Suamiku CEO Kaya

Rachel masuk ke dalam rumah dengan wajah yang sangat kesal. Helen yang sedang duduk di ruang tamu langsung heran melihat Wajah anaknya yang sangat kusut apalagi dengan penampilannya yang tak karuan.

Helen berdiri dan langsung menghadang Rachel yang akan masuk kedalam kamarnya.

"Kamu kenapa, kenapa penampilan kamu seperti ini?. "Helen memperbaiki rambut Rachel yang berantakan dan mengelus sudut bibir Rachel yang lebam.

Rachel melihat mamanya dengan wajah yang sangat kesal," Ini semua gara-gara anak haram papa." jawab Rachel dengan wajah penuh amarah.

Tentu saja ucapan Rachel membuat Helen tak mengerti, "Maksud kamu apa ?." tanya Helen.

"Anak haram papa yang melakukan ini ke aku ma. "jelas Rachel.

" Maksud kamu Sheila?,bagaimana kamu bisa bertemu dengan dia ?." tanya Helen begitu penasaran.

" Aku ketemu dia di acara ulang tahun perusahaan rekan kerjanya Rico. "

"Kenapa dia bisa ada di sana? . "

" Aku ngga tau, tapi yang jelas dia juga kenal sama Rico dan yang lebih parahnya lagi Rico malah bela dia di banding aku, tunangannya sendiri. "ucap Rachel yang sakit hati dengan pembelaan Rico pada Sheila.

" Ini tidak bisa di biarkan dia harus kita kasih pelajaran. Mama tidak terima dia menyakiti kamu sayang." ucap Helen menatap anaknya dengan tatapan sedih.

" Harus, aku juga ngga mau dia merebut Rico dari aku. "ucap Rachel.

************

Leo keluar dari ruang rawat inap Qania dengan begitu banyak kegelisahan, mendengar penjelsan dokter tadi membuat Leo merasa jika ia harus melakukan sesuatu pada Qania.

FLASHBACK

" Kamu tidak berhak untuk menilai saya ,saya hanya ingin tau maksud dari perkataan kamu tentang pertunangan Sheila ."tanya Leo yang tidak mengetahui apapun tentang pertunangan Sheila.

"Sheila akan segera menikah dengan ponakan saya Xavier Alexander."

" Dia CEO muda itukan?." tanya Leo yang sangat familiar dengan nama itu.

Steven mengangguk"Tapi yang saya herankan kenapa Sheila melarang anda untuk masuk ke ruangan ini. Anda papa kandungnya Sheila juga Rachel bukan?.Tapi kenapa anda seperti tidak di anggap oleh Sheila bahkan tidak di inginkan kehadirannya .." Steven mulai mengorek-ngorek informasi dari Leo. Karna ini adalah saat yang bagus untuk dia menggali informasi yang banyak mengenai Sheila.Amarah Leonard tentang ucapannya akan membuat Leonard mengatakan semuanya tanpa perlu ia minta .

"Selama ini anda punya dua istri Helen juga Qania tapi semua orang taunya istri anda hanya Helen dan anak anda juga haya Rachel bukan?. "ucap Steven semakin menyudutkan Leo untuk bisa angkat suara.

Steven mengangguk-ngangguk,," Tidak heran kalau Sheila memperlakukan anda seperti ini. Ternyata anda adalah seorang bapak yang tidak bertanggung jawab. Pantas saja Sheila melarang anda untuk menemui mamanya ,kalau saya menjadi Sheila mungkin saya juga akan melakukan hal yang sama bahkan lebih."

Leo menggeleng jujur perkataan Steven membuatnya sangat marah tapi jika ia meluapkan kemarahannya ia takut akan berakibat pada pernikahan Sheila nantinya. Mengingat jika Steven adalah paman dari calon suaminya Sheila.Stiven dan keluarganya

" Saya tidak seburuk yang kamu pikirkan." bantah Leo.

"Selama ini saya berusaha untuk bertanggung jawab atas kehidupan anak saya, selama belasan tahun saya mencari keberadaan istri kedua saya dan Sheila tapi baru sekarang kami bertemu." jelas Leo tak mau di pandang buruk oleh Steven.

"Kalau memang begitu, kenapa anda meninggalkan dia dan Sheila dulu?." tanya Steven sembari menunjuk ke arah Qania.

