Seorang gadis duduk di atas batu besar, tubuhnya terlihat lemah dan lemah. Namun tatapan matanya setajam elang, auranya dingin dan masih di penuhi kekejaman.
Dia baru saja menyadari bahwa dirinya telah melakukan perjalanan waktu dan masuk ke dalam tubuh seorang gadis lemah dari keluarga petani miskin.
Sebelumnya, dia merupakan seorang permaisuri yang tidak diinginkan, pada saat peperangan, dia menggadaikan jiwanya kepada raja iblis Mo Yan demi untuk bisa menyelamatkan seluruh rakyat kekaisaran.
Di kehidupan pertamanya, dia merupakan seorang pembunuh profesional yang paling ditakuti di dunia modern. Sayangnya dia harus kehilangan nyawa, hanya untuk menyelamatkan seorang bayi berusia 7 bulan yang terjatuh dari lantai 27 dan kini dia kembali dengan ruang dan sistem di tangannya.
Siapa yang berani berurusan dengan gadis kecil yang telah 3x mengalami perpindahan waktu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis Yang Hilang
Wei Qingluo berjalan dari satu toko menuju toko yang lain, sambil memilah dan memilih berbagai kebutuhan keluarganya. Sementara Fei Fu bersembunyi di balik bayang-bayang gadis itu untuk menjaganya.
Wei Qingluo melewati toko kain dan ingat bahwa dia beserta ibu dan kedua adiknya tidak memiliki banyak pakaian ganti, tanpa ragu gadis itu masuk, kemudian melihat-lihat beberapa kain. Dia tidak berniat untuk membeli baju yang telah jadi, karena harganya yang sangat mahal. Namun tidak apa-apa jika membeli kain yang bagus, lagi pula Zhao Shi memiliki kemampuan untuk menjahit baju dan menyulam.
"Selamat datang nona, apakah anda ingin membeli pakaian?" tanya salah seorang pelayan sambil mendekat ke arahnya.
Wei Qingluo menggelengkan kepala, kemudian menjawab dengan sangat tenang. "Apakah kamu memiliki kain yang bagus?"
Gadis pelayan itu mengganggukan kepala, kemudian mengajak ke lantai 2. "Ini adalah koleksi kain di toko kami,"
Wei Qingluo menatap kain-kain itu, ada sutra, satin dan katun. Meskipun sutra sangat bagus, namun kain katun jelas lebih nyaman, sehingga gadis itu memilih untuk membelinya. Dia meminta 6 gulungan dengan beberapa warna yang berbeda.
Gadis pelayan itu menatap ke arahnya, kemudian berbicara dengan suara yang sangat rendah, dia takut jika Wei Qingluo tidak memiliki kemampuan untuk membayarnya. "Nona, kain katun memiliki harga 1 tael perak, apakah anda yakin ingin membelinya?"
Wei Qingluo menganggukkan kepala, dia menyerahkan 6 tael perak pada gadis pelayan itu, sehingga membuat matanya langsung berbinar.
"Aku akan menyiapkannya segera," ucap gadis itu sambil berlari, dia terlihat sangat bersemangat, apalagi jika mengingat bahwa sebentar lagi akan segera mendapatkan bonus yang cukup besar. Setiap satu gulungan kain katun, pelayan itu akan mendapatkan bonus sebesar 20 tael tembaga, sehingga dia akan segera menerima 120 tael tembaga setelah transaksi selesai.
Wei Qingluo segera turun, dia duduk di dekat gerobak miliknya dan menunggu gadis pelayan itu membawakan semua pesanan yang dia inginkan. Setelah gerobaknya terisi, dia kembali berjalan menuju toko kelontong dan membeli banyak persediaan.
"Penjaga toko, berikan aku 2 karung beras, 1 karung gandung, 2 karung biji-bijian, 2 kati garam, dan 2 kati gula." ucap Wei Qingluo.
Penjaga toko itu terdiam, namun kemudian segera menjawab dengan suara yang sangat lirih, "Semuanya dua tael perak,"
Wei Qingluo segera mengeluarkan uang dan membayarnya, penjaga toko juga bergegas menyiapkan semua barang yang diinginkan oleh gadis itu. Untung saja dia tidak memandang rendah pada gadis yang berpakaian tambalan, ternyata dia memang memiliki uang yang cukup banyak, bahkan mengeluarkan 2 tael perak tanpa mengedipkan matanya, benar-benar anak yang hilang.
Setelah semua barang yang dibelinya dinaikkan ke atas gerobak, Wei Qingluo kembali berjalan dan melihat toko perhiasan, dia membeli jepit rambut perak untuk adik perempuan dan ibunya dan membeli kunci emas untuk adik laki-lakinya.
Wei Qingluo melanjutkan perjalanan menuju toko daging, tanpa ragu dia membeli beberapa kati daging segar untuk dimasak bersama keluarganya. Gadis itu juga membeli banyak perlengkapan rumah, seperti panci, tong, mangkuk, sendok, sumpit dan piring.
