🥉Juara 3 lomba Wanita Kuat.
IG= Erna Less22
FB= Erna Liasman
EKLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN ATAU DENGAN AKUN BERBEDA BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!!
Dewi Maha Putri adalah nama seorang wanita yang jago bela diri, kuat, tangguh dan dingin, ia punya pengikut yang banyak. Ia sudah terkenal di penjuru dunia. Siapa yang tidak mengenalnya?
Ia sering mengikuti kompetisi-kompetisi bergengsi Internasional, bahkan tuan rumah di setiap Negara memanggilnya master. Baik itu preman jalanan, geng kecil maupun besar menjulukinya sebagai Dewi pembunuh, karena ia sangat kejam. Ia bahkan pernah mengusir teroris dari suatu negara di pukul mundur di buatnya dan ia juga pernah membantai bos mafia besar hanya dengan dirinya sendiri.
Sayangnya, ia mati di jebak oleh musuhnya yang tidak ia kenali. Akan tetapi di dalam mobil itu ternyata terpasang bom alarm, di situlah ia mati dengan tragis.
Dewi di beri kesempatan kehidupan kedua dan ia pun berpindah ke tubuh seorang gadis malan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
"Kwkwkwk, lihatlah para pelayan mu itu, suatu saat nanti jika aku datang sendiri aku bakal di keroyok nih sama pegawai mu, mereka kelihatan dendam banget sama aku," ucap Dewi menjatuhkan tangan Zeiro dari pundaknya.
"Kenapa? Kau takut?" tanya Zeiro mengangkat alisnya.
"Di dunia ini tidak ada yang ku takuti," jawab Dewi menatap Zeiro sayup.
"Setelah aku perhatikan, kenapa kau sedikit mirip dengan Dewi pembunuh ya? Aku tidak pernah tahu jika di negara ini ada orang yang hampir sama dengan Dewi pembunuh, jika aku tahu mungkin aku sudah mempertemukan kamu dengan Dewi pembunuh," ucap Zeiro tersenyum.
'Kau ingin mempertemukan dengan diri ku sendiri, jika aku mengatakan yang sebenarnya dia pasti langsung kejang-kejang,' batin Dewi.
2 pelayan datang mengantarkan makanan.
Tok! Tok! Tok!
"Makanan sudah sampai," ucap pelayan itu mengetuk pintu.
"Masuk," jawab Zeiro dari dalam ruangan. Pelayan itu masuk ke dalam membawa makanan dengan meja roda.
Kedua pelayan itu menatap Dewi tajam, mereka sangat tidak menyukai Dewi.
'He-he-he, aku kerjain ah," batin Dewi sambil menyeringai. Ia merangkul pundak Zeiro membuat Zeiro terkejut melihat ke arah Dewi. Dewi mengelus pipi Zeiro membuat wajah Zeiro memerah, ia diam tak bergerak saat Dewi meraba lehernya.
Dari wajah kedua pelayan itu sangat marah, tapi mereka tidak bisa. Mereka pun keluar sambil mendengus kesal.
"Aku benar-benar kesal dengan wanita ****** itu! Beraninya dia memegang wajah Tuan dengan tangan kotornya itu! Ingin rasanya aku memotong tangan jeleknya itu! Lihat saja nanti, jika dia datang lagi aku akan mengerjainya!" omel pelayan itu tidak jauh dari pintu masuk menguat Zeiro dan Dewi mendengarkan keluh kesahnya.
"CK ck ck, kau dengar sendiri kan? Pelayan mu itu sungguh terobsesi denganmu, bahkan mereka berani ingin memotong tanganku," ucap Dewi tersenyum menaikkan sudut bibirnya bagian kiri. Dewi berjalan mendekati pintu dan melihat mereka yang sedang mengomel itu.
"Hey kalian berdua, sana pergi ambil pisau daging, sini potong tanganku," ucap Dewi mengulurkan tangannya.
Mereka terkejut. "Jangan-jangan dia mendengar apa yang kita ucapkan tadi," bisik temannya.
"Kenapa masih diam di sana, jika kalian tidak berani melakukannya bagaimana jika aku yang melakukan pada kalian?" tanya Dewi menyengir.
Mereka pun lari terbirit-birit dan meninggalkan meja roda.
"Entah berapa banyak lagi aku menemui wanita seperti mereka, entah kapan aku benar-benar bisa bertemu dengan teman yang benar-benar baik dan setia."
Bicara tentang setia, kira-kira Andika apa setia padanya, apa dia bersedih atas kematiannya? Apa dia akan terus setia baik dia masih hidup atau mati?
Dewi berjalan mendekati sofa dan menghempaskan tubuhnya di sofa empuk itu.
"Kau terlihat tidak baik-baik saja, ada apa?" tanya Zeiro menyodorkan sepiring makanan di hadapan Dewi.
"Bukan apa-apa," jawab Dewi mengambil piring dan melahap makanannya.
"Kau jangan banyak pikiran, kau bisa kalah nanti, awas saja jika kau kalah," ancam Zeiro.
"Kau berani mengancam ku? Jangan lupa jika kau berhutang nyawa padaku," balas Dewi menatapnya tajam.
Zeiro memilih untuk makan dan menghabiskan makanannya.
"Malam ini tidur di rumah ku saja. Beri tahu orang tua mu jika besok kita pergi."
"Tidak perlu, mereka juga tidak peduli," jawab Dewi mengunyah makanannya.