NovelToon NovelToon
SANG DEWA AGUNG

SANG DEWA AGUNG

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan / Harem
Popularitas:12.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Doom

PELANGI SEHABIS BADAI
Itulah nama yang cocok untuk Liu Ryu. Seorang Anak desa yang mencari keberuntungan di dunia Kultivator.
Masalah demi masalah yang selalu menimpa dirinya justru membawa Ryu mencapai kesuksesan hingga dia tau latar belakangnya yang berasal dari sebuah Klan besar di dunia Abadi.
Saat itulah Ryu berniat untuk membalaskan dendam kepada kelima Sosok Misterius yang telah membantai anggota Klan Liu sejak jutaan tahun yang lalu.

Mampukah Liu Ryu menggapai mimpinya dan membalaskan dendam kepada kelima sosok yang membunuh anggota Klan Liu sejak jutaan tahun yang lalu???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CH 28. SALAH SASARAN

Namun karena Posisinya sekarang dia pun berusaha menahan amarahnya, mengingat kondisinya sekarang yang bahkan kemampuannya setingkat dengan Junior meski masih di level 48.

" Nona Hua. Aku berjanji akan mencarikan inti Siluman yang Cocok untukmu." Ryu merasa tidak enak.

" Kupegang Janjimu!" Ling Hua sedikit mengancam.

Ryu awalnya ingin mengeluarkan Inti Phoenix saja, Namun jika tidak mengeluarkan kedua inti Roh yang lain, jelas saja akan memperburuk tingkat Kultivasinya karena Proses Penyerapan tidak beraturan.

" Lebih baik kita berangkat sekarang!" Ryu langsung keluar Kamar.

Ling Hua mencoba meredam kemarahannya juga menuju luar kamar untuk melanjutkan perjalanan mereka.

Di dalam perjalanan, Ling Hua menjelaskan bahwa mereka harus menempuh Jalur lain dimana melewati Hutan yang lebat dan memiliki banyak Siluman.

Ryu yang paham dengan itu hanya mengikuti saja karena tujuan dari Ling Hua sendiri untuk mencari Inti Roh Siluman yang cocok untuknya.

Sesampai di Hutan, mereka langsung disambut seekor Siluman Ular berkepala tiga berusia Ratusan Tahun tingkat Suci.

" Nona Hua. Sepertinya inti Siluman ini cocok untukmu" Ryu memandang Siluman dengan santai.

Dengan Kultivasinya sekarang sangat mudah baginya untuk mengalahkan Siluman tersebut yang masih berusia Ratusan Tahun.

Tanpa perlawanan yang berarti, kini Siluman tersebut berhasil dibunuh dengan mudah oleh Ling Hua sendiri.

Setelah berjalan Seharian, terlihat hari mulai Gelap Ling Hua memutuskan untuk mencari tempat untuk bermalam.

" Kita Bermalam disini dulu, mengingat Hari sudah mulai Gelap." ucap Ling Hua.

" Baiklah... Aku akan mencari Kayu bakar dulu! sekaligus mencari hal yang bisa dimakan." Ryu meninggalkan mereka yang sibuk mendirikan kemah.

" Kami ikut" Xin Chie dan Huli Yue mengikuti Ryu.

Saat semua selesai, Ling Hua mencari tempat untuk menyerap Inti Roh yang baru dia dapatkan.

" Tidak Buruk" Ling Hua merasakan tubuhnya sekarang terasa lebih enteng.

"Tuan Ryu dengan Inti Roh Siluman Siluman Ular yang kita dapatkan Sebelumnya.?" Ling Hua berjalan mendekati Api unggun.

" Apa yang kau Rasakan sekarang setelah menyerap inti Siluman Berkepala 3 tadi? tanya Ryu.

" Sepertinya efek Regenerasiku meningkat."ucap Ling Hua.

" Benar... Efek regenerasi Siluman Ular kepala 3 membuatmu lebih lama saat bertarung." ucap Ryu

"lalu bagaimana selanjutnya?" Ling Hua Penasaran.