"Soal masalah itu sepertinya kamu tidak perlu tau. Lagi pula yang akan menjadi suami Sheila nantinya juga bukan kamu. "ucap Leo tak ingin orang lain seperti Steven tau terlalu banyak tentang kesalahannya di masa lalu.

" Sial, susah payah saya kesini tapi tidak mendapatkan info apapun dari pria tua ini." Steven merasa sangat marah karna rencananya tidak berjalan sesuai yang di inginkannya.

Tak lama dari pembicaraan mereka masuklah seorang dokter yang akan memeriksa keadaan Qania.

" Permisi tuan, pak." ucap dokter tersebut menyapa Steven juga Leo.

" Saya ke sini ingin memeriksa ibuk Qania"jelasnya yang lngsung di angguki oleh Leo.

Sedangkan Steven hanya diam dan kemudian pergi meninggalkan dokter juga Leo karna usahanya tidak begitu membuahkan hasil." Tidak penting saya berlama-lama di sana." gumam Steven mendorong kursi rodanya keluar kamar.

" Leo memperhatikan dokter tersebut memeriksa Qania. "kenapa sampai saat ini Qania belum juga bangun dok?." tanya Leo sangat menghawatirkan keadaan Qania.

'' kondisi ibuk Qania saat ini sangat kritis pak tidak memungkinkan untuk ibuk Qania sadar saat ini. "jelas dokter tersebut.

" Satu satunya jalan untuk ibuk Qania sadar saat ini hanyalah donor ginjal. Tapi sampai saat ini kami belum bisa menemukan pendonor untuk ibuk Qania." jelas dokter itu lagi.

" Kenapa dok apa soal biaya? , berapapun biaya nya saya akan bayar. Berapapun uang yang diminta oleh pendonor saya akan berikan asalkan Qania bisa segera sembuh dok!."

Dokter itu menggeleng," Bukan itu masalahnya pak. Kalau soal biaya tuan muda Xavier sudah menanggung semuanya bahkan tuan muda juga memberikan perawatan istimewa untuk ibu Qania. "

" Lalu apa kalau bukan biaya?."

" Golongan darah ibuk Qania adalah AB resus negatif darah yang langka tidak semudah itu untuk menemukan pendonor yang cocok untuk ibuk Qania. "jelas dokter tersebut yang langsung membuat Leo terdiam.

**********

Pagi - pagi sekali Rico sudah sampai di rumah sakit untuk bisa bertemu dengan Sheila. Memang tidak pasti Sheila akan datang atau berada di sini tapi mau bagaimana lagi Rico tidak tau dimana alamat Sheila, Rico datang ke rumah sakit hanya karna waktu itu ia bertemu Sheila di sini.

Rico duduk menunggu Sheila di depan bangsal rumah sakit, ia tidak peduli seberapa lama pun ia menunggu yang terpenting untuknya ia bisa bertemu dengan Sheila, memastikan keadaan Sheila yang baik-baik saja sekaligus Rico juga ingin meminta maaf dan mendengarkan penjelasan Sheila tentang kejadian kemarin.

Sudah tiga jam Rico duduk di sana namun belum juga ada tanda - tanda kedatangan Sheila ke rumah sakit.

"Sheila please tolong datang, saya ingin melihat ke adaan kamu. "batin Rico memohon dalam hati supa perempuan yang ia tunggu-tunggu hadir.

Tak berselang lama dari Rico berdoa akhirnya perempuan idamannya datang. Sheila membuka pintu rumah sakit dengan satu termos makanan di tangannya. Dengan cepat Rico langsung menghampiri Sheila dan melihat wajah Sheila yang kemarin terluka.

"Sheila gimana keadaan kamu? ."tanya Rico penuh kawatir.

Sheila tidak menjawab pertanyaan Rico, ia diam tanpa melihat sedikitpun ke arah Rico. Sheila bersikap seolah-olah tak ada orang di sampingnya.

" Bibir kamu kemarin sudah di obati?." tanya Rico lagi melihat ke arah bibir Sheila.

Mendengar pertanyaan Rico itu membuat Sheila teringat dengan luka bibirnya kemarin yang di obati oleh Xavi.

