Serra gadis yang masih berusia 19 tahun mempertaruhkan kehormatannya karena hanya sakit hati atas perbuatan sang tunangan yang berselingkuh dengan sahabatnya.
kata-kata sang kekasih yang menyakitinya membuatnya berpikir pendek, tidur dengan pria yang baru dikenalnya malam itu.
Arkan yang menerima tawaran wanita yang sangat menyedihkan itu. Memenuhi permintaan wanita itu karena sebuah persyaratan. Mereka menghabiskan malam bersama tanpa mengenal satu sama lain.
Beberapa tahun kemudian takdir mempertemukan mereka dalam keadaan berbeda. Serra yang mengalami kecelakaan dan membuatnya kehilangan penglihatan.
Harus sering berurusan dengan Arkan karena sebuah kasus.
Bagaimana Arkan harus menghadapi wanita yang pernah tidur dengannya namun wanita itu tidak bisa melihat dan mengenalinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesan misterius
Arkan hanya diam tanpa merespon dan melanjutkan memotong kuku Serra.
" Arkan," panggil Serra lembut.
" Kenapa?"
" Aku masih bisa kuliahan?" tanya Serra.
" Iya, aku tidak melarangmu jika kamu ingin melanjutkan kuliahmu. Asalkan..."
" Asal apa?"
" Dosen yang mengajarimu, harus perempuan," jawab Arkan dengan tegas. Menatap Serra serius.
Mendengar perkataan Arkan terukir senyum lebar di wajah wanita itu.
" Kenapa, harus perempuan?" tanya Serra.
" Aku tidak ingin, jika istriku berduaan dengan laki-laki lain. Aku tidak ingin dia menatap istriku lama-lama," jelas Arkan.
" Kenapa seperti itu, apa cemburu jika aku dekat dengan pria lain?" tanya Serra tutup point membuat Arkan menyunggingkan senyumnya.
" Terserah kau mau menganggap apa, jika kamu melakukannya aku akan menghukummu,"
" Dengan pasal palsumu," sambung Serra, seraya mengejek Arkan.
" Pasal palsu, itu bukan pasal palsu," ucap Arkan meyakinkan.
" Mana ada pasal seperti itu," protes Serra.
" Kalau begitu, aku akan membuatnya, jika kamu melenceng atau berani suka dengan pria lain, maka aku akan menghukummu," jelas Arkan.
" Kamu tidak menyukaiku, terus apa salahnya jika aku suka dengan orang lain," ucap Serra. Membuat Arkan geram.
Serra seperti sengaja memancingnya, perasaannya benar-benar campur aduk.
" Oh jadi kamu ingin membangkang iya," ucap Arkan menggelitik perut Serra.
Serra langsung melonjak kaget, perutnya terasa geli dan berusaha menepis tangan Arkan.
" Arkan, cukup, cukup," ucap Serra merasa geli berusaha menjauhkan tangan Arkan.
Arkan malah tidak peduli dan malah terkekeh melihat Serra menggelinjang menahan kegelian.
Ternyata pemandangan itu, terlihat oleh Suroto dari depan kamar, Arkan memang lupa menutup pintu kamar. Suroto tersenyum lebar yang melihat putrinya tertawa lepas.
" Aku berharap, Arkan bisa membuat Serra terus tersenyum," ucap Suroto penuh harapan dan pergi dengan wajah kegembiraan.
" Arkan cukup," keluh Serra
" Kamu harus berjanji dulu akan mematuhinya, baru aku melepaskannya," ancam Arkan terus menggelitik Serra..
" Ampun,,,, iya aku janji," ucap Serra menyerah.
Arkan tersenyum puas melihat Serra yang dengan mudah mengalah, Arkan memandangi wajah Serra dengan ini, tiba-tiba Arkan melihat Yasmine yang berdiri di depan pintu kamar. Setelah kepergian Suroto Yasmine berada di depan kamar.