" Kurasa Akan Cocok jika kamu gunakan inti Roh Kelinci Berbulu Hitam untuk kecepatan berpindah saat bertarung." ucap Ryu.

" Baiklah. kebetulan aku masih punya satu tingkat Surgawi. Untung belum dijual." Ling Hua mencari tempat untuk menyerap inti Roh tersebut.

" lebih baik kita istirahat. Kurasa tidak ada yang mengganggu kita." Ryu masuk ke Kemah diikuti kedua istrinya.

Kini yang di luar kemah hanya Ling Hua yang sedang menyerap inti Roh Siluman Kelinci Berbulu Hitam.

Selesai menyerap inti Roh, Ling Hua merasakan Seluruh Kekuatannya kembali seperti awal bahkan seluruh tubuh terasa Enteng.

" Pantas saja mereka sangat kuat mekipun level mereka rendah dariku." Gumam Ling Hua.

Terlihat dari wajah Ling Hua sangat senang bejalan ke arah Kemahnya sambil melihat ke arah tenda milik Ryu dan kedua Istrinya.

" Kenapa mereka bertiga sangat akrab sekali? Bahkan seperti ada hubungan khusus sampai satu kemah. Apa mungkin.... Ah tidak tidak..." Ling Hua seakan Fikirannya kacau. langsung masuk ke kemahnya.

Keesokan Pagi mereka melanjutkan perjalanan setelah membereskan kemah mereka.

Dalam perjalanan sesekali mereka merasakan ada yang mengikuti mereka. Tentu saja hal itu telah dirasakan oleh Ling Hua, Ryu, Xin Chie dan Huli Yue.

Namun mereka lebih memilih untuk tetap melakukan perjalanan, mengingat jalan yang akan mereka tempuh masih lama.

Di balik pepohonan kini ada beberapa orang berpakaian serba hitam yang sedang mengawasi mereka dari kejauhan.

" Ketua... Apakah mereka memiliki barang yang berharga? Salah satu Perampok berbicara dengan Ketua mereka.

" Aku yakin mereka banyak menyimpan banyak Harta pada cincin Ruang. Kalian lihat saja dari pakaian mereka. Apalagi ketiga Wanita itu sangat cantik. ini adalah tangkapan yang luar biasa." Ucap ketua Perampok.

" Benar Ketua. Sepertinya Keempat Orang itu memiliki Kultivasi yang rendah, akan lebih mudah bagi kita melawan 20 Pengawal mereka yang berada di Level 43." Ucap salah satu Perampok.

" Benar Saudara. Dengan Level kita yang setara dengan mereka, akan lebih mudah bagi kita dalam skala jumlah." ucap yang Lain.

" Hahahaha. Kalian benar. Sekarang Aku sudah mencapai Level 46, Jadi lebih baik Kita serang sekarang." Ketua Perampok memberi instruksi.

" wuush... wuush... wuush... " 30 Perampok dan Ketua mereka berdiri di depan Rombongan.

" Hahahaha.... Serahkan semua harta yang kalian miliki, mungkin aku akan mengampuni kalian." ucap ketua Perampok.

" Bedebah... Apa kalian cari mati?" Ancam Ling Hua.

" Cari mati? Lihatlah posisi kalian Sendiri! Tapi tenang saja Nona Manis... Kalian akan kuajak untuk bersenang-senang" Ketua Perampok menjilat bibirnya.

" Kurobek mulutmu!" Ling Hua mengeluarkan pedang miliknya Langsung maju ke arah perampok.

Tidak mau tinggal diam, Ryu dan yang lain ikut membantu langsung maju menghadang para perampok.

'' Traaang.... Traaang... Traaang.." Bunyi benturan Pedang terdengar.

" Sial ternyata mereka menyembunyikan Kultivasi mereka" Ketua perampok berkeringat dingin.

Di sisi lain, Ryu dan kedua Istrinya terlihat santai melawan Para Perampok tersebut. Berbeda dengan Para Junior yang tingkat Kultivasi mereka sama dengan Para perampok yang terkadang kewalahan akibat kalah jumlah.

