Reyhan Giovano, seorang mafia tampan, pria yang berusia 29 tahun itu memiliki dendam yang sangat besar kepada seseorang yang sudah memfitnahnya menjadi tersangka pembunuhan.
Di hari yang bahagia untuknya, saat dia akan melamar kekasihnya, dia malah mendapati calon mertuanya mati mengenaskan, membuat hidupnya malah berakhir tragis harus mendekam di balik jeruji besi selama 7 tahun, sehingga kekasihnya begitu sangat membenci Reyhan. Dan dia juga harus kehilangan adik yang sangat dia sayangi.
Karena itu Reyhan tidak akan tinggal diam, setelah dia keluar dari penjara dia akan membuat perhitungan kepada orang-orang yang terlibat pembunuhan terhadap calon mertuanya, dengan memanfaatkan seorang putri dari salah satu musuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Bisa Menahannya
Akhirnya mereka tiba di depan toko mainan, Reyhan sedikit ragu untuk memasuki toko mainan itu. Merasa kegagahannya akan hilang. Dia tidak menyukai tempt keramaian seperti itu.
Kini giliran Jenny yang menarik tangan Reyhan, "Ayo cepat masuk!"
Reyhan hanya terdiam pasrah membiarkan Jenny menarik tangannya. Dia memandangi tangan Jenny yang terus saja memegang lengan Reyhan.
"Oh lihat boneka boba berwarna pink itu, lucu banget kan?" Jenny menunjuk boneka boba yang terpampang di atas wall rack.
"Hmm..." Reyhan hanya bisa bereaksi seperti itu saja sambil menyilangkan tangan.
Jenny menjinjitkan kakinya untuk meraih boneka itu, namun sayangnya dia kurang tinggi sampai dia meloncat-loncat untuk bisa meraihnya. Dia melihat para karyawan disana sedang sibuk melayani para pembeli, makanya dia tidak bisa meminta pelayan disana untuk membantunya.
Reyhan hanya bisa menghela nafas saja, dengan santai dia membawa boneka itu sampai badannya menempel pada punggung Jenny. Saat kedua badan itu nempel sampai terasa seperti mereka terkena sengatan listrik. Sampai Reyhan sedikit menjauhkan jaraknya pada Jenny.
"Emm dua kan?" Reyhan memberikan dua boneka itu pada Jenny, dia sedikit grogi.
"Tiga, Rey. Buat aku satu hehe..." Jenny mengatakan itu sambil terhehe.
"Hhhh..." Reyhan mengambil kembali boneka boba satu lagi dan memberikannya pada Jenny.
Lalu pemilik toko mainan menghampiri mereka, "Oh maaf sekali ya kalian malah harus membawanya sendiri karena kebetulan hari ini banyak sekali pembeli yang berkunjung ke sini. "
"Tidak apa-apa." jawab Reyhan dan Jenny hampir berbarengan.
"Anaknya tidak di bawa ya?" tanya pemilik toko itu.
"Hmm... i-iya, " jawab Jenny, "Aku ingin mobil Jeff mainan yang berukuran agak besar."
Pemilik toko itu pun segera membawa beberapa mobil jeff mainanan. "Mau yang mana, mbak?"
"Nah yang ini aja. " Jenny menunjuk mobil jeff mainan berwarna kuning.
Reyhan hanya diam, dia memperhatikan Jenny yang selalu terlihat ceria, sebenarnya ini sama sekali bukan rencananya. Seharusnya Jenny terkurung di dalam kamar dengan ketakutan atau Reyhan seharusnya menyiksanya. Tapi kenapa keadaannya malah seperti ini? Bagaimana bisa dia membunuh gadis seceria ini?
Reyhan hanya bisa mengantarkan Jenny ke depan Markas saja karena dia masih banyak urusan.
"Nanti kau pulang saja di antar Sandi. Aku pulang malam." kata Reyhan. Dia menambahkan perkataannya di dalam hati, Kenapa juga aku harus memberitahunya akan pulang kapan.
"Iya," Jenny langsung masuk ke dalam Markas, "Hmm seharusnya aku tadi pura-pura mau ke toilet atau apa, aku memiliki kesempatan untuk kabur, tapi kenapa aku malah tidak siap untuk pergi jauh darinya?" Jenny tidak mengerti mengapa bisa begitu.
****************
Ternyata Reyhan hari ini sibuk melakukan transaksi jual beli senjata ilegal. Reyhan membawa beberapa koper yang berisi senjata di Markas Satu.
