencia Alingga
Lumayan
Ratniatin Ginoga
thor itu cerita si Aditya dan aurelia kapan di upnya
Sopiah Azzahra
Lumayan
Arma Dwi
suka bgt dg karakter dave😍
pejuang rupiah😶‍🌫️
Luar biasa
Sri Noviawati
Biasa
Hesti Pramuni
diiih..yg polooss...😣😣
Mei Prw
luar biasa
Thiva ShiRegarr II
Luar biasa
mama fia
quote yg bagus Devina..
mama fia
udah baca berulang ulang..
mama fia
Kecewa
sashi kirana
Luar biasa
Christy Ling
sangat bagus
Diedie
Luar biasa
aryuu
bener gitu orang orang di club malam sebangsat itu??
aryuu
suka sama ceritanya ya cuman agak sedikit kecewa sama karakter utamanya ... polos polos murahan gitu
aryuu
ni cewe polos tapi kok ga kapok ya diselingkuhi
Nieno Pay
Luar biasa
3sna
farel gk tau gimn rsny diposisi daviana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!