Sadar akan keadaan itu, Ryu dan kedua Istrinya langsung membunuh beberapa Perampok yang di depan mereka agar cepat membantu para Junior.

Untuk Ling Hua Sendiri, tidak begitu kesulitan saat mengamhadapi ketua Perampok karena level mereka beda 2 Level.

Hal itulah membuat Ling Hua menikmati Pertarungan mereka terkadang mengiris tubuh Ketua perampok tersebut seperti sedang melatih kemampuan saja.

Dalam Hati Ketua Perampok ingin cepat Kabur dari situ mengingat mereka sudah pilih lawan. Ditambah lagi saat melihat anak buahnya mulai berjatuhan oleh 3 Sosok yang sebelumnya dianggap memiliki Kultivasi sangat rendah.

" crraaash... Crraaash" Kedua tangan Ketua Perampok terpotong.

" AAARRRGGHH" Ketua meringis kesakitan.

" Ciihhhh... Mulut Besar" Ling Hua menusuk Pedang ke mulut Ketua perampok.

Melihat ketua mereka sudah mati, Para perampok yang tersisa berniat melarikan diri. Namun tidak mudah bagi mereka, mengingat jumlah mereka tersisa sedikit hingga akhirnya merek juga ikut mati.

" Banyak Juga Harta mulut Besar ini." Ling Hua memeriksa Cincin Ruang pada ketua perampok.

Para Junior pun langsung memeriksa tubuh perampok yang lain untuk mengambil beberapa Harta yang mereka miliki, sementara Ryu dan kedua istrinya hanya berdiri sambil melihat aksi mereka.

" Senior..." Salah satu Junior membagikan Setengah Harta dari semua Harta yang mereka kumpulkan berbentuk Pil dan Koin.

" Kalian Ambil Saja." Ryu melihat Koin tersebut senilai 200an Koin Emas.

" Tapi Senior... ini sangat banyak. Lagi pula, Senior sangat banyak membantu kami saat bertarung." Junior seakan memaksa.

" Junior... Sepertinya Tuan Ryu menginginkan yang besar." Ling Hua melemparkan Cincin Ruang milik Ketua Perampok.

Ryu pun mengambil Cincin Ruang lalu memeriksanya senilai Jutaan Koin Emas, puluhan Pil dan 2 Kitab memasang senyum kecut mengambil 2 buah Kitab lalu melemparnya kembali kepada Ling Hua.

" Aku sudah ambil jatah kami Bertiga." Ryu memperlihatkan 2 Kitab di tangannya.

Ling Hua dan Junior pun kembali berfikir mengingat Harta Ketua Perampok sangat banyak namun Ryu sepertinya tidak tertarik sama sekali.

Meraka pun mengira-ngira berapa banyak Harta yang ada pada Ryu termasuk Ling Hua sendiri.

" Baiklah... Jika kamu tidak mau mengambilnya, aku tidak sungkan lagi." Ling Hua memasukan Cincin Ruang tersebut.

Kini meraka melanjutkan perjalanan lagi, dimana sebelumnya sempat terhenti akibat Para Perampok.

Tidak Lama mereka menemukan sebuah desa yang terlihat sangat sepi, bahkan ada beberapa bangunan terlihat rusak.

" Apa yang terjadi pada Desa ini? " Ryu sambil memperhatikan.

" Sepertinya ada bekas pertarungan." Xin Chie bersuara.

" Kita cari Penginapan dulu. Kebetulan hari mulai gelap, nanti kita tanyakan disana." Ling Hua berjalan memimpin mereka mencari penginapan.

Tidak lama kemudian mereka menemukan sebuah penginapan lalu memasuki tempat tersebut.

" Bibi, Kami memesan semua kamar yang ada disini untuk bermalam" ucap Ling Hua.

" Kebetulan Semua Kosong, totalnya 300 Koin Emas." ucap wanita tua.

" Baik. " Ling Hua memberikan 300 koin Emas.

" Ini Kuncinya Nona. Kamarnya sesuai nomor." Wanita tua memberikan beberapa kunci.