FLASHBACK

Merasa Sheila sudah tenang dan tidak menangis lagi Xavier pun merubah posisi duduknya. Sheila dan Xavier saling beradu pandang, lengkungan di bibir Sheila tiba-tiba saja tersenyum begitu melihat Xavier. Xavier membalas senyum Sheila baru kali ini Xavier melihat Sheila tersenyum tulus seperti itu kepadanya.

Lengkungan senyum Xavier langsung memudar begitu melihat sudut bibir Sheila yang lebam dan sedikit mengeluarkan darah. Dengan reflek Xavier langsung menyentuh bibir Sheila.

"Kamu terluka?." ucap Xavier.

Sheila melepaskan tangan Xavier dari wajahnya, "Saya tidak apa -apa, ini cuma luka kecil." ucap Sheila.

Xavier kembali memegang wajah Sheila, "Ini memang luka kecil tapi kalau kamu membiarkannya ini akan menjadi luka besar."

Lagi lagi Sheila menepis tangan Xavier, "Ini hanya luka kecil paling beberapa hari juga sembuh." ucap Sheila menyepelekan.

Xavier mengambil sapu tangan dari sakunya kemudian menarik wajah Sheila untuk mendekat.

"Jangan suka menyepelekan sesuatu karna hal yang kamu anggap sepele bisa saja akan berdampak besar pada kamu." ucap Xavier sembari menekan pelan-pelan lebam di bibir Sheila untuk membersihkan darah yang terus keluar dari sudut bibir Sheila.

Sheila cukup terpana dengan kata-kata Xavier, perhatian dan prilakunya sekarang ini sangatlah berbeda entah kenapa Sheila merasa sangat nyaman dengn Xavier saat ini. Xavier yang ada di sisinya saat ini benar-benar seperti pangeran impiannya.

"Sheila! ."panggil Rico.

" Sheila, kamu dengar saya kan?. "ucap Rico melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Sheila.

Sheila tersentak dari lamunannya, karna mendengar Rico yang memanggil - manggil namanya.

" Sheila kamu dengar saya kan. Saya hawatir sekali dengan keadaan kamu." ucap Rico lagi.

Sheila melirik Rico sekilas kemudian kembali berjalan tanpa mempedulikan pertanyaan Rico yang beruntun dari tadi.

Sheila membuka pintu kamar inap mamanya dan hendak masuk namun Rico dengan cepat menahan tangannya dan menarik Sheila untuk bisa saling berhadapan dengannya.

"Kamu jangan mengabaikan saya seperti ini! Kamu tau dari kemarin saya sangat menghawatirkan keadaan kamu. Saya sangat takut terjadi yang buruk pada kamu akibat kejadian kemarin. "Rico sangat Tidak suka di abaikan seperti itu oleh Sheila apa lagi Sheila adalah wanita yang saat ini sangat ia idamkan.

"Saya minta maaf atas perlakuan Rachel pada kamu . Saya pastikan itu tidak akan terjadi lagi . "ucap Rico .

" Harusnya kamu tidak menghawatirkan saya, sepatutnya kamu itu menemui kekasih kamu sekarang. Saya yakin pasti dia sangat marah karna kemarin kamu membantu saya di bandingkan dia? ."Sheila sebenarnya sangat Risih dengan perlakuan Rico, Sheila tau kalau Rico menyukainya tapi Sheila tidak ada feeling sedikitpun pada Rico. Dan yang paling ia tidak suka adalah Rico kekasih kakaknya. Dengan Rico yang terus mendekatinya seperti ini maka Sheila akan semakin banyak mendapat tekanan dari kakak juga ibu tirinya itu.

Rico terdiam mendengar ucapan Sheila tersebut.

Sheila menghempaskan tangan Rico kasar. "Lebih baik mulai sekarang kamu tidak usah menemui saya lagi. Jujur saya tidak suka membuat masalah apa lagi itu dengan kekasih kamu."

"Lebih baik kita tidak usah saling kenal dan anggap saja balas budi antara kita impas!!."ucap Sheila yang kemudian masuk kedalam ruang inap mamanya.

" Sheila tunggu!."

" Sheila! ."

dua penjaga itu langsung menahan Rico untuk tidak masuk kedalam ruang inap mama Sheila.

" Lepas! ."

" Lebih baik sekarang bapak pergi!" Usir penjaga tersebut.

.

.

.

Bersambung

Tap tap tombol jempol ya guyssss👍👍

❣️❣️❣️❣️❣️❣️😍🥰