NovelToon NovelToon
BEBEK GENDUT

BEBEK GENDUT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cewek Gendut
Popularitas:86.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hyull

🐥🐥🐥
Setiap kali Yuto melihat bebek, ia akan teringat pada Fara, bocah gendut yang dulunya pernah memakai pakaian renang bergambar bebek, memperlihatkan perut buncitnya yang menggemaskan.
Setelah hampir 5 tahun merantau di Kyoto, Yuto kembali ke kampung halaman dan takdir mempertemukannya lagi dengan Bebek Gendut itu. Tanpa ragu, Yuto melamar Fara, kurang dari sebulan setelah mereka bertemu kembali.
Ia pikir Fara akan menolak, tapi Fara justru menerimanya.
Sejak saat itu hidup Fara berubah. Meski anak bungsu, Fara selalu memeluk lukanya sendiri. Tapi Yuto? Ia datang dan memeluk Fara, tanpa perlu diminta.
••• Follow IG aku, @hi_hyull

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hyull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 | Senang Melihatnya Bahagia

Klik-klik keyboard dan desir kertas menjadi soundtrack rutin di ruang tim ekspor. Pak Andi sedang asyik memeriksa dokumen pengiriman, Bu Lia menandai laporan QC, Sisi dan Fara sibuk dengan desain promosi di layar computer—dengan Fara yang sudah menyetel pelan salah satu lagu dari EXO, boyband kesukaannya, sementara Imah menginput data ke sistem.

“*Nal annaehae jweo*…” begitu gumaman kecil Fara mengikuti nyanyian member EXO.

Tiba-tiba...

"*Moshi moshi, Nippon Express-sama? Watashi wa PT. Ahmad Jaya no Yuto desu*."

Suara itu menghentikan semua aktivitas.

Semua mata—Pak Andi, Bu Lia, Sisi, Imah, dan Fara—serentak menoleh ke arah sumber suara.

Yuto berdiri di dekat jendela, ponsel di telinga kanan, bahu kirinya menopang buku catatan. Bahasa Jepangnya mengalir lancar, dengan intonasi yang sempurna—tidak kaku, tidak terbata-bata, seolah itu bahasa ibunya.

"*Wakarimasu. Demo, kono shipment wa watashitachi no ichiban important na client ni taisuru mono desu*." (Saya mengerti. Tapi, pengiriman ini untuk klien paling penting kami.)

Pak Andi meletakkan dokumennya pelan-pelan, mulut sedikit terbuka. "Wih... encer kali bahasa jepangnya..." bisiknya ke Bu Lia.

Bu Lia mengangguk pelan, alis terangkat. "Ternyata betul-betul bisa bahasa Jepang," gumamnya.

Di meja seberang, Sisi menjatuhkan penanya. "Jelas-jelas lulusan Kyoto loh, Bu..." Dia membungkuk mengambil penanya, tapi matanya masih tertuju ke Yuto.

Imah berhenti mengetik, jari-jarinya melayang di atas keyboard. "Ini baru pertama kali saya dengar orang ngomong Jepang beneran, mirip kali kayak di anime..."

Dan Fara...

Dia masih diam.

Tapi matanya berbinar, bibirnya sedikit terkatup. Tangannya yang sedang memegang mouse menggenggam lebih kencang. Di kepalanya, satu kalimat berputar-putar.

"*keren kali*."

Yuto terus berbicara, tanpa sadar sudah jadi pusat perhatian.

"*Jikan o sukoshi dake tsukuro itadakemasen ka? 24-jikan dekai masu*." (Bisakah Anda menyediakan sedikit waktu? Kami butuh dalam 24 jam.)

Dia diam sejenak.

Lalu...

"*Hai! Arigatou gozaimasu*!" (Ya! Terima kasih banyak!)

Yuto menutup telepon, wajahnya berseri. Dia menoleh ke timnya—dan langsung disambut lima pasang yang sedang memandang takjub.

"Kenapa?" tanyanya, sedikit bingung.

"Pak... tadi itu... nego sama orang Jepang langsung?" tanya Pak Andi, suaranya bergetar kagum, sedikit lebay.

Yuto mengangguk santai. "Iya. Mereka mau kasih slot kontainer besok. Masalah selesai."