" Bibi... Diluar saya lihat ada bekas pertempuran, apa yang terjadi pada Desa ini?" Tanya Ryu sambil mengambil 1 Kunci.

" Oh itu... Setiap siang hari Desa kami selalu diserang oleh Siluman Beruang dan menculik beberapa warga. Bahkan Para Pendatang maupun Kultivator yang Singgah disini tidak luput darinya. Sebaiknya besok pagi kalian cepat meninggalkan Desa ini." ucap wanita tua tersebut.

" Jika boleh tau darimana arah Siluman itu datang?" Tanya Ryu.

" Siluman itu datang dari Gunung yang berada di Barat Desa ini." Jawab Wanita tua.

" Baiklah Kami beristirahat dulu. Terimakasih atas informasinya." Ryu mencari sebuah kamar yang sesuai dengan Nomor Kunci diikuti Xin Chie dan Huli Yue.

" Mereka bertiga Seperti perangko" ucap salah satu Junior.

" Benar sekali Saudara. Kurasa mereka memiliki Hubungan." timpal yang lain.

" Cukup Cukup. Lebih baik kita istirahat sekarang." Huli Yue terlihat kesal mendengar hal tersebut langsung mencari kamarnya.

" Baik Senior.." mereka langsung mencari Kamar masing-masing.

Keesokan Pagi, Ryu dan yang lain langsung menuju arah Barat Desa untuk mencari Sebuah Gunung tempat keberadaan Siluman Beruang.

" Kita Bagi harus 2 Kelompok untuk mencari keberadaan Siluman Beruang itu" Usul Ryu saat berada di Hutan.

" Mmmmm" Semua mengangguk setuju.

" Nona Hua, kamu bersama para Junior ke bagian Kanan. Aku Chie'er dan Yue'er akan menyusuri bagian Kiri.

Semua mengangguk lalu berpencar menyusuri Hutan mencari keberadaan Siluman Beruang.

" Ka Ryu... Aku ingin Hewan Kontrak seperti Kalian." Huli Yue bersuara di sela perjalanan.

Sentak Ryu berfikir bagaimana bisa Seekor rubah bisa mengikat Kontrak dengan Sesama mereka.

Namun karena Huli Yue terus memaksa, akhirnya dia memberikan kitab tersebut untuk Huli Yue Pelajari.

Sambil menyusuri Hutan, Huli Yue terus membaca dan mempelajari Teknik tersebut hingga memakan waktu berjam-jam akhirnya sudah menghapal semua.

" Terimakasih." Huli Yue mengembalikan Kitab tersebut dengan senyuman puas.

" Sepertinya ini akan sulit." ucap Ryu Sedari tadi belum menemukan tempat persembunyian Siluman Beruang.

" Chaizu." Ryu mengeluarkan hewan Kontraknya.

" Tuntun kami mencari keberadaan Siluman Beruang" perintah Ryu.

"Ggrrrrr." Chaizu seakan mengerti. langsung menuntun mereka.

Berkat bantuan Chaizu, kini mereka menemukan sebuah Goa dimana kediaman Siluman Beruang berada.

" GOOOAAAARR" Terdengar dari dalam Goa seakan tau kehadiran mereka.

Kini di Depan Goa terlihat Seekor Beruang Bumi Berusia Ribuan Tahun Tingkat Suci.

" BBBOOOOM" Hentakan tanah Dari Beruang Bumi membuat tekanan angin membuat Ryu dan yang lain mundur beberapa langkah.

" Zzzztttttt" Ryu langsung menggunakan Teknik barunya yang dia namakan Wujud Kera Petir.

" Kalian cari tempat aman. aku ingin mencoba teknik baru ini." Ryu terlihat Seperti berada dalam Sebuah Pembungkus Transparan Berwarna Ungu dengan Wujud Kera Bertanduk memiliki Taring panjang memiliki Cakar yang sangat tajam dari Elemen Petir.

" Wuush Bboooom. " Pertemuan Pukulan dari kedua sisi membuat Gempa Kecil.

