Cewek imut dan manis ketika dia sedang manja, dan berubah 180 derajat menjadi dingin dan menakutkan ketika dia sedang dalam mode gila ....
Dia adalah Avril, gadis yang susah ditebak isi hatinya dan gampang berubah haluan, melakukan sesuatu seenak jidat dan suka merepotkan orang-orang disekitarnya..
Bahkan ketika sudah menikah pun d
tidak jauh beda.. Yaa dia menikah dengan laki-laki yang sederhana bernama Asep..
Ehh bukan Asep namanya..😅
Laki-laki itu bernama Keinan
Enaknya dipanggil Ken apa Kei ya??
Ken dan Avril menjalani kehidupan rumah tangga dengan banyak rintangan.. mampukah mereka melabuhkan kapalnya dengan baik sampai tujuan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qyurezz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa itu hubungan suami isteri?
Nona Avril dan Tim kini tengah berada di bandara. Mereka tengah berjalan menuju ke tempat penerbangan.
Sepenjang perjalan Fani terus berbicara tentang apa saja yang akan Nona Avril lakukan selama di luar negeri. Nona nanti anda begini, nona nanti anda begitu, nona ini yang harus anda lakukan, bla bla bla...
Sementara Li hanya diam semenjak keberangkatan dari rumah, di mobil pun dia tertidur, mungkin karena kelelahan.
Semua pengawal dan orang penting laki-laki yang ikut, mereka memakai masker, titah dari Li.
"Nona, nanti anda akan makan malam bersama profesor Akashi " Fani menjelaskan, rentetan kegiatan Avril yang selanjutnya.
"A.. Iya, profesor Akashi. Orang yang mengajariku tentang bisnis waktu itu ya, ya aku ingat lama tidak berjumpa dengannya. Dia sangat baik dan lembut dalam membimbingku, berbeda sekali dengan Li" Mendelik pada Li mengingat masalalu saat-saat Li menghukum Avril dengan berat.
Cihh... Apa mendelik padaku nona? Inilah hasil kerjaku, kau jadi disegani karena latihan berat itu. Batin Li yang sadar Avril menyinggungnya.
"Iya nona, ia ingin bertemu dengan anda untuk membicarakan beberapa hal, juga untuk memberi anda hadiah buku hasil karya terbarunya" jelas Fani kemudian.
"Oh ya? Aku suka sekali buku-bukunya, mudah sekali untuk dipahami"
"Lalu apa?"
"Anda akan bertemu perdana Menteri Turki, ia mengundangmu untuk menghadiri acaranya, dan anda menjadi salah satu tamu kehormatan berkesempatan berpidato nanti di sana"
"Berpidato? Yang benar saja! Aku tidak bisa bahasa Turki "
"Pakai saja bahasa inggris nona, saya sudah menyiapkan berkas untuk pidatonya" Fani menyerahkan sebuah berkas berisi kata-kata untuk pidato Avril nanti.
"Ada terselip juga kata-kata dalam bahasa Turki, nona"
"Sini" Avril menerimanya dan membacanya sambil berjalan. Menghapal isi pidatonya.
Mereka berjalan dengan penuh wibawa, mata-mata tertuju pada mereka. Begitu terkesan dengan penampilan Avril dan Tim yang berkelas.
"Fani"
"Iya nona?" Tak hentinya tersenyum ramah.
"Kenapa perutmu buncit? Kau kebanyakan makan?" Avril keheranan padalah body Fani tinggi, ramping, cantik, tapi perutnya buncit.
Hah! Pertanyaan macam apa itu!. Li
Fani terkejut mendapat pertanyaan tak terduga dari Avril.
"A..itu, saya lagi hamil, nona" jelas Fani terlihat pipinya merah karena disangka kebanyakan makan oleh Avril.
"Haah? Serius?" Avril membelalakkan matanya dan terkejut. Ia menghentikan langkahnya, beserta yang lain.
Fani mengangguk
"Iya nona"
"Berapa bulan?"