Ada anak buahnya yang membantu Reyhan disana, pria itu bernama Alex.
"Bos, dokter Bon belum juga kembali. Kami membutuhkan dokter disini, banyak yang terluka saat kami sedang latihan bertarung." kata Alex.
"Iya besok saya akan membawa dokternya." Reyhan rasa tidak ada salahnya dia memanfaatkan Jenny untuk jadi dokter sementara disana.
Reyhan menemui banyak klien hari ini, sampai akhirnya malam itu dia menemui klien terakhirnya di sebuah bar.
Sang Klien meminta menemuinya di tempat khusus, sebuah ruangan yang tersedia disana dan berkelas VVIP, disana tersedia sofa panjang dan ada wanita malam yang sedang bernyanyi hanya menggunakan pakaian dalam saja.
"Ini senjata yang anda pesan." Reyhan memberikan sebuah koper kepada kliennya itu.
Sang klien membuka koper yang di berikan Reyhan dia melihat ada banyak pistol disana, sesuai dengan pesanannya. "Oke, saya rasa cukup. Nanti saya transfer. " kata pria itu, wanita di belakangnya terus saja memeluk Sang klien, mereka tidak tau malu bermesraan di depan Reyhan.
Wanita yang sedang bernyanyi, dia menghentikan aktivitasnya dan duduk di dekat Reyhan.
"Wah kau tampan dan gagah sekali, aku akan memberikan diskon untuk mu, aku akan sanggup memuaskanmu malam ini." kata wanita itu sambil mengusap-usap paha Reyhan.
Tapi aneh sekali, Reyhan sama sekali tidak terangsang. Padahal wanita itu hanya menggunakan bra dan cela na dalam saja.
"Aku tidak bisa." Reyhan menepis tangannya.
Wanita itu mencondongkan badannya, "Bagaimana kalau aku memberi gratis untukmu? Kita sama-sama menikmatinya."
Reyhan memilih untuk pergi saja, dia tidak bisa lama-lama disana. Sebagai pria normal dia tidak bisa menjamin akan terus kuat jika di goda seperti itu apalagi dia sudah tau rasanya seperti apa.
Setelah sampai rumah, dia langsung mencari keberadaan Jenny, "Jenny dimana?" tanya Reyhan kepada pelayannya.
"Dia sudah tidur di kamarnya, Tuan."
Reyhan masuk ke kamarnya, dia membaringkan badannya di atas kasur. Masih terus terbayang di kasur itu bagaimana dia dan Jenny sedang bercinta, membuat badannya kepanasan, Reyhan tak bisa tidur, dia terus membolak balikan posisi tidurnya. Tetap saja tak membuatnya tenang. Wajah Jenny tiba-tiba selalu ada di atas kepalanya. Apa dia mendapatkan kutukan atas ucapannya itu?
Reyhan terpaksa keluar dari kamar. dia mondar mandir di depan kamar Jenny, rasanya dia sudah kehilangan akal, tak bisa menahan lagi hasrat di jiwanya , dia tidak tau harus bagaimana sekarang , dia menderita karena kalau terus menahannya.
Reyhan sudah kehilangan akal, dia memutuskan untuk masuk ke kamar Jenny, dia memiliki kunci cadangan walaupun Jenny mengunci pintu kamarnya. Reyhan melihat Jenny yang sedang tertidur pulas.
Walau dalam keadaan tidur pun, wanita itu tampak mempesona sekali.
Reyhan tak bisa menahannya lagi, dia membuka baju Jenny satu persatu sampai wanita itu tidak memakai satu helai kain pun. Begitu juga dirinya.
Reyhan menindih tubuh Jenny sambil mencium bibir, lalu menghisap payu da ra nya dan tangannya nakal memainkan bagian bawahnya.
"Akh... " Jenny mendesah, dia terbangun karena merasakan geli di dada dan di bawah perutnya. "Re-Reyhan?" Dia kaget saat menyadari Reyhan ada di atas tubuhnya. Dia belum bisa fokus karena masih ngantuk.
"Aku menyerah, kau boleh mentertawakan aku sekarang. Mulai sekarang aku akan memintanya setiap aku mau dan kau tidak boleh menolaknya. Karena seluruh yang ada di dirimu adalah milikku." Reyhan menatap intens pada kedua bola mata Jenny dengan tatapan serius.
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya!...