" Gooaarrr." Auman Tekanan Angin Kuat ke Arah Ryu

" Bboooom " Pertemuan Kedua Elemen membuat areal sekitar Rusak

" Booomm.... Booomm... Booomm " Getaran hebat berbagai Arah membuat keduanya terpental.

" Aaarrrggghhhh." Beruang Bumi Terlihat marah menrmyerang Ryu dengan cepat.

Ryu yang sudah bangkit langsung menangkis Serengan tersebut. " Crraaaack" Cakar tajam dari Elemen Petir ke ke Punggung Beruang Bumi seketika mencucurkan Darah Segar.

Dengan napas mulai terputus-putus Beruang Bumi kembali menyerang Ryu lagi-lagi dapat dihalau dengan mudah.

" Booomm" Beruang Bumi terpental ke arah Batu berukuran besar, seketika Batu itu Hancur.

Tidak ingin Kehilangan Kesempatan Ryu terus memukulnya hingga berkali-kali membuat Beruang Bumi Kehilangan Nyawa.

Ryu yang sudah menyelesaikan Pertarungan langsung mengambil Inti Roh juga memasukan Mayat Beruang Bumi ke dalam Cincin Ruang.

Chaizu yang kini sedang membawa Huli Yue dan Xin Chie seakan mengisyaratkan Agar Ryu masuk ke dalam Goa.

Mengerti akan bahasa dari Jiwa Chaizu, Ryu langsung memeriksa bagian dalam Goa tersebut.

" Ka Ryu..." Huli Yue seakan menunjukkan sesuatu padanya.

Terlihat di depan mereka Tiga Buah tiang Tiang yang terdapat ukiran dengan pola yang aneh.

Mereka langsung menuju tempat tersebut kini terlihat Pola Lingkaran dengan ukiran yang Aneh berada di Tiang Batu tersebut.

" Batu Bintang" Ryu terlihat kaget saat menyentuh tiang tersebut.

" Batu Bintang? Bukankah itu benda Langit yang sangat langka." Xin Chie mengerut keningnya.

" Benar... Batu Bintang adalah salah satu Harta paling langka selain Batu Meteor dan Batu Pelangi. Aku yakin ada hal lain di Sekitar sini. Mari Kita cari!" Ryu langsung menyebarkan Spiritualnya untuk memeriksa semua yang ada di dalam Goa tersebut.

Ryu merasakan ada suatu benda yang sangat aneh berada di dalam batu besar yang tidak jauh dari mereka.

" Booomm" Ryu menghancurkan Batu hingga berkeping-keping. terlihat sebuah Kotak terjatuh dari balik batu tersebut.

Ryu langsung mengambil kotak tersebut terdapat 2 buah Kitab Kuno yang lembarannya terbuat dari Kulit Hewan.

" Teleportasi?" Ryu terlihat semangat lalu membaca Kitab yang satu lagi.

Sebuah senyuman Kemenangan terpancar dari wajah Ryu saat membuka Kitab yang kedua yang ada di tangannya.

1
Rudy Rustandi
/Good//Good//Good/
Rudy Rustandi
💪💪💪👍👍👍🙏🙏🙏🙏
Rudy Rustandi
💪💪💪💪👍👍👍👍🙏🙏🙏🙏
Rudy Rustandi
💪💪💪💪👍👍👍👍🙏🙏🙏🙏🙏
Eko Setyawan
👍👍
Stive L
dewa budjana
Arif Arta
yes
Rudy Rustandi
👍👍👍👍
Qim
kenapa Ping er..??
Qim
nice👍👍
Muhamad Yasri
sip👍🏼
Muhamad Yasri
sip💦💦💦
Raden Hanafi
pendekar yang tidak sayang anak
Raden Hanafi
acara makan bersama tapi hanya bersama istri tanpa anaknya
Arif Arta
Luar biasa
Qim
sebanyak itu kenapa TDK di tundukkan dan jadikan pasukan
Qim
bakal tunduk di ranjang neh
Muhamad Yasri
ya cuma sampe tingkat 7, di sini ud sampe 19
Qim
mending 3 org per tim..🤭

kan 21 org
Qim
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!