"Memasuki 4 bulan nona"
"Apa kau baik-baik saja Fani? Apa tidak bahaya paman? Wanita hamil naik pesawat!?.. kenapa tidak istirahat saja dirumah?" Avril melirik Fani dan Li meminta kepastian.
"Tidak apa-apa nona, perjalan ini aman karena kita membeli tiket kelas bisnis dan lebih leluasa juga untuk wanita hamil" jelas Fani.
"Baguslah kalau begitu, saranku kalau kamu hamil lebih baik ambil cuti dan istirahat saja di rumah, bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan kandunganmu kalau kau bekerja?"
"Tidak apa-apa nona, saya ingin sekali jalan-jalan ke luar negeri, hehe.. Dan kesempatan datang hari ini, sekalian saya bekerja juga dengan Nona"
Sebelumnya Li juga sudah melarangnya ikut, namun Fani kekeuh dan menjamin keamanan dirinya dan janin dalam kandungannya. Hingga akhirnya Li mengijinkan.
"Baiklah fan, jangan paksakan dirimu jika kelelahan, aku tidak mau kau menanggung resiko.. Terus dimana suamimu?"
"Baik nona"
Fani senang sekali diperhatikan oleh Avril.
"Itu dia suami saya, dibelakang. Nona"
Tunjuknya pada seorang laki-laki yang berdiri diantara pengawal. Menenteng koper dan menggendong ransel, memakai masker mulut.
"Kemari kau" Avril menjentikkan tangannya meminta suami Fani mendekat.
"Iya nona?" Suami Avril berdiri disamping istrinya.
"Kamu...?" Avril mencoba mengingat suami Avril.
"Iya nona, saya Raihan saya salah satu manajer investasi di perusahaan"
"Oo begitu rupanya" Avril mengangguk.
"Kau tau istrimu sedang hamil?"
"Tau, nona"
"Kenapa jauh-jauh? Kau tidak khawatir? Rangkul dia!" Avril dengan nada perintah lalu Avril tersenyum.
Raihan dan Fani gugup, malu-malu diperintah begitu. Dengan ragu Raihan merangkul bahu Fani dan mengusapnya, mereka tersenyum pada Avril.
"Aaa..Aku jadi rindu kekasihku.." Avril merindukan Kei. "Minggirlah, aku duluan, kalian membuatku panas" Avril berjalan paling depan.
Avril melanjutkan langkahnya diikuti mereka yang dibelakang.
Kau kan yang memintanya merangkul istrinya, kau juga yang kepanasan. Li menggeleng.
"Kenapa kamu pakai masker, Raihan?" Tanya Avril penasaran. Ia menoleh ke belakang.
"Emm.. ini, selain karena perintah tuan Li, juga karena istri saya sedang tidak suka melihat wajah saya semenjak hamil, nona" jelasnya malu-malu.
"Hahaha..." Avril tergelak tak bisa menahan tawanya. "jadi selama beberapa bulan kau terus memakai masker didepan istrimu sendiri?"
"Iya, nona"
"Ya ampun.. Kasian sekali kamu, pasti pengap ya..?" Tak berhenti tertawa
"Iya nona, tapi saya tidak apa-apa, saya tetap menyayangi dia" liriknya pada Fani yang senyum-senyum malu.
"Tentu saja kamu harus menyayanginya, dia kan sedang mengandung anakmu"
"Iya nona"
"Tapi kok bisa ya seperti itu? kenapa itu terjadi?"
"Iya bisa, nona. Ini bawaan kehamilan" jelas Raihan.
"Apa semua wanita hamil akan seperti itu? Tidak suka melihat wajah suaminya?"
"Tidak semua nona, wanita hamil berbeda-beda bawaan hamilnya, ada yang biasa-biasa saja, ada yang sampai sakit parah, dan ada yang seperti saya" jelas Fani.
"Oo begitu.."
Apa aku juga akan merasakan hal yang sama, menikah dan hamil?". Batin Avril.