Arkan pun menatap sinis Yasmine dan kembali menatap wajah istrinya yang masih tersenyum, Arkan pun memegang ke-2 pipi Serra dan mencium bibirnya. Serra yang kembali menerima ciuman itu memejamkan matanya.
Yasmine mengepal tangannya, melihat kembali perlakuan Arkan yang terlihat sengaja. Dengan kekesalan tingkat dewa Yasmine pun pergi.
Setelah beberapa menit Arkan melepas ciumannya dan melihat istrinya mengatur napasnya. Arkan membelai lembut pipi Serra.
" Jangan pernah membangkang atas apa yang aku katakan," ucap Arkan dengan serius menatap mata Serra penuh arti.
Serra hanya mengangguk pelan, dan tersenyum.
********
Akhirnya Serra dan Arkan pulang dari rumah Suroto, sebelum pulang kerumah, Arkan mengajak Serra berjalan-jalan sebentar.
Malam hari kembali tiba, Serra dan Arkan pun kembali pulang. Serra sedari tadi sudah tertidur, di mobil, mungkin dia kelelahan karena seharian berjalan-jalan.
Mobil Arkan berhenti tepat di depan rumahnya, Arkan sejenak melihat kesamping, melihat istrinya yang pulas tidur, Arkan tersenyum dan keluar dari mobil.
Arkan mengitari mobil dan membukakan pintu mobil di bagian Serra, dengan sangat berhati-hati, Arkan membuka shif belt Serra dan langsung menggendongnya, ala bridal style memasuki rumah.
Serra sama sekali tidak terbangun, dia benar-benar mengantuk sampai tidak sadar suaminya sudah menggendongnya. Arkan memasuki rumahnya, menaiki anak tangga dan langsung menuju kamarnya.
Dengan perlahan Arkan membaringkan tubuh Serra di atas ranjang. Arkan menaiki ranjang dan menutupkan tubuh Serra dengan selimut sampai ke dadanya.
Arkan ikut masuk kedalam selimut, lengannya diselipkannya ke bawah leher Serra. Dia memeringkan tubuhnya agar dengan mudah memandangi wajah istrinya.
Pria itu tidak pernah tidak tersenyum jika tidak melihat wajah istrinya, saat tidur istrinya begitu cantik, sangat menggemaskan, dan lebih menggoda. Arkan Menyinggirkan rambut yang menutupi wajah cantik itu.
Arkan terus memandangi wajah Serra sambil mengusap-ngusap lembut pucuk kepalanya, Serra menggeliat saat merasa ada tangan yang menyentuhnya, Serra langsung memiringkan tubuhnya dan hal hasil memeluk Arkan.
Dengan bersemangat Arkan mempererat pelukannya pada Serra dan mengusap lembut pundak Serra seraya menidurkannya.
Tiba-tiba ponsel Arkan berbunyi, seperti ada notif yang masuk. Tanpa melepas pelukannya dari Serra Arkan meraih sakunya dan melihat ponselnya.
Arkan yang melihat pesan wa, langsung membukanya. Betapa terkejutnya Arkan melihat banyak foto-foto yang masuk. Foto Serra.
Yang lebih terkejutnya Arkan melihat foto dirinya dan Serra berada di depan kamar hotel 807. Ya kamar hotel di mana 3 tahun lalu dia dan Serra menikmati malam bersama.
Sewaktu dia dan Serra tidak saling mengenal.
..." Segala sesuatu akan terungkap"...
Tulisan pesan dari no yang tidak di kenal itu sebagai penutup pesan.
Arkan memegang kuat ponselnya, emosinya seakan naik.
" Siapa yang mengirim ini, berani sekali dia," desis Arkan. Memendam amarah. Rahang kokoh itupun sudah terlihat mengeras.
" Arkan," lirih Serra suara serak.
Serra yang merasa tubuhnya di peluk erat, bangun seketika saat napasnya sesak akibat pelukan Arkan yang terlalu kuat.
" Iya aku di sini," sahut Arkan. Arkan yang sudah tidak fokus meletakkan ponselnya.
" Ada apa?" tanya Serra.