Ada beberapa orang penjual buah-buahan, Wei Qingluo juga berjalan dan membeli beberapa untuk anggota keluarganya, kemudian melirik bolu kukus dan pie.
Dia segera membeli 10 bolu kukus dan 20 pie, kemudian berjalan ke tempat yang sangat sepi, untuk memasukkan semua barang-barang yang telah dibelinya ke dalam cincin penyimpanan. Dia hanya membawa 2 kati gandum, agar tidak mencolok dan mengundang keserakahan orang lain.
Sudut mulut Fei Fu berkedut melihat hal ini, dia tidak heran dengan penggunaan ruang dimensi ataupun cincin penyimpanan, karena dia juga memilikinya. Apalagi calon nyonya muda mereka juga mendapatkan gelang hitam, yang merupakan ruang dimensi yang sangat luas. Hanya saja dia merasa sedikit tertekan, tidak menyangka jika gadis itu mengetahui manfaat dari gelang hitam yang didapatkannya.
Wei Qingluo terdiam sesaat, mulutnya kembali cemberut. "Haah... Aku benar-benar sangat miskin, koin perak itu mengalir dengan sangat cepat ke saku para penjual, saat ini hanya ada 4 tael perak yang tersisa."
Fei Fu menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan gadis itu, dia tidak menyangka jika nyonya nya akan sangat menyesal, setelah berbelanja dengan begitu banyak. Andai saja dia mengetahui seberapa banyak kekayaan yang dimiliki oleh tuannya, mungkin gadis itu akan meloncat-loncat karena kegirangan.
Setelah selesai berbelanja, Wei Qingluo kembali ke dekat anggota keluarganya, dia memberikan tiga buah pir untuk dimakan oleh ibu dan kedua adiknya, sambil menunggu warga desa lain yang saat ini masih berada di pasar.
Mata Wei Lian dan Wei Yushuo terlihat berair, saat menggigit buah yang memiliki rasa manis, segar dan sedikit asam itu, mereka tidak pernah memakannya. Bahkan di masa lalu, hanya diperbolehkan untuk makan semangkuk bubur encer yang lebih pantas disebut dengan air, dan hanya menyisakan beberapa butir nasi di dalamnya.
"Sangat manis," ucap Wei Lian, Wei Yushuo juga menganggukkan kepala. Zhao Shi menatap putri tertuanya, kemudian menyerahkan buah pir itu kembali.
"Makanlah ibu, aku masih memiliki beberapa buah di sini." ucap Wei Qingluo sambil menunjuk ke arah keranjang di punggungnya.
Zhao Shi menggigit buah itu dengan tidak nyaman, karena Wei Qingluo yang saat ini masih terdiam. Dia berbicara dengan suara yang sangat rendah, namun dipenuhi dengan kesedihan. "Maafkan ibu, karena tidak bisa membahagiakan kalian bertiga."
Wei Qingluo melirik ke arahnya sambil tersenyum tipis, "Ibu, jangan terlalu banyak pikiran, di masa depan, aku akan membiarkan kalian bertiga makan enak setiap hari."
Zhao Shi menganggukkan kepala, meskipun dia tidak memiliki keyakinan terhadap kata-kata putri pertamanya, namun sebagai seorang ibu, dia tetap mendukung gadis itu. Keempat orang ibu dan anak akhirnya saling berpelukan, untuk menguatkan satu sama lain.
Fei Fu yang bersembunyi di kejauhan merasakan sedikit sesak di dadanya, mungkinkah jika nyonya muda mereka mengalami penindasan di masa lalu? Ataukah mereka memang benar-benar terlahir dari keluarga miskin, yang tidak cukup makan? Apalagi setelah dia melihat sosok kurus dari semua anggota keluarga, membuat pemuda itu berkali-kali menghela nafas panjang.
Setelah seluruh warga desa kembali, mereka melanjutkan perjalanan. Jarak antara tempat itu dengan desa yang akan dijadikan pemukiman oleh mereka tidak jauh lagi, kemungkinan besar besok pagi mereka akan segera sampai di sana.
Pada malam harinya, semua orang berhenti, kemudian menyiapkan makanan untuk keluarga masing-masing dan beristirahat dengan sangat tenang.
Suasana saat ini terasa sangat damai, terlebih lagi bagi anggota keluarga Wei, karena telah terlepas dari wanita tua yang selama ini selalu saja mengintimidasi dan juga mencari keuntungan dari mereka.
Meskipun saat ini hidup seluruh anggota keluarga berada dalam kemiskinan, namun wajah mereka menunjukkan kepuasan, rasa bebas dan aman karena telah terlepas dari orang-orang yang yang berhati hitam.
sampai tidak berkedip aku membacanya ini yang ke 2 aku membaca seri ini aku suka karyamu thor terus berkarya semangat