CEO BUCIN

Ibu itu masuk untuk menuliskan alamat suami dari mendiang Ratih, tak berapa lama ibu itupun keluar dengan selembar kertas yang bertuliskan alamat suami mendiang Ratih di tangannya.

"Ini alamat terakhir yang saya ketahui pak, bu, semoga suami dari mendiang Ratih masih berada di rumah itu" ibu itu menyerahkan kertas yang berisikan alamat alamat itu.

"Terima kasih ya bu, kalau begitu saya dan istri saya pamit, permisi bu" pamit Harun pada ibu itu.

Harun dan Fatma kembali ke kota x, ternyata alamat tempat tinggal suami dari mendiang Ratih masih berada di kota yang sama dengan mereka.

"Sekarang kita pulang ke rumah oke, nanti aku akan suruh Erwin selidiki siapa suami dari mendiang Ratih ini sebenarnya, dan apakah anak yang di lahirin Ratih masih hidup, apa usaha dari suaminya ini sampai Ratih rela menjual sawah peninggalan mendiang ayahnya, dan apakah suaminya sudah menikah lagi atau belum" Harun mengusap kepala Fatma untuk menenangkannya.

"Baiklah pah, tapi aku ingin mengawasi anaknya Ratih secara diam diam kalau anaknya masih hidup, kata ibu tetangga Ratih tadi anak yang di lahirkan Ratih perempuan pah, aku ingin menjodohkannya dengan Bram pah" Fatma memohon pada Harun.

"Baiklah, nanti aku akan menyuruh Erwin menyelidiki ini terlebih dahulu kemudian mengatur seseorang yang tepat untuk mengawasi anaknya Ratih untuk mu mah" Harun mengecup tangan Fatma agar ia tenang.

Harun paham perasaan istrinya itu, kalau Fatma menyayangi Ratih seperti anaknya sendiri, karena Fatma memang sebenarnya menginginkan anak perempuan, namun tuhan berkehandak lain, setelah Fatma melahirkan Surya rahim Fatma harus di angkat, karena setelah melahirkan Fatma mengalami pendarahan Hebat yang mengharuskannya melakukan oprasi dan akhirnya berujung pengangkatan rahim.

Oleh sebab itu Fatma sangat menyayangi Laras, istri dari Surya yang tak lain adalah menantunya sendiri.

Setelah bertemu dengan Ratih Fatma pun langsung menyayanginya apa lagi Ratih tanpa sungkan menolongnya walaupun mereka tak saling kenal.

Jadi itulah mengapa Fatma sangat terpukul sewaktu mendengar kalau Ratih dan ibunya Lidia telah meninggal, Fatma seperti kehilangan saudara dan juga anak.

sesampainya di rumah Fatma langsung di antar ke kamarnya untuk istirahat oleh Harun, kemudian Harun langsung pergi ke ruang kerjanya setelah memastikan Fatma beristirahat.

Di dalam ruang kerjanya Harun sedang membicarakan apa yang sudah ia bicarakan dengan Fatma pada Erwin orang kepercayaan Harun.

"Selidiki alamat ini, apa benar pemilik rumah ini adalah suami dari mendiang Ratih Cleva, apakah anak yang di lahirkan Ratih hidup, apa usaha yang di jalani suami Ratih ini sampai Ratih harus menjual sawah peninggalan ayahnya, apakah suaminya sudah menikah lagi atau belum" perintah Harun pada Erwin.

"Baik tuan besar" jawab Erwin.

"Aku mau hasilnya secepatnya Erwin" pinta Harun.

"Saya mengerti tuan besar, kurang dari tiga hari anda pasti sudah mendapatkan hasilnya" jawab Erwin memastikan.

Dua hari kemudian Erwin memberikan hasil penyelidikannya kepada Harun, Erwin menepati janjinya bahwa kurang dari tiga hari hasilnya pasti akan dia serahkan.