" Aku sesak," jawab Serra. Arkan pun yang sadar telah memeluk terlalu erat tubuh Serra melonggarkan pelukannya.
" Maafkan aku, tidurlah," ucap Arkan mencium pucuk kepala Serra. Serra pun kembali memejamkan matanya.
Dia tidak masalah dengan, pelukan Arkan dia selalu merasa nyaman dan bahkan sudah menjadi candu saat Arkan memeluknya.
Arkan pun mulai memejamkan matanya, meski pikirannya masih fokus pada pesan yang baru masuk tadi. Berani sungguh berani itulah yang ada di pikiran Arkan.
Tidak ada yang tau tentang hubungan itu. Tetapi pengirim pesan misterius itu seakan mengetahui semua hubungannya dengan Serra sebelumnya.
**********
Pagi hari telah kembali. Serra bangun dari tidurnya dan meraba kasur, Serra tidak merasakan jika ada Arkan di atas ranjang Serra juga tidak mendengar ada aktivitas di kamar mandi.
" Jam berapa sekarang, apa Arkan sudah pergi kekantor," gumam Serra tanda tanya.
******
Kantor pengacara.
Pagi-pagi sekali, Arkan memang sudah berangkat ke kantor, dia memang tidak membangunkan Serra, karena masih terlalu pagi.
Arkan memijat kepalanya, Arkan masih memikirkan tentang orang yang mengirimnya pesan. Arkan merasa orang yang mengirimnya pesan adalah sebuah ancaman untuknya. Ya iya memang takut jika pada akhirnya Serra akan mengetahui siapa dirinya.
Dia tidak menyangka jika orang seperti dia akan mendapat ancaman kampungan seperti itu. Di tengah pikirannya yang mondar-mandir di ruangannya, tiba-tiba, Alex dan Roy memasuki ruangannya.
Saat seperti ini Arkan memang membutuhkan 2 orang temannya itu. Meski tidak memiliki sopan santun dan suka ceroboh dalam setiap hal, ke-2 temannya itu selalu berhasil bila melakukan pekerjaan yang di perintahnya.
Roy dan Alex langsung mengambil posisi duduk di sofa, tanpa menunggu perintah dari Arkan. Arkan pun menarik napas, mau setiap hari diingatkan ke-2 temannya itu tidak akan pernah mendengarkan omongannya.
Arkan pun memilih menghampiri Roy dan Alex.
" Kenapa lo panggil kita kemari?" tanya Roy.
Tanpa basa-basi Arkan pun langsung meletakkan ponselnya di atas meja.
" Gue sibuk, cari pengirim pesan itu, secepatnya," ucap Arkan penuh penegasan.
Alex langsung mengambil hanphone Arkan. Dan melihat foto-foto yang dikirim tanpa pengirim tersebut.
" Ini kan Serra," sahut Roy
Arkan menganguk.
" Apa maksudnya dia mengirim ini, dan ini kan foto lo sama Serra," sambung Alex.
Bersambung.....
...Hay para readers jangan lupa....
...😄Follow...
...😄Coment...
...😄Like...
...😄Vote...
...🌹jadiin favorite kalian ya....
...🌹ditunggu komentarnya, kasih saran yang 🌹banyak ya....
...🌹Aku akan up yang banyak kalau kalian terus dukung karya ku🌹...
benar2 ya arkan si maha sempurna
dasar arkan maha sempurna, muak aku dg sifatnya
aku lbh suka klau endingnya serra gk sama arkan lagi, mungkin dg dokter mata serra nanntinya jatuh hati sama pasiennya, itu akn lebih seru daripada sama si arkan yg maha sempurna eh sok sempurna maksudnya 🤭
meinikah bukan karna cinta, tidak mau meninggalkan trus apa masalahmu wahai arkan yg sok sempurna
apa sesusah itu meyakinkan hati,
seenaknya sendiri gk suka dibantah tapi selalu membantah, mana ada orang yg seperti itu
saranku ya serra kamu tinggalin aja arkan diam2 biar tau rasa tuh orang yg maha sempurna 😏