"BESOK?!" seru Bu Lia. "Bukannya katanya overload sampai seminggu!"

"Saya coba nego pakai opsi premium. Mereka ada kapal cadangan."

"Tapi... biayanya naik kan, Pak?" tanya Imah.

"Cuma 5%. Masih lebih murah daripada telat kirim dan kena penalti."

Sepi.

Lalu...

"Wih… Pak Yuto mantap kali. Kalau kek gini, kita ini nggak layak punya bos kayak bapak, terlalu mantap!" kata Sisi, setengah becanda setengah serius.

Yuto tertawa pelan. "Ah, bisa aja kakak ini."

Tak jauh darinya, Fara masih diam.

Dia baru saja menyaksikan "Yuto yang lain"—bukan Yuto yang sering tersenyum manis padanya, tapi Yuto yang berwibawa, kompeten, dan...

"Kenapa jantungku?"

Dia menunduk, pipinya memanas, heran dengan perubahan detak jantungnya yang tak seperti biasanya.

“Udah masuk jam makan siang kan ini?” tanya Yuto tiba-tiba.

“Iya, Pak!” jawab Fara spontan, yang langsung membuat Yuto tersenyum menahan tawa, tak kuat melihat betapa menggemaskannya ekspresi Fara saat itu. Jelas sekali Fara menjadi sangat malu karena merespon secepat itu.

“Yaudah, yang mau salat, salat. Jangan lupa makan juga.” Yuto diam sejenak sebelum melanjutkan, “Apa mau saya traktir lagi?”

“Nggak usah, Pak!” balas Imah penuh semangat. “Kebetulan hari ini ada Peusijuek di rumah. Saya udah minta tolong adek saya antarkan makan siang kita ke sini. Bentar lagi nyampe. Bapak mau kan? Ada kuah beulangong loh, Pak…”

“Oh ya? Peusijuek apa?” tanya Bu Lia.

Imah tampak tersenyum canggung. “Mamak baru beli kereta baru.”

Pak Andi dan Bu Lia merespon bersamaan, “Oh…”

Lalu Pak Andi menambahkan. “Ngeri kali peusijuek-nya pake kuah beulangong?”

“Enggak, Pak. Kuah beulangong dari rumah kakak saya, turun tanah anaknya. Kalau dari mamak saya, ya pulut kuning. Tapi mau juga kan pulut kuning? Soalnya udah sekalian dibawa.”

“Ya mau, lah. Makanan gratis siapa yang nggak mau. Hahahaaa…!!!” Pak Andi tertawa terbahak-bahak, membuat Sisi melirik malu, dan Buk Lia menggeleng miris.

“Oh ya,” kata Pak Andi, sudah menoleh ke Yuto. “Bapak suka kuah beulangong, nggak? Atau… jangan-jangan Bapak nggak tahu apa itu kuah beulangong.”

Yuto tersenyum, sambil kembali duduk di kursinya. “Tahu kok, Pak. Suka juga. Tapi ya udah lama juga nggak makan.”

“Baguslah kalau suka. Mantap, Mah!”

Fara bangkit dari kursinya. Tampak sangat terburu-buru, ia melangkah menuju pintu.

“Fara, mau ke mana?” tanya Yuto cepat, tepat saat Fara hendak memutar knop pintu.

Fara berbalik, berdiri menghadapnya yang sedang menatap lurus ke arahnya. “Ke dapur, Pak.”

“Ngapain?”

“Ambil piring sama sendok, Pak. Sama gelas juga.”

Yuto tampak diam, tapi diamnya terasa berat.

Alisnya turun setengah, bibirnya mengeras, tatapannya tajam menancap ke arah Fara yang masih berdiri di depan pintu dengan wajah polos penuh tanya.

"*Kenapa harus dia yang ambil*?" pikir Yuto dalam hati, jari-jarinya mengetuk-ngetuk meja pelan, mulai kesal.

Di matanya, ada percikan api kecil—bukan marah pada Fara, tapi pada situasi yang membuat si Bebek Gendut itu selalu dengan sukarela mengerjakan hal-hal sepele.

Pak Andi sudah melotot kea rah Yuto, lalu ke Fara. “*Waduh, si Bos keliatan nggak suka, nih*!” tebaknya dalam hati.

