Kehidupan rumah tangga Chatlea dan Hendra sangatlah harmonis apalagi setelah mereka di karuniai dua anak kembar. Namun saat memasuki tahun ke lima, bencana rumah tangganya mulai menerjang.
Suami yang selama ini dia sayangi dan cintai ternyata menyimpan wanita lain di belakangnya.
"Aku ingin menikah lagi. Kamu setuju atau tidak, aku tetap akan menikah dengannya." Ucap Hendra.
Dunianya seakan runtuh saat itu juga mendengar kata-kata yang keluar dari mulut suaminya.
Hatinya menjerit ingin berteriak sekencang-kencangnya namun lidahnya keluh.
Air matanya terus mengalir tanpa henti menunjukkan betapa sakit, perih, dan kecewa yang teramat dalam yang ia rasakan.
Setelah suaminya menikah, dia malah dijadikan pembantu dan baby sitter di rumahnya sendiri.
Mampukah Chatlea bertahan tinggal seatap dengan madunya?
Ataukah Cathlea memilih mundur dari pernikahan yang sudah dia jalani selama bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herazhafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pamit 2
"Aku akan pergi tapi tidak sekarang, aku harus mempersiapkan semuanya." Lirih Cathlea.
"Tidak Lea, mengertilah! aku tidak bisa tenang meninggalkan mu jika kamu masih tinggal di sana. Setelah kalian pergi, kalian bisa tinggal di salah satu apartemenku." Ucap Kenan.
"Maaf Ken, tapi aku tidak mau merepotkan mu, aku juga nggak mau kamu ikut campur dalam masalah rumah tanggaku." Ucap Cathlea.
"Maksud kamu, aku harus diam aja melihat mereka memperlakukan kamu seperti ini?" Bentak Kenan.
"Aku bisa mengatasinya sendiri Ken." Ucap Cathlea.
"Kamu masih tetap keras kepala Lea, baiklah jika itu maumu, tapi kalo kamu sudah tidak kuat di sana, jangan lupa hubungi aku, kamu jangan khawatir masalah tempat tinggal, masih banyak apartemen milikku yang belum terisi, kamu bisa tinggal di sana kapanpun kamu mau." Jelas Kenan dengan nada rendah.
"Sudahlah Ken, aku mohon pergilah, biarkan aku menyelesaikan masalahku sendiri." Ucap Cathlea kemudian berdiri.
Kenan langsung menariknya duduk di pangkuannya
"Apa yang kamu lakukan? lepaskan Ken, ini tidak baik." Ucap Cathlea sambil memberontak.
"Jangan banyak bergerak, biarkan aku memeluk mu sebelum pergi." Ucap Kenan mengeratkan pelukannya.
"Hentikan Ken, lebih baik kamu pergi. Aku pasti akan baik-baik saja." Ucap Cathlea.
Kenan berpikir sejenak kemudian tersenyum dengan seringai licik di wajahnya.
"Lihat apa ini." Ucap Kenan membuat Cathlea segera berbalik.
"Cup."
Kenan mencium bibir Cathlea sambil menahan tengkuknya. Ciuman lembut yang di berikan Kenan membuat Cathlea ikut terbuai semakin dalam. Jantungnya semakin lama memompa begitu cepat. Wajah Cathlea sudah memerah seperti buah Cherry, Hatinya menolak namun tubuhnya menerima dan semakin menikmatinya. Mengetahui Cathlea ikut menikmatinya Kenan semakin rakus menciumnya, Kenan menggigit sedikit bibir bawah Cathlea agar Cathlea memberinya sedikit celah kemudian langsung mengekspos setiap inci di dalamnya.
Setelah 30 menit, Kenan melepaskan bibir Cathlea karena sesuatu yang dibawah sana juga sudah menuntut untuk disalurkan.
"Enak nggak?" Tanya Kenan.
Cathlea mengangguk lalu menggelengkan kepalanya.
"Nggak." Lirih Cathlea dengan wajah yang memerah karena malu.
"Kamu akan mendapatkan yang lebih dari itu setelah kita menikah." Ucap Kenan sambil mengelus kepala Cathlea.
"Ayo ikut aku!" Kenan menarik tangan Cathlea.
"Mau kemana?" Tanya Cathlea.
"Ikut aja nggak usah nanya." Ucap Kenan semakin menarik tangan Cathlea menuju mobilnya.
"Lepaskan, aku nggak mau pergi." Tolak Cathlea.
Kenan membuka pintu depan untuk Cathlea.
"Masuk, jangan membantahku Lea." Kesal Kenan karena tidak mau masuk.
Cathlea masuk dan duduk sambil menggerutu.
Kenan duduk di kursi kemudi kemudian memasang seat belt untuk Cathlea. Cathlea tertegun kemudian menutup matanya karena jarak wajahnya dan wajah Kenan begitu dekat.
"Mengharap aku cium lagi?" Tanya Kenan sambil menyentil jidat Cathlea.
Cathlea langsung membuka matanya.
"Aku pikir kamu mau..." Ucapan Cathlea terpotong.
"Mau cium kamu lagi?" Goda Kenan.
Wajah Cathlea langsung tersipu malu.
"Kita mau kemana?" Tanya Cathlea.
Kenan tidak menjawab pertanyaan Cathlea dia tetap fokus melihat arah jalanan, hingga akhirnya Kenan memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah sakit.
"Ayo turun." Ucap Kenan setelah membuka pintu untuk Cathlea.
"Kenapa kita ke sini? Siapa yang sakit?" Tanya Cathlea.
"Nanti juga kamu tau." Kenan menggenggam tangan Cathlea masuk kedalam rumah sakit.
Kenan segera menghubungi temannya yang sedang bekerja di rumah sakit itu kemudian masuk ke ruangannya.