"Fani bagaimana rasanya hamil?" Rasa penasaran itu muncul.
"Sangat nikmat, nona. Hamil adalah impian semua wanita yang sudah menikah, untuk melanjutkan keturunan" jelas Fani.
"Ya, ya benar. Terus bagaimana caranya kamu bisa hamil?" Dengan mimik polos dan ingin tau itu.
Jeder... Pertanyaan yang membuat semua orang terbelalak sekaligus menahan tawa. Fani menahan malunya, melirik ke arah suaminya.
"Nona, akan tau kalau anda sudah menikah nanti"
"Aku ingin tau sekarang. Bagaimana caranya kamu bisa hamil?" wajah polos itu
Fani meminta tolong dengan sorot mata pada Li yang sedang mengusap-usap kening.
"Nona" ucap Li. "Bisa kita bahas ini nanti? Kita akan ketinggalan pesawat jika terus mengobrol "
Li ingat dengan jelas kalau Avril tidak belajar biologi, Avril melewatkan masa-masa belajar di sekolah dan hanya fokus pada bagian bisnis saja. Tentu tidak tau apa itu berkembang biak, peroses terjadinya anak dan sebagainya.
"Jawab dulu, Fani!" Tegas Avril memaksa.
"Itu karena hubungan suami istri, nona" Fani dengan secepat kilat menjawabnya, ia menggigit bibirnya menahan malu, begitu juga suaminya.
"Hubungan suami istri?" Avril memikirkan beberapa hal.
Apa ya? Ciuman? Pelukan?.. cuma itu yang aku tonton di Drakor. Suami isteri melakukan ciuman dan berpelukan dengan mesra, bahkan pasangan yang belum menikah juga melakukannya. Aku jadi penasaran.
"Hubungan suami isteri seperti apa? Ciuman? Aku tau kalau ciuman, apa ciuman yang membuat hamil?" Pertanyaan dari wajah polos Avril.
Fani makin memerah, aku yakin yang dibelakang juga sedang menahan tawanya.
"Nona, hal seperti itu tidak perlu dipelajari, hal itu datang sendirinya" ucap Li.
Avril berfikir keras, otaknya yang masih polos tentang hal begituan, membuatnya tidak menemukan titik terang.
"Terus bagaimana Li? Aku bingung.." Avril memijit kepalanya.
"Nona, setelah menikah nanti anda akan tau!" Li berusaha sesabar mungkin.
"Justru itu, paman. Aku bertanya pada yang sudah menikah. Aku ingin tau, aku penasaran!"
"Baiklah, aku bertanya padamu.. bagaiman hubungan suami isteri itu? Seperti apa bentuknya hubungan itu dan bagaimana rasanya?"
Huaaa.. aku mau pingsan saja. Li memejamkan matanya, mengulum senyumnya.
Avril mengedarkan matanya melihat ke arah pengawal, mereka terlihat tergelak menahan tawa. Terlihat dari sorot mata kalau mereka menahan tawa walau semuanya pakai masker. Tapi tidak ada yang berani bersuara.
"Kenapa si kalian aneh banget!" Avril keheranan.
Avril merasa sebal karena tidak ada yang menjawab, Li juga diam saja.
"Mari, nona." Li merangkul Avril agar terus berjalan.
"Kau tidak menjawab pertanyaan ku!" Avril mendengus kesal.
"Fani, aku akan bertanya padamu nanti ya, kita lanjutkan setelah sampai di Turki seperti apa hubungan suami isteri itu, oke!" Avril dengan percaya diri dan mengacungkan jempol dan hanya dibalas oleh Fani dengan anggukan pelan seraya tersenyum malu.
Harap dimaklumi ya Avril masih polos dan tidak pernah mendengarkan hal begituan, otaknya masih bersih dan suci. He
Love you all..
kayaknya avriel lg jatuh cinta pemuda di kedai itu sll membuat avriel semangat skl mendekatinya...