"Tuan, ini hasil dari penyelidikan yang tuan suruh saya selidiki"

" Suami dari nona Ratih bernama Richard Wijaya, anak yang di lahirkan nona Ratih masih hidup, dia perempuan dan bernama Aberlie Cleva Wijaya, Richard membeli rumah itu dan membangun usaha garmennya dari uang hasil menjual sawah milik nona Ratih warisan dari mendiang ayah nona Ratih, saat ini tanah dan rumah mewah yang berada di desa x atas nama nona Ratih dan sertifikatnya berada di tangan Richard tuan, itu yang saya dapatkan dari hasil penyelidikan saya" Erwin menjelaskan panjang lebar.

"Apakah ada pengasur yang mengasuh putri kecil itu?" tanya Harun.

"Belum tuan, selama dua bulan ini Richard sendiri yang mengasuk putrinya di bantu oleh asisten rumah tangganya, Richard juga sedang dekat dengan seorang wanita yang bernama Riska Rahma, namun tak ada yang spesial dari latar belakang wanita ini, dia hanya wanita yang berasal dari keluarga biasa sama seperti Richar yang berasal dari keluarga biasa, Richard juga saat ini sedang mencari pengasuh untuk sang putri tuan" jelas Erwin kembali.

"Suruh istri mu melamar jadi pengasuh untuk putri kecil itu, suruh dia rawat anak itu seperti anaknya sendiri, berikan kasih sayang yang melimpah padanya, karena suatu saat nanti anak ini akan ku nikahkan dengan cucu ku Bram" perintah Harun pada Erwin.

Erwin sudah mengabdi pada Harun sejak Harun mengambil alih perusahaan keluarga Hanoraga yaitu EMERALD JEWELRY perusahaan berlian paling terkenal di kota x.

Sedangkan istrinya Erwin bernama Sumi mengabdi pada Harun setelah Harun menikah dengan Fatma, Sumi adalah pelayan setia Fatma, dia juga berperan sebagai supir dan bodyguard, walaupun Sumi perempuan namun dia ahli bela diri seperti Erwin, Sumi dan Erwin terlibat cinta lokasi antar sesama pengawal, supir, dan juga orang kepercayaan.

Erwin dan Sumi tidak memiliki anak karena keadaan Erwin yang memang tak bisa memberikan keturunan alias mandul, namun cinta Erwin dan Sumi tak mempermasalahkan itu.

"Baik tuan, nanti saya akan katakan pada Sumi tentang tugas ini, apakah ada yang lain tuan?

"Tidak, terima kasih Erwin, selama ini kau dan istrimu selalu bekerja keras untukku dan selalu setia berada di samping ku dan istri ku" Harun menepuk pundak Erwin.

"Sama sama tuan, saya juga berterima kasih karena anda selalu mempercayai saya dan istri saya untuk mengabdi pada tuan"

"Kalau begitu saya permisi dulu tuan, selamat malam dan selamat beristirahat"

"Yah kau juga pulang dan beristirahatlah, sana pergi, kasihan istri mu sudah menunggu"

"Baik tuan" Erwin membungkukan badannya memberi hormat lalu keluar dari ruang kerja Harun dan pulang bersama dengan istrinya.

*****

Pagi hari Erwin sudah datang bersama dengan Sumi dan langsung menuju ruang kerja Harun.

Harun dan Fatma sudah berada di dalam ruangan itu, mereka tengah menikmati teh hangat dan buah yang sudah di potong potong.

"Selamat pagi tuan dan nyonya, maaf kan kami terlambat" Erwin dan Sumi membungkuk memberi Hormat pada tuan dan nyonya mereka.

"Tidak Erwin ini masih sangat pagi, kalian sudah sarapan?"

"Sudah tuan, terima kasih"

Duduklah kalian, kau pasti tahu kenapa saya menyuruh suamimu umtuk membawa mu kemari bukan?" tanya Harun pada Sumi, pelayan pribadi Fatma.

" Saya sudah tahu apa tugas saya tuan, saya pasti akan merawat bayi itu dengan sepenuh hati saya seperti anak saya sendiri tuan"

"Baik, saya akan menjelaskan kembali kenapa saya menyuruh mu untuk merawat putri kecil itu denga lebih jelas lagi" ucap Harun sambil sesekali menyeruput teh yang di buatkan oleh istrinya.