"Ken ngapain Lo tiba-tiba Dateng?" Tanya Dr.Bram teman kuliah Kenan di Jepang.
"Carikan dokter perempuan, gw nggak mau calon istri gw di periksa sama Lo." Perintah Kenan.
"Gw aja, dia calon istri Lo? cantik juga, Lo pinter cari calon istri." Bisik Bram.
"Kenalin dong!" Pinta Bram.
"Nggak." Kesal Kenan.
"Hai, kenalin gw dokter Bram sahabatnya Kenan." Bram mengulurkan tangannya dan Cathlea juga mengulurkan tangannya.
"Sudah, Jangan coba-coba mendekatinya." Kesal Kenan sambil memukul tangan Bram agar melepaskan tangan Cathlea.
Kenan melirik jam di tangannya.
"Cepat panggilkan dokter perempuan, gw nggak punya banyak waktu." Perintah Kenan.
Bram kemudian menelpon dokter perempuan kemudian menyuruhnya ke ruangannya.
"Pagi dok, pagi Tuan Kenan." Sapa Dokter Indah tersenyum manis saat menatap Kenan.
'Brengsek Lo Bram, kenapa dokter Indah yang Lo suruh datang ke mari.' Batin Kenan dengan kesal.
"Tolong visum calon istri gw." Perintah Kenan.
"Ken, untuk apa? aku nggak mau." Kesal Cathlea.
"Untuk berjaga-jaga jika suatu saat Bella berulah, kita bisa menuntutnya." Jelas Kenan.
'Ternyata dia sudah punya calon istri? calon istrinya sangat cantik lagi.' Batin dokter Indah.
"Mari ikut saya." Ajak dr.Indah kemudian berjalan keluar dari ruangan Bram di ikuti Cathlea di belakangnya.
Sambil menunggu Cathlea di visum, Kenan dan Bram mengobrol hingga satu jam.
Cathlea masuk ke dalam ruangan Dr. Bram kemudian mengajak Kenan pulang.
"Ayo kita pulang." Ajak Cathlea.
"Kamu sudah selesai?" Tanya Kenan.
"Sudah." Singkat Cathlea.
"Bram gw pulang duluan, sampai jumpa." Pamit Kenan kemudian menggenggam tangan Cathlea keluar dari ruangan Dr.Bram.
Saat di parkiran mereka masuk kedalam mobil kemudian langsung menuju butik.
"Lea, setelah hasil visum keluar, berikan hasilnya pada Jordi." Kenan membuka obrolan.
Cathlea berbalik menatap Kenan.
"Ken, jangan berlebihan! aku mohon berhentilah menghawatirkan aku, aku baik-baik aja, semua bukti kejahatan Hendra sudah aku berikan ke Jordi, termasuk beberapa bukti kekerasan mas Hendra padaku." Kesal Cathlea.
"Aku tidak akan pernah berhenti menghawatirkan mu sebelum kamu menjadi istriku, aku ingin kamu memasang cctv di rumah." Tegas Kenan.
"Tanpa kamu suruh, aku sudah melakukannya. Itu sebabnya aku nggak mau di visum, tapi kamu malah memaksaku." Kesal Cathlea.
"Ternyata kamu masih pintar, tapi cuma sedikit, karena membiarkan mereka melukaimu." Kesal Kenan.
Kenan menghentikan mobilnya setelah sampai di depan Butik, kemudian mengirim pesan ke Aditya agar segera turun ke parkiran.
Cathlea mencoba membuka pintu mobil namun Kenan lebih dulu menguncinya.
"Buka Ken." Kesal Cathlea.
"Aku akan pergi lama, apa kamu tidak ingin memelukku?" Ucap Kenan.
"Tidak!" Tolak Cathlea.
"Baiklah kalo kamu nggak mau, aku yang akan melakukannya." Kenan membuka seat belt nya kemudian memeluk Cathlea.
"Lepas Ken, kita nggak boleh seperti ini?" Tolak Cathlea sambil mendorong tubuh Kenan.
"Baiklah, bagaimana kalo yang ini." Dengan segera Kenan mencium bibir Cathlea dengan lembut semakin lama semakin dalam hingga Cathlea hampir kehabisan nafas.
"Kenapa kamu tidak mengambil nafas?" Kesal Kenan.
"Kamu yang tidak membiarkan aku bernafas." Kesal Cathlea.
Kenan membelai rambut Cathlea
"Aku akan usahakan kembali secepatnya. Jaga diri kamu." Ucap Kenan kemudian membuka pintu mobilnya lalu turun membuka pintu untuk Cathlea.
"Sudah puas boss?" Tanya Aditya di samping belakang mobil.
"Sejak kapan Lo berdiri di situ?" Tanya Kenan.
"Beberapa menit yang lalu." Jawab Aditya.
Cathlea menghentakkan kakinya karena kesal, ia segera masuk kedalam butik tanpa memperdulikan Kenan dan Aditya.
"Dia ngambek bos?" Tanya Aditya.
"Biar aja, ayo kita kekantor." Perintah Kenan.
Mereka masuk ke dalam mobil kemudian melaju menuju kantor. Setelah meeting selesai, Aditya mengantar Kenan menuju bandara tempat jet pribadi Kenan sudah menunggunya.
"Selamat jalan Ken." Ucap Aditya dengan wajah sedih saat berada di depan tangga pesawat.
"Kenapa Lo jadi lebai kayak gini? gw cuma ke Singapore, bukan ke akhirat. Kabari gw jika ada kendala dengan perusahaan." Pesan Kenan kemudian menaiki tangga pesawat.
.
.
.
Bersambung...
Sahabat Author yang baik ❤️
Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏
.