Bu Lia juga tampak sikut-sikutan sama Imah setelah melihat ekspresi manager mereka, juga berkedip dan berbisik, “Marah itu…”

Imah pura-pura batuk sambil melirik tajam ke arah Sisi, kemudian.. “Bantuin!” kata Imah, berusaha menyamarkan satu kata itu dengan batuknya.

Sisi spotan bangkit dari kursi. “Ayo kakak bantuin, Dek!” katanya, segera menghampiri Fara, menarik lengannya pelan dan membawanya keluar dari ruangan mereka.

Saat masih melangkah menuju dapur kantor, Sisi yang masih merangkul lengan Fara, berbisik, “Eh, Dek, Pak Yuto kok perhatian kali sama kau? Apa sebenarnya kelen, Hah? Berdebar jantungku lihat perhatian dia samamu.”

“Apalah kakak ini. Nggak ada, loh. Pak Yuto memang kek gitu orangnya. Memang baik.”

“Beda loh, Dek… masa kau nggak bisa bedain.”

“Enggak loh, Kak… sama sepupunya pun kek gitu dia. Memang baik orangnya. Ya mungkin juga karena Fara temanan sama sepupunya. Kan Fara udah pernah bilang, loh.”

“Enggak loh, Dek. Suer! Beda kali, loh. Apalagi cara Pak Yuto tatap mukamu. Kayak—“

“Loh, Bang? Apa itu?” perkataan Sisi terhenti tepat ketika Fara menegur Agam—cleaning service mereka yang baru saja melintas di depan mereka, melangkah menuju halaman samping sambil menggotong satu karung makanan kucing. “Makanan kucing kan itu?” tanya Fara, sudah kenal baik merek-merek dry food.

“Iya, Dek. Untuk si Kutu sama Ingus.”

Mata Fara berbinar. “ Serius, Bang? Proplan loh ini. Siapa yang belikan? Mahal kali ini, Bang.”

“Iya, mahal kali memang. Baru aja abang yang beli. Sekarung ini, isi 7kg, 700 ribu lebih harganya.”

“Hah? Abang yang beli?” Membelalak mata si Fara.

“Ya bukanlah. Mana ada duit abang. Maksud abang, abang yang belikan. Duitnya dari Pak Yuki.”

“Pak Yuki?”

Agam mengangguk. “Iya. Udah ya, mau kasih makan anak dua itu dulu. Makan enak anak dua itu sekarang. Mahal kali. Makanannya jauh lebih mahal dari makanan abang. Udah ya. Itu udah ngeong-ngeong di luar pintu.”

Agam lanjut melangkah, meninggalkan Fara yang sudah tersenyum lebar, sementara Sisi hanya menggeleng heran. Si polos ini malah kesenangan mikirin nasib kucing, bukannya senang setelah diperhatikan dengan bos mereka.

“Ayo, Kak,” kata Fara. Suaranya menjadi riang.

Sikap riangnya itu bertahan hingga mereka kembali ke ruangan, membuat semua yang ada di ruangan terheran-heran melihat senyum lebarnya, dengan pipinya yang mengembang seperti tomat.

“Kenapa, Dek? Ngembang kali mukanya? Kebanyakan fermipan itu,” canda Pak Andi.

“Ingus sama Kutu dibeliin makanan kucing yang mahal sama Pak Yuki, Pak!” jawab Fara riang. “Mahal kali loh, Pak. Sekilonya bisa untuk skincare Fara sebulan. Hahaha!” Ia bahkan tertawa lepas saking senangnya.

Yuto yang saat itu sedang mengetik sesuatu, menoleh sekilas, lalu tersenyum hingga menggeleng pelan, gemas bukan main melihat respon Fara. Tapi ia puas, karena reaksi Fara sesuai dengan yang ia duga.

.

.

.

.

.

Continued...

1
Ayu retonisa
sora kerasukan kartika
jgn kartika jatuh hati oada david hahahhahah
mak² rempong
lawak kali lah pas baca part Sora dan Kartika ni 🤣🤣🤣🤣
RaihanArfadilla Ani
makasih hyull_ 😍😍😍💖💖💖💖🙏🙏🙏🙏
LH
update dong kak 🤩
semangatt kak 💪
Ulfah Rahayu
suka ceritanya 😁
Ulfah Rahayu
bahasa Sunda Kiara terlalu "kasar" Thor 😁
boleh kasih masukan ?
Kiara jeung saha = Kiara sareng saha
mak² rempong: dia make nya Sunda Banten. bukan Sunda Bandung 😅😅😅
Hyull: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Aku memang gk bisa bahas sunda. tanya sama ipar.
total 3 replies
ita ita
bikin cerita Kiara hyull 🥲
Nila Fadilah
sebelum end, coba bikin mereke semua dilangsa hyull... udah kiara jadi kakaknya Jiyoow ajaa hyull
Dewiendahsetiowati
akhir yang tragis untuk Shella dan Ade.
Tita Rosmiati
akhir yg buruk duh kasihan Kiara
Hendry Muchlis
aku ngeri gyull, novel sama dgn drama, ada pesan moral nya
tpi cerita nu ada bundir nya
duku di hani haru kaka si ica, di kamu pwbih dari sahabat anak kepsek SMA yuri meskipun pengaruh dri setab, skrg di bebek gendut ada shella. mmg sih cerita kehidupan ada macan2 suka cita dan tragedi, tpi tetap sj ngeri deh
Ulfah Rahayu
ini kartika istrinya dimas yg ke medan ya kayanya😁
Kirey Ruby
Kakak teh ngarti basa sunda..? 😅
Bawa ke Langsa aja kalo emang Kiara ga ada ortunya drpd hidup ama nenek kakeknya,krn ada cucu dr menantu 1 lg ☹️
Jd seram duongs rmhnya,ntar ada uka2 /Grievance/
Hyull: enggak. tanya sama kakak ipar 🤣🤣🤣
total 1 replies
RaihanArfadilla Ani
rasanya aku terlalu serakah ataupun g mengerti kondisi authornya
yang mana aku ingin kisah ini terus lanjut
dan Kiara di asuh dengan Fara dan Yuto
menceritakan masa masa kecil jiro dan Kiara di Langsa
Pasti seru ya hyull_
Maaf ya ,banyak permintaan 🙏🙏🙏🙏🙏
RaihanArfadilla Ani: makasih hyull_🙏🙏🙏
Hyull: Nanti di kisah Sora, kisah Biyu, bisa kau lanjutin bahas bocil2 ini.
total 2 replies
Nila Fadilah
sebelum berakhir, maunya si Eka balek aja ke Fara biar minta maaf dan mengakui semua kesalahannya, biar bagaimanapun si Eka tetep nya ibu kandung Fara
Nurul Oktafianti
🥰😍😘
RaihanArfadilla Ani
hyull_ ,,maaf ya
Kok rasanya pendek bener hari ini
Apakah bisa crazy up hyull_🙏🙏🙏🙏🙏🙏
nia rusmaliya
tragis sekali nasib mereka berdua
Hyull
Di real life pun banyak yang kayak gitu. menganggap pasangan utama sebagai cinta sejati, tapi tetap selingkuh karena dorongan ego, hasrat, atau pelarian dari tekanan hidup.
Kalo kita lihat dari sikap Shella yg banyak nuntut, bikin Ade terlilit hutang, mungkin aja dia capek. Tapi, karena egonya, dia nggak mau ceraikan. Dia nggak mau kehilangan Shella, tapi jg nggak sanggup beri sepenuhnya. Selfish love sih jatuhnya.
Dia tuh kyk, aku cinta Shella, tapi aku juga butuh bahagia.
Dia anggap Shella sebagai rumah, sedangkan selingkuhannya sebagai pelarian.
Ini ada buanyak kali di real life.
Umi Jasmine: kasihan kiara yg sdh tdk oyh orang tua
Kirey Ruby: Ya Allah jauh2 dr kejadian spt itu di kehidupan kami 🤲🏼😇
Itu namanya kurang iman kak,benteng agamanya kurang banyak
total 4 replies
Ayu retonisa
kasihan anak mereka hyull /Sob//Sob//Sob/
di adop yoto sama fara aja biar ahlaknya bagus dan menjd wanita mandiri seperti kel besar